"Tak kusangka aku akan kesini lagi," ucap Yocelyn sembari berjalan bersama Devian memasuki Walt Disney World Resort. "Bagaimana kau tahu aku ingin kesini?" tanyanya kemudian.
"Apa yang tidak kutahu tentangmu, hm?" Devian tersenyum bangga sambil menggenggam tangan Yocelyn. "Kau menulisnya sendiri di personal blog-mu, kan? Kalau kau ingin kesini lagi."
"Oh, jadi Mr. Stalker ini berusaha membuatku bangga rupanya, ya," timpal Yocelyn.
Yah, memang benar. Terakhir kali Yocelyn kesini adalah saat ia berumur tujuh tahun dan saat itu ia datang bersama kedua orangtuanya. Namun, waktu seharian yang seharusnya ia habiskan untuk bersenang-senang bersama orangtuanya, justru terbuang karena tiba-tiba saat itu orangtuanya harus melakukan perjalanan bisnis dadakan.
Semenjak saat itu, Yocelyn jarang menghabiskan waktu bersama kedua orangtuanya lagi dikarenakan kesibukan mereka. Alhasil, saat Yocelyn menginjak usia remaja, ia pun menyibukkan dirinya dengan hobi-hobinya di bidang fashion.
"Sekarang mau tak mau kau akan menghabiskan waktu seharian bersamaku, Sweetie," canda Devian.
Yocelyn tertawa. "Tentu saja, Mr. Stalker. Aku terpaksa disini bersamamu, karena aku juga tidak punya kendaraan untuk pulang."
"Banggalah karena aku yang menculikmu," goda Devian yang membuat tawa mereka langsung lepas.
Sementa itu, karena saking gemasnya, Devian memeluk pundak Yocelyn yang dibalas Yocelyn dengan memeluk pinggang Devian. Bagi siapa saja yang melihatnya sekarang pasti merasa iri, karena mereka terlihat seperti pasangan yang sangat serasi di tengah keramaian.
Yocelyn tidak bisa mendeskripsikan betapa senangnya hari ini. Ia tak tahu kalau ternyata Devian mengajaknya kesini. Tentu saja Yocelyn tak menyia-nyiakan kesempatan ini setelah bertahun-tahun lamanya kesenangannya tertunda dulu.
Yocelyn menaiki banyak sekali wahana yang tersedia disana, meskipun harus ada beberapa wahana yang harus memaksa Devian agar mau naik bersamanya, sebut saja seperti roller coaster. Sama seperti Aaron, Devian memang agak tidak suka dengan wahana-wahana yang memacu banyak adrenalin. Berkebalikan dengan Yocelyn dan Lily.
"Yoce, aku tidak tahan lagi!" seru Devian sambil menundukkan badannya dan menggunakan lengan kanannya untuk menyangga badannya yang akan jatuh di sebuah pagar. "Kita sudah naik wahana ini tiga kali, Sayang. Aku tidak kuat lagi. Rasanya sudah hampir mual," lanjutnya sambil melambaikan tangannya dan kemudian menutup mulutnya yang rasanya memang hampir muntah karena menuruti Yocelyn naik roller coaster tiga kali.
"Ya ampun, maafkan aku. Aku tidak sadar kalau ternyata kita sudah menaikinya tiga kali," ucap Yocelyn sambil memeluk lengan Devian dan dengan wajah polos campur khawatirnya.
"Apa? Tidak sadar?" Devian hampir saja berteriak karena tak percaya. Wanitanya ini memang sangat aneh, tapi menggemaskan dan kadang bisa berubah jadi wanita polos.
Yocelyn hanya cengingisan menanggapinya sambil mengangguk kecil. Sementara Devian hanya menepuk jidatnya dan memejamkan matanya sejenak.
"Sekarang kita makan saja bagaimana? Sudah jam satu siang, waktunya kita makan. Kau juga harus mengisi energimu. Setelah itu, baru kita melanjutkan lagi yang lainnya," ucap Yocelyn.
"Ya, kau benar juga, Sayang. Energiku benar-benar sudah hampir habis karena wahana sialan itu. Coba saja kalau kita tetap di kasur dan bermain disana, energiku tidak akan habis secepat ini," timpal Devian sembari berdiri tegap kembali dan menggoda Yocelyn.
Sontak, Yocelyn langsung memukul lengan Devin dengan cukup keras yang langsung membuat Devian meringis menahan sakit. "Kau yang mengajak kesini!" seru Yocelyn tak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love - Bachelor Love Story #2
Romance(COMPLETED) Second series of Bachelor Love Story Yocelyn Willson, seorang CEO perempuan muda perusahaan majalah fashion ternama di Inggris, percaya akan cinta pertama. Pertemuan pertamanya dengan Devian Grissham, laki-laki yang penuh dengan humor, s...