2. Pengecut

1.3K 80 5
                                    

Sejatinya, tidak ada orang yang sempurna. Dan uang, bukanlah ramuan pendatang kebahagian.

---

Keesokan harinya, Gege sudah mulai resah. Akankan Wildan melakukan sesuatu kepadanya?

Kemarin setelah pulang sekolah, Tari menelpon Gege, menjelaskan bahwa Gege dalam keadaan bahaya. Wildan punya segalanya jika dibandingkan dengan Gege, Gege jauh telak.

Melihat geng Basupati yang memasuki gerbang sekolah, membuat dada Gege semakin degdegan.

Wildan bisa saja meneluarkan Gege dari sekolah ini. Keluarga Wildan terkenal akan kesuksesannya dalam berbisnis.

Gege mempercepat langkahnya, Wildan juga mempercepat langkahnya. "Takut sama gue? Gue belum ngapa-ngalain lo," Wildan tertawa

Gege tetap tidak mempedulikan Wildan. "Ingat Ge, Wildan bisa ngelakuin apa saja. Sabar," batin Gege

Setelah sampai di kelas, kursinya hilang dan mejanya penuh dengan coretan, 'Gue anak miskin yang ngak tau diri'

Tiba-tiba seseorang masuk di kelas Gege. "Kenapa? Kursinya hilang?" Wildan maju mendekati Gege

"Santai. Ada kok diluar buat pajangan, soalnya ada tulisan 'aku Gege si murahan'" Wildan semakin mendekati Gege, membuat Gege yang sudah bersandar di dinding  menjadi takut. Wajah Wildan sangatlah menakutkan.

"Kenapa? Takut gue apa-apain lo?" Wildan tertawa, "Cih, lo ngak selevel sama gue," Wildan menggunci badan Gege dengan menaikkan kedua tangannya disamping tubuh Gege. "Kemarin sok jagoan, sekarang diam. Penecut!" Wildan segera pergi dari kelas Gege.

Hari ini, terasa berat bagi Gege, mengambil kursinya yang menjadi pajangan di taman. Menghapus tulisan yang ada di meja dan kursinya, terlebih Tari yang tidak masuk sekolah tanpa keterangan. Biasanya Tari akan mengirimi Gege pesan tetapi, sampai sekarang, jam istirahat pesan Tari belum juga masuk.

"Ah Tari, ngak asyik ah." keluh Gege yang sedang menatap hpnya. Pesan yang Gege kirim ke Tari tercentang dua abu-abu namun, tidak pernah berubah menjadi biru.

"Eh ada anak yang sok jago nih," ujar seseorang di belakang Gege

"Sok cantik pula," sambungnya, ia langsung duduk di hadapan Gege.

Namanya Gisel Adelia, orang yang sombong, suka pamer, suka membully dan suka semena-mena dengan orang miskin.

Tanpa Gege kira, Gisel segera menjambak rambut Gege. "Ngak usah sok cantik. Lo mau sama Wildan?  Cermin bos, cermin, lo ngak pantes."

"Lepasin, sakit. Gue ngak suka sama Wildan." Gege menahan sakit dikepalanya

Geng Basupati yang baru saja masuk kantin Bu Cici segera mendekati meja Gege dan Gisel. Hari ini katin Bu Sri masih tutup.

Wildan tersenyum.

"Alah," Gisel menghempaskan kepala Gege. "Lo udah tau miskin, masih aja suka ngeles. Lo kira gue ngak liat waktu lo di kelas tadi sama Wildan Hah?" Kini bukan lagi rambut yang Gisel jambak melainkan teh panas milik Gladys salah satu anggota Geng 4G.

"Aw panas," mata Gege sudah mengeluarkan cairan bening. Baru saja Gege hendek berdiri untuk pergi ke UKS,  Wildan menahan tangannya.

"Gue ngak akan lepasin. Sampai tangan lo bengkak dan memerah di hadapan gue,"

"Dan yang lain bubarrr." perintahnya.

***

Gege tidak masuk pelajaran Bu Nesa guru bahasa Indonesia,  dengan alasan sakit.

Gege tidak berada di UKS melainkan ada di gudang, basecamp anak Basupati. Di dalam gudang hanya ada Gege dan Wildan, anak Basupati yang lain sedang mengikuti pelajaran.

"Gue udah bilang, jangan berani-berani sama gue, tapi lo malah permalukan gue didepan banyak orang," Wildan menendang kursi yang ada di hadapan Gege

"Ngak usah nangis, gua ngak suka liat air mata kebohongan."

Gege semakin menangis. Selama ini, Gege tidak pernah dibentak. Wildan emosi melihat Gege yang semakin mengekuarkan air mata, Wildan menarik dagu Gege keras. "Lo tau, gue benci sama lo dan semua yang berkaitan dengan lo. Ingat,ini belum seberapa."

Kepala Gege berdenyut sangat kuat. Penglihatannya sudah berkunang-kunang. Tangannya masih nyeri dan sakit, Gege tidak memberi salep ke tangannya karena Wildan melarangnya. Gege sudah tidak bertenaga.

Dengan keberanian Gege memanggil Wildan. "Ildan," panggilnya dengan suara serak yang hampir tidak terdengar.

Wildan menoleh ke Gege. Dilihatnya Gege yang sudah sangat lemah.

"A-Aku minta ma ... af, sama ka.. " belum menyelesaikan perkataannya Gege sudah tidak sadarkan diri.

Wildan tidak peduli, Wildan malah mengunci Gege didalam gudang sendirian.

****

AN
Hallo kawan-kawan, makasih udah meluangkan waktu untuk membaca cerita ini, kalau ada yang kurang maaf yah, masih belajar.
.
Jangan lupa vote dan komen, ngasih kritik dan saran juga ngak apa-apa.
.
Jangan nilai ceritanya terlalu cepat, ikuti terus kisahnya yah Be.

Salam manis
GebbiiMersa

Wildan GenayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang