5 | Grand Opening

2.4K 124 0
                                    

Yocelyn POV
​Aku tengah sibuk memeriksa pekerjaanku yang kemarin belum sempat aku selesaikan dan tiba-tiba saja teleponku berdering. Sambil masih terfokus pada kertas-kertas di depanku, aku mengangkat telepon itu.

"Halo," sapaku dengan nada datar.

"Yocelyn!" Seorang perempuan berseru sangat kencang dari seberang sana. Dari suara itu saja aku tahu siapa peneleponnya.

Aku terkekeh kecil. "Ada apa, Lily? Kenapa kau terdengar sebegitu bahagianya, hm?" tanyaku geli.

"Sekarang kau dimana?" tanya Lily.

"Dikantorku, kenapa?" tanyaku balik.

"Kau tidak akan datang ke grand opening AL-Fashion?" tanya Lily lagi.

Kemudian aku melihat kalender kecil di depanku. Ada sebuah lingkaran merah dan sebuah tulisan 'AL-Fashion Grand opening' di tanggal hari ini. "Lily, aku lupa!" seruku sedikit gusar. "Lily, aku sungguh minta maaf. Aku lupa, padahal aku sudah melingkari tanggalnya."

​"Ya, ya. Setahuku kau tidak pernah melihat kalendermu. Bahkan waktu Bulan Maret saja, kalendermu masih terbuka di Bulan Januari," ucap Lily setengah menggerutu.

Aku terkekeh kecil. "Ya, kau benar juga," ucapku. Lily itu memang tahu segala hal tentangku, bahkan sangat detail dan itu bagiku sangat lucu dan geli.

"Jadi, apa kau bisa datang?" tanya Lily. "Acaranya jam 8 nanti."

Aku melihat jam tanganku, sekarang baru jam 7. Tapi aku tidak bisa meninggalkan pekerjaanku begitu saja. Kemarin saja aku terpaksa.

"Lily, aku sungguh ingin datang ke acaranya. Tapi, kurasa aku tidak bisa. Aku sedang mengerjakan proyek baruku, jadi aku tidak bisa meninggalkannya," ucapku dengan penuh sesal.

"Begitu, ya," ucap Lily yang kuyakin dia kecewa, membuatku kini merasa bersalah.

"Kalau aku punya waktu, aku akan kesana kapan-kapan, oke?" ucapku.

"Oke, baiklah," timpal Lily.

"Honey!"

Aku memutar kedua bola mataku jengah saat aku samar-samar mendengar Aaron yang memanggilnya. "Sepertinya Aaron memanggilmu, kututup dulu, ya," ucapku berpamitan.

"Oke, sampai jumpa, Yocelyn!" seru Lily, dan kemudian sambungan kami terputus.

***

Devian POV
​Aku bangun lebih awal daripada biasanya. Aku mandi dan kemudian bersiap-siap untuk pergi ke kantor baruku. Kemarin aku bersenang-senang, tapi mulai hari ini aku akan lebih serius pada pekerjaan di kantor baruku.

​Hari ini adalah hari besar bagiku dan mungkin juga bagi Aaron. Grand opening AL-Fashion akan dilaksanakan pagi ini. Kemarin aku memang sudah masuk ke gedungnya dan kulihat interiornya sangat luar biasa. Seperti kata Aaron sebelumnya, semuanya sudah disiapkan Aaron dan yang harus kulakukan hanyalah pindah ke London dan memimpin perusahaan baru milik Aaron itu.

Setelah semuanya siap, akupun mengemudikan mobilku menuju perusahaan baru yang akan kupimpin. Tak terlalu jauh dari penthouseku, tapi juga tidak dekat. Saat sampai disana, kulihat beberapa karyawan tengah menyiapkan segala hal yang dibutuhkan dalam grand opening ini.

"Selamat pagi," sapaku pada beberapa karyawan di sekitarku dan mereka juga menyapa balik. Kurasa mereka sudah tahu kalau aku yang akan menjadi CEO di perusahaan ini.

Jam 8 pagi. Semuanya sudah siap. Orang-orang penting yang sudah diundang juga sudah datang dan memenuhi area depan perusahaan. Akupun keluar sambil membawa sebuah kertas yang isinya adalah pidato singkat dariku. Kemudian aku berdiri di depan mic yang sudah tersedia. Setelah itu, aku membacakan pidatoku. Setelah selesai dengan pidato singkatku, para tamu bertepuk tangan.

Acara selanjutnya, yaitu pemotongan pita olehku. Aku membawa sebuah gunting besar yang sudah dihiasi sedemikian rupa. Aku menghadap kearah kamera yang sudah ada di depanku sambil tersenyum. Setelah itu, aku memotong pita panjang itu dan dihiasi oleh tepuk tangan meriah bersamaan dengan aku yang dipotret oleh beberapa reporter yang datang. Para tamu memberikanku banyak selamat. Kini, AL-Fashion sudah resmi dibuka.

***

Kini, aku dan para tamu tengah menikmati hidangan yang tersedia di acara. Aku juga terkadang berbicara dengan beberapa tamu yang mengajakku bicara.

​"Hei, Bro!" Seseorang berseru sambil memukul pundakku saat aku tengah mengambil cemilan. Aku berbalik dan yang memanggilku tadi adalah Luke.

"Hei!" seruku menyapanya sambil memeluknya sekilas.

"Selamat, ya," ucap Luke memberikan selamat padaku.

"Terima kasih, dude!" seruku.

"Kapan-kapan kau harus mentraktirku, Dev!" seru Luke.

Aku sedikit tercengang karena Luke yang memanggilku dengan sapaan 'Dev', karena sebelumnya belum pernah ada yang memanggilku dengan sebutan itu. Mereka selalu memanggilku dengan sebutan lengkap. Oh, iya. Aku jadi teringat kalau Yocelyn juga sering memanggilku dengan nama itu. Kini, hanya mereka berdua yang selalu memanggilku dengan nama itu.

Kemudian aku terkekeh kecil. "Oke, kapan-kapan kalau kita sama-sama punya waktu, akan kutraktir minuman," ujarku.

Tepat saat aku dan Luke sedang berbincang banyak, tiba-tiba saja terdapat suara riuh dari arah depan. Aku dan Luke sama-sama menoleh pada sumber suara. Dan tepat saat itulah aku lumayan terkejut. Tak kusangka Andrew Chayton datang.

"Hi!" seru Andrew bersemangat sambil menghampiriku dan Luke. Aku bertanya-tanya dalam hati, apa Andrew nyaman dengan semua mata yang kini mengekorinya sejak tadi ia masuk kesini? Bahkan beberapa dari mereka juga mengambil gambar Andrew secara terang-terangan. Hari ini acara grand opening AL-Fashion atau acara temu sapa Andrew di AL-Fashion?

"Hai," sapa Luke sambil membalas pelukan singkat Andrew, begitupula aku.

"Bagaimana kau bisa kesini?" tanyaku penasaran.

"Ya, tadi aku melihatmu dan Luke dari luar saat aku kebetulan sedang lewat, jadi aku kesini. Rupanya sedang ada acara meriah disini," ujar Andrew.

"Hari ini memang ramai, karena hari ini grand opening perusahaan ini, dan Devian adalah CEO-nya," ucap Luke sambil menepuk bahuku sekali, sedangkan aku hanya tersenyum simpul.

​"Cool! Aku tidak tahu kalau kau adalah CEO baru," ujar Andrew.

​"Ya, begitulah. Tadinya aku di New York, tapi atasanku memindahku kesini dan memberiku tanggung jawab untuk memimpin perusahaan yang baru ini," terangku.

"Itu berarti kau harus mentraktir aku dan Luke kapan-kapan nanti," ujar Andrew.

"Tentu, aku juga sudah membuat janji dengan Luke tadi, kau bisa bergabung dengan kami," timpalku.

"Great idea!" seru Andrew girang. Kemudian ia menengok ke jam tangannya dengan kening yang berkerut. "Kurasa aku tidak bisa lama-lama disini lagi, setelah ini aku masih ada jadwal," ucap Andrew.

​"Aku bisa memakluminya, tak masalah," ucapku.

"Okay. Sampai jumpa, Luke, Devian!" seru Andrew sambil melambaikan tangannya dan berbalik pergi keluar.

"Rupanya kita bisa berteman dengan seorang artis papan atas," ucap Luke setengah bergumam dan daritadi matanya masih saja mengekori kepergian Andrew.

Aku mengangguk setuju pada Luke. "Yeah, I guess so."
——————————————————————————
Tbc.
Wednesday, 31 July 2019

Selamat atas pembukaan kantornyaaa, Devv😘 Gimana rasanya punya temen artis terkenal🤔

First Love - Bachelor Love Story #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang