37 | I Hate Losing

1.1K 61 4
                                    

Andrew duduk termenung di balik kemudinya. Ia masih mengingat betul apa yang ia lihat tadi malam saat ia hendak masuk ke kamar Yocelyn di rumah sakit. Ia melihat semuanya dari awal hingga akhir.

Flashback.
Andrew bersiul-siul di sepanjang lorong rumah sakit sembari memainkan kunci mobilnya di tangan kanannya. Ia tidak mempedulikan tatapan orang-orang yang kini tengah melihatnya sebagai selebriti, karena ia tengah senang dengan membayangkan berduaan dengan Yocelyn malam ini. Apalagi, ia juga sudah membawa beberapa kaset film yang rencananya nanti akan ditonton bersama Yocelyn.

"Andrew?" Tiba-tiba seseorang memanggil namanya dan iapun segera menoleh ke sumber suara.

"Luke!" seru Andrew pada Luke yang tadi memanggilnya.

"Ada apa kesini?" tanya Luke sembari mendekati Andrew.

"Menjenguk Yocelyn," timpal Andrew.

Luke menaikkan satu alisnya. Ia sedikit merasa bersalah pada Andrew yang sepertinya memang ingin bersama Yocelyn malam ini dan itu bisa dilihat dengan berbagai barang bawaan yang Andrew bawa di tangannya.

"Aku tidak yakin apa jam malam masih berlaku," ucap Luke ragu.

"Kalau begitu, beri aku waktu beberapa menit atau 1 jam saja. Bisa, kan?" ucap Andrew dengan sedikit memohon.

Luke tidak tahu harus menjawab apa. Seharusnya dia mematuhi peraturan rumah sakit, karena dia yang membuat peraturan itu sendiri juga. Tapi, kini temannya tengah memohon padanya. Jadi, dia harus berbuat apa?

Disamping itu, di ruangan Yocelyn juga masih ada Devian. Mereka juga pasti sedang berbincang-bincang. Karena Luke juga yakin kalau Devian tengah menenangkan Yocelyn yang kesal karena kepiting saus tiramnya sudah diambil olehnya.

Luke mengangkat tangan kirinya untuk melirik jam tangannya. "Mmm... aku benci untuk mengatakan ini, Andrew. Tapi, sebaiknya kau kembali setelah satu jam," ucapnya.

"Kenapa?" Andrew bertanya.

"Karena jam besuk akan kubuka untukmu dalam satu jam setelah ini," timpal Luke. "Bagaimana kalau kita mengobrol dulu di kafe?" tawar Luke.

Andrew pun mengiyakan tawaran dari Luke. Lagipula dia juga tidak mungkin menunggu satu jam di depan ruangan Yocelyn. Rasanya pasti sangat membosankan.

Akhirnya, setelah satu jam lamanya mereka mengobrol di kafe, Andrew langsung menuju lorong ruangan Yocelyn berada. Bahkan, dia sudah pergi meninggalkan Luke 10 menit lebih awal dari jam semestinya.

Namun, rasa gembiranya saat hendak menemui Yocelyn seakan-akan menjadi sirna dikala ia melihat pemandangan di depannya melalui celah kecil dari pintu ruangan yang ia buka.

Andrew dapat melihat denga jelas, yang ada di depannya, Devian tengah menyelimuti Yocelyn dengan gerakan yang sangat lembut, seakan-akan hanya dengan gerakan kecil saja bisa membangunkan Yocelyn. Namun, bukan disitu yang membuat Andrew tak jadi menghampiri mereka. Melainkan, karena tindakan Devian yang tiba-tiba... mencium kening Yocelyn penuh sayang.


Kerutan dalam di dahi Andrew terlihat semakin jelas dikala otaknya memutar kembali apa yang ia lihat tadi. Serta, genggamannya pada setir mobilnya juga menguat. Seakan-akan ia tengah menahan amarah yang sebentar lagi mungkin akan meluap.

"Aku tidak akan mengalah! Aku benci kalah!" seru Andrew tiba-tiba sambil memukul kecil setir mobilnya. Lalu, tanpa aba-aba lagi, iapun melajukan mobilnya dengan kecepatan yang cukup kencang.

First Love - Bachelor Love Story #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang