18 | Rejected

1.3K 57 0
                                    

​"Bagaimana? Apa enak?" tanya Andrew ditengah kegiatan makan siangnya dengan Yocelyn. Sementara Yocelyn mengangguk menggantikan mulutnya yang masih penuh dengan nasi. Andrew pun tersenyum lebar melihatnya.

"Kalau sudah makan baru bilang enak, padahal belum tentu makan tepat waktu," ucap Andrew geli. "Makan saja lahap begitu," ucapnya lagi sambil menyeka sudut bibir Yocelyn yang terkena kecap.

"Terima kasih," ucap Yocelyn terkekeh.

"Terima kasihnya nanti saja, habiskan dulu makananmu. Setelah itu, nanti kuajak ke suatu tempat," ucap Andrew.

Yocelyn mengernyit. "Kemana?" tanyanya penasaran.

"Nanti juga kau tahu," timpal Andrew misterius.

"Lalu bagaimana dengan pekerjaanku? Kukira kau akan langsung mengantarku ke kantor setelah ini," ujar Yocelyn sedikit tidak setuju dengan rencana Andrew yang ingin mengajaknya pergi setelah ini.

Andrew tersenyum. "Tidak akan lama. Aku juga tidak akan mengajakmu pergi keluar kota," timpalnya.

Yocelyn terdiam sejenak sambil berpikir. Kemudian ia mengangguk menerima ajakan Andrew. "Baiklah. Hitung-hitung sebagai jeda istirahat," ucap Yocelyn.

Andrew tersenyum senang. "Good girl."

***

Setelah memarkirkan mobilnya, Andrew turun dari mobilnya dan kemudian berjalan berdampingan bersama dengan Yocelyn, memasuki sebuah kawasan taman kota. Sesuai dengan ucapan Andrew tadi, mereka memang pergi ke tempat yang tak jauh.

Mereka pun duduk di kursi panjang yang ada di bawah pohon rindang. Mereka sama-sama menatap lurus ke depan, menikmati udara siang itu sembari menikmati pemandangan anak-anak yang bermain dengan anjing mereka.

"Bagaimana?" tanya Andrew tiba-tiba.

Yocelyn menoleh tak mengerti. "Bagaimana apanya?" tanyanya.

"Apa kau suka disini?" tanya Andrew lagi.

Yocelyn pun memalingkan wajahnya dan menatap ke sekitarnya. "Aku suka," ucapnya sambil mengangguk. "Tapi kukira kau akan mengajakku ke tampat bermain. Ternyata ke taman kota," ucapnya lagi.

Andrew terkekeh. "Maafkan aku. Itu karena aku sudah berjanji untuk tidak menyita banyak waktumu, kan?" ujar Andrew.

"Tak apa. Aku juga sudah bosan ke taman bermain. Rasanya sudah lama sekali aku tak datang kesini," ujar Yocelyn.

"Baguslah kalau kau suka," ucap Andrew lega.

Hingga beberapa saat, mereka sama-sama dilanda kesunyian. Yocelyn tak berkata apapun, melainkan menikmati pemandangan di sekitarnya. Namun, Andrew sedari tadi hanya melirik pada Yocelyn beberapa kali, mencuri pandang. Ia seperti tengah menyiapkan sesuatu dan ia membutuhkan mental yang kuat dan berani untuk itu. Dan rasanya mental yang ia siapkan kini lebih susah disiapkan daripada mental untuk maju ke panggung dan mementaskan drama.

"Yocelyn," panggil Andrew berikutnya.

"Hm?" tanya Yocelyn sambil menoleh pada Andrew.

"Ada yang ingin kusampaikan padamu," ucap Andrew.

"Apa?" tanya Yocelyn penuh antusias.

Namun, Andrew tak kunjung bicara dan Yocelyn masih menunggu apa yang akan Andrew katakan setelah ini. Dan pada akhirnya, Andrew pun menatap lurus-lurus manik mata Yocelyn yang sudah beberapa hari ini membiusnya.

"Yocelyn," panggil Andrew. "Aku tahu kau memang tidak menanti ini dan mungkin kau tidak suka. Tapi aku sangat menantikan momen ini," ucapnya yang membuat Yocelyn semakin tak mengerti.

First Love - Bachelor Love Story #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang