Yocelyn mematutkan dirinya di depan cermin tinggi untuk yang kesekian kalinya. Ia memutar tubuhnya dan melihatnya dari berbagai sudut dengan pandangan meneliti. Bahkan, kerutan di dahinya sampai terlihat.
"Ada apa, honey?" Tanya Devian yang sudah siap dengan tuksedonya. Malam ini mereka akan menghadiri acara amal yang diadakan oleh perusahaan Keluarga Grissham.
"Sepertinya berat badanku bertambah banyak," timpal Yocelyn sambil masih memutar tubuhnya dan menatapnya dari atas hingga bawah.
"Tenang saja, kau akan selaku tetap cantik," ujar Devian sambil memeluk Yocelyn dari belakang dan mengecup kecil belakang telinga Yocelyn.
"Sepertinya gaun ini sudah tidak pas lagi. Bukankah menurutmu begitu?" Tanya Yocelyn sambil memutar tubuhnya menghadap Devian. Suaminya itu pun menatap Yocelyn dengan teliti dari atas hingga bawah.
"Well, kurasa kau memang terlihat lebih berisi daripada beberapa bulan yang lalu," ujar Devian sambil masih menatap tubuh Yocelyn. Kemudian, tatapannya beralih pada kedua mata Yocelyn dan berjalan mendekat sambil mendekap tubuh Yocelyn, kemudian berkata, "Kau jadi lebih seksi."
"Dev, aku sedang tidak ingin bercanda," ujar Yocelyn yang entah kenapa jadi kesal sendiri. "Aku sudah merencakan kalau malam ini aku akan memakai gaun ini, tapi aku justru sekarang terlihat lebih besar," lanjutnya masih merasa kesal.
"Kau punya banyak gaun, Honey. Bahkan, kau punya empat almari besar sendiri di ruangan terpisah untuk gaun-gaunmu itu. Pilih saja lagi tidak masalah, bukan?" ujar Devian berusaha menenangkan Yocelyn.
Yocelyn memilih untuk diam. Ia berpikir, Devian memang tidak mengerti kondisi apapun yang terjadi pada wanita, terlebih saat seorang wanita mengalami peningkatan berat badan.
***
Pada dini hari, Devian dan Yocelyn baru saja pulang dari acara amal. Sesampainya Yocelyn di rumah, dia langsung menuju dapur untuk mencari bahan makanan yang bisa ia masak, karena selama acara tadi Yocelyn tidak menyentuh makanan apapun yang disediakan. Devian sudah menyuruhnya untuk makan walaupun sedikit, tapi Yocelyn benar-benar tidak ingin makan. Alhasil, perutnya keroncongan sekarang.
"Jangan salahkan aku, aku sudah menyuruhmu untuk makan tadi," ujar Devian yang sudah berganti pakaian dengan pakaian tidurnya dan menuju dapur memperhatikan istrinya yang memasak dengan cekatan.
"Diam, Dev." Yocelyn benar-benar tidak ingin diganggu sekarang. Jadi, selama beberapa menit ke depan pun dia hanya berfokus memasak dengan Devian yang menunggunya di meja bar.
Selesai memasak, Yocelyn langsung menyantapnya dengan lahap. Bahkan, Devian yang melihatnya saja merasa geli.
"Honey, bagaimana kalau kita pindah rumah?" Tanya Devian tiba-tiba.
"Memangnya kenapa dengan rumah ini? Aku suka, kok," ujar Yocelyn dengan mulut yang penuh dengan makanan.
"Aku hanya merasa kita harus pindah saja. Apalagi nanti kalau Alex sudah hadir," timpal Devian. Sementara Yocelyn tidak fokus padanya dan hanya menyantap makanannya saja.
"Sebenarnya, pembangunan rumahnya sudah mulai beberapa minggu sebelum kita menikah," ucap Devian tiba-tiba yang langsung membuat Yocelyn tersedak. Devian pun langsung memberikan Yocelyn minum air mineral yang kemudian langsung diminum Yocelyn sampai habis.
"Dev, kau tidak meminta pendapatku?" Yocelyn merasa tidak terima.
"Bagaimana bisa aku menanyakannya kalau rumah itu harusnya jadi hadiah pernikahan kita? Tapi, ternyata gagal karena pembangunannya baru jadi setengah. Tidak mungkin, kan, aku memberikanmu rumah yang hanya setengah jadi," timpal Devian santai. Sementara Yocelyn hanya menggelengkan kepalanya tak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love - Bachelor Love Story #2
Romansa(COMPLETED) Second series of Bachelor Love Story Yocelyn Willson, seorang CEO perempuan muda perusahaan majalah fashion ternama di Inggris, percaya akan cinta pertama. Pertemuan pertamanya dengan Devian Grissham, laki-laki yang penuh dengan humor, s...