10 | Devian's Plan

1.8K 90 0
                                    

Devian POV
Tak terasa hari sudah berlalu. Dari kemarin yang seharian aku mengurus masalah Yocelyn dan Andrew untuk mencari jalan keluarnya, hingga sekarang yang waktunya untuk beraksi bersama mereka.

Kini aku sudah berada di bangunan apartemen Yocelyn untuk menjemput Yocelyn. Ia sudah kuberitahu, jadi sesaat setelah aku mengirim pesan, ia langsung keluar dari apartemennya dan kemudian menuju mobilku.

"Aku harap caramu ini memang tidak gila seperti Aaron, dan juga akan berhasil," ujar Yocelyn sambil menghela napasnya sedikit kasar.

Aku tersenyum geli. "Trust me and everything will be OK," ucapku sambil melajukan mobilku.

"Itu bukan lirik lagu, kan?" tanyaYocelyn tiba-tiba. Aku menoleh menatapnya sekilas dan kemudian tertawa kecil, tapi aku tak menjawab pertanyaannya itu.

Hanya butuh 15 menit bagiku untuk sampai di tempat tujuan kami. Setelah memarkirkan mobilku, aku dan Yocelyn masuk ke sebuah café dimana disana sudah ada Luke dan Andrew yang duduk berhadapan. Aku dan Yocelyn pun menghampiri mereka.

"Hi, maaf kami terlambat," ucapku dan aku hendak duduk di samping Andrew. Namun tiba-tiba saja Yocelyn menarik kemejaku dengan gerakan yang pelan, membuatku mendonga padanya.

"Apa... aku bisa duduk disampingmu saja?" tanya Yocelyn dengan nada sedikit takut dan juga memohon.

Aku cukup terkejut karena permintaannya yang mendadak ini. Tapi akupun  tetap menurutinya. Akhirnya aku duduk di samping Yocelyn yang duduk di samping jendela, sementara Luke duduk dengan Andrew yang berhadapan dengan Yocelyn.

"Jadi, apa selanjutnya?" tanya Luke.

"Kita harus bicara senormal mungkin bersama yang lainnya," timpalku.

"Kuharap rencanamu ini berhasil, kawan," ucap Andrew dan aku hanya tersenyum sambil mengangguk kecil padanya.

Rencanaku ini adalah rencana yang bertujuan memberikan bukti pada media bahwa Yocelyn dan Andrew hanyalah teman biasa dengan memanfaatkanku dan Luke. Di rencanaku ini, aku dan Andrew sudah menyiapkan seorang fotografer bayaran Andrew agar bisa memotret mereka dengan sudut pandang yang pas.

"Aku tidak tahu apa yang harus kukatakan sekarang," ucap Yocelyn tiba-tiba. Aku bisa merasakan dia yang sedang gugup sekarang, padahal aku sudah menjelaskan alur rencanaku padanya.

"Just relax," ucapku. "Biasanya kau juga punya banyak topik untuk dimuntahkan," ucapku asal.

"Dibicarakan, Devian. Bukan dimuntahkan," ucap Yocelyn sedikit tajam.

"Jadi... kalian teman dekat?" tanya Andrew tiba-tiba.

"Yeah, kami—"

"Not very close." Yocelyn tiba-tiba menyelaku dan berucap dengan penuh penekanan. Aku hanya bisa menatapnya tak percaya, ada apa sebenarnya dengan perempuan ini? Moodnya bisa berubah dengan sangat cepat dan drastis.

"Dulu mereka sama-sama bertemu di New York," ucap Luke kemudian dan Andrew mengangguk mengerti.

"Apa tidak ada topik yang lainnya?" tanya Yocelyn tiba-tiba sambil menyesap es cappuccino-nya.

"Seperti apa?" tanya Andrew balik.

"Ya, intinya... yang lainnya," timpal Yocelyn.

"Kalian tahu?" tanya Luke tiba-tiba. Aku dan yang lainnya pun kini menatap Luke hendak menyimak. "Semua ini mengingatkanku pada Aaron dan Lily," ujar Luke.

"Ya, aku juga tak menyangkanya," ujarku dengan geli.

"Siapa mereka?" tanya Andrew.

"Mereka teman kami bertiga," timpalku sambil menunjuk Yocelyn dan Luke bergantian. "Spesifiknya, Aaron adalah teman dekatku. Yocelyn teman dekat Lily, dan juga Lily adalah cinta pertama Luke yang tak terbalas," ucapku lagi.

Sontak, Luke langsung melempariku beberapa kentang goreng disaat yang laimmya tertawa. "Itu privasi, dude!" seru Luke kesal.

"Oh, I don't think so, Luke," ucap Yocelyn geli.

"Jadi... apa yang terjadi denga mereka?" tanya Andrew masih penasaran

"Aaron adalah CEO yang terkenal se-New York. Dia dan Lily tertangkap kamera tengah bermesraan, padahal semua itu salah. Dan kurasa itu kesalahan Aaron, sih," ucapku. "Akhirnya mereka terjerat skandal bersama. Tapi, Aaron menyelesaikan masalahnya dengan menjadikan Lily kekasihnya," lanjutku.

"Lalu?" tanya Andrew sedikit tak sabaran.

"Lalu... setelah berbagai macam masalah, sekarang mereka justru menjadi sepasang kekasih," jelasku.

"Kuakui, cara Aaron yang seperti itu sangat salah. Dan aku memujimu karena tidak membuat Yocelyn seperti Lily, dude!" seru Luke kemudian.

"Yeah, kuakui Devian lebih pintar dari Aaron," ujar Yocelyn setuju.

"Ya, kurasa begitu," ucap Andrew sambil terkekeh.

"Aku tahu itu. Karena menurutku, cara seperti Aaron itu bisa jadi membuat semuanya menjadi lebih runyam," ujarku. "Tapi kalian tahu?" tanyaku kemudian dan merekapun menatapku dalam diam sambil memakan kentang goreng. "Sebenarnya bukan ini rencana asliku," ujarku kemudian.

"Lalu apa?" tanya Andrew penasaran.

"Aku mencoba meyakinkan media kalau Yocelyn bukan kekasihmu, melainkan dia sudah punya kekasih lain," timpalku.

"Dan siapa tepatnya dia?" tanya Luke.

"Aku," jawabku cepat.

Yocelyn POV
"Uhuk, uhuk." Aku tersedak kentang gorengku dengan sedikit keras, rasanya sakit sekali dadaku. Dan ini semua karena Devian yang bicara asal seperti tadi.

"Apa kau baik-baik saja?" tanya Devian sambil menepuk bahuku beberapa kali.

"Tidak, thanks to you," jawabku dengan suara yang aneh akibat tersedak tadi. "Kau gila, ya? Untung saja kita tidak pakai rencana bodohmu tadi itu," ujarku dengan kesal pada Devian.

"Hei, jangan salahkan aku. Berterima kasihlah karena sudah kuganti," ujar Devian tifak terima disalahkan.

"Ya, terima kasih," sarkasku.

Apa Devian sedang tidak berpikir dengan jernih saat mengatakannya? Apa dia sedang mabuk? Jujur, aku sangat terkejut tadi. Diriku yang lain merasa kesal. Tapi diriku yang lain merasa kecewa karena, kenapa dia mengubah rencananya? Oh, jangan bilang aku sedang berharap padanya!

"Lalu, kenapa kau ganti rencanamu?" tanya Andrew penasaran.

"Karena aku tahu reaksinya akan begini," timpal Devian.

Salah! Itu salah! Justru setelah mendengarnya barusan aku jadi kecewa, bodoh!

Setelah kejadian barusan, kami melanjutkan acara bincang-bincang kami. Tapi aku tak bisa menikmatinya seperti tadi. Aku masih sedikit berpikir, apa Devian benar-benar hanya menganggapku sebatas temannya saja?

***

Esoknya, pagi-pagi sekali aku melihat acara gosip yang biasa kutonton. Tentu saja aku menonton acara konferensi pers yang Andrew adakan.

Aku tersenyum dikala aku mendengar kabar baik sekaligus menyenangkan. Di acara kinferensi pers itu, Andrew sudah meluruskan semuanya kalau kami hanyalah teman biasa. Para media juga sudah menyebarkan foto-foto kemarin dimana aku, Devian, Andrew, dan Luke tengah berbincang bersama di café, dengan headline yang mengatakan kalau kami benar-benar hanya sebatas teman.

Rencana Devian ini berhasil. Oh, aku rasanya ingin memeluknya seperti saat aku memeluknya saat itu. Ya, tempo hari aku memeluknya karena aku merindukannya. Tapi pelukan ini berarti aku sangat senang karena sudah mempercayainya, hingga rencana ini berhasil. Kini, masalah pun terselesaikan.
——————————————————————————
Tbc.
Friday, 6 September 2019

First Love - Bachelor Love Story #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang