36. Kemarahan Wildan

825 69 28
                                    



Jam istirahat tadi, kepala Gege sudah mendingan. Dan sekarang pulang sekolah, Gege, Tari dan Yolanda akan pulang bareng untuk kerumah Gege.

Mereka sudah ada di parkiran, hari ini Yoland membawa mobil. Baru saja Gege ingin masuk tiba-tiba tangannya ditarik oleh Wildan. Mau tidak mau, Tari dan Yolanda yang sudah berada  dalam mobil pun keluar lagi.

"Aku antar kamu pulang," ujar Wildan tanpa basa-basi.

"Kamu sehat?" tanya Gege heran.

"Ha?"

"Lepasin. Aku mau pulang sama mereka."

"Lepasin aja Wil," saran Gibran.

"Gue mau antar dia Gib," balas Wildan.

"Mau kamu apasih Wil? Kemarin ngak mau putus, ngak mau lepasin aku. Terus ngatain aku nggak tau diri, ngak tau malu. Cewek pertama yang berani nampar muka keren kamu. Cewek yang sok, yang caper, terus sekarang kamu mau antar aku pulang? Bajingan banget kamu Wil, bajingan kyak banci ngak ada gantlemennya," kesal Gege. Iya mengeluarkan unek-unek dihatinya.

"Ge itu cuma sandiwara. Aku sama Gisel ngak ada hubungan apapun,"

"Itu terus yang lo bilang Wil. Lo meluk Gisel, mengang tangannya dan masih banyak lagi,  dan lo selalu bilang sandiwaralah, dengerin penjelasan guelah, ngak seperti yang lo kiralah." Yolanda mulai angkat bicara, dan mulai mengeluarkan unek-unek hatinya juga.

"Gege ngak sebodoh itu Wil. Jadi stop." Tari juga ikut andil tidak mau ketinggalan momen yang bisa mengeluarkan segala isi hatinya. " Iya lo keren, terkenal, kaya tapi lo ngak bisa kendalikan diri lo, rasa lo dan semua yang ko pegang. Lo gini karena nenek lo? Kalau lo ngak suka Gisel, tinggalin. Kejar yang lo suka. Gue kasih tau, nenek lo pernah datang ke Gege bawa uang yang banyak buat jauhin lo sama Gege. Gue tau, lo punya banyak uang tapi cinta yang tulus, kasih sayang yang tulus dan rasa nyaman dengan ketulusan ngak bisa lo beli pake uang," jelas Tari panjang lebar.

Anak Basupati hanya diam menonton, ingin melihat seberapa jago bos mereka mengahadapi dunia perbucinannya.

"Gue cinta sama lo Gena," ujar Wildan pelan.

"Gue kamarin cuma mau tes, lo cemburu atau ngak."

"Mau tes kamu bilang?"

Wildan mengangguk.

"Jadi, kamu anggap aku apa dalam semesta kamu?" tanya Gege dengan suara yang bergetar.

"Sampah? Yang bisa lo buang? " tanya Tari

"Boneka yang bisa lo mainin?" tanya Yolanda.

"Udah Ge. Ayok pulang," ujar Tari.

---

Sedari tadi Gisel mendengarkan pembicaraan mereka. Ingin sekali rasanya Gisek membunuh Gege. "Girls, kita pulang." ujarnya ke geng 4g.

Rumah Wildan sedang kosong hanya ada pembantu. Gisel hapal akan jadwan kepulangan orang tua Wildan dan hafal jadwal  kedatang keluarga Brata. Dan hari ini, jadwal orang tua Wildan pulang cepat dan jadwal keluarga Brata kerumah Wildan

Mendengar suara motor Wildan, Gisel segera memperbaiki dirinya. "Udah pulang Wil, mau kubuatin apa?" tanya Gisel saat Wildan sudah masuk di pintu.

"Gue enek sama lo Sel. Lo bukan tipe gue. Gue ngak suka sama lo. Dan ngak akan pernah suk sama lo. Enyah Lo dari kehidupan gue. Mati sekalian."

"Wildan!" teriak nenek Larasati.

"Apa lagi Nek? Apa yang kalian banggakan dari dia? Cantik? Kalah sama Gege. Baik? Kalah sama Gege? Karena kaya? Kita udah kaya gak butuh kekayaan mereka lagi. Keluarganya terhormat? Keluarga Gege jauh lebih terhormat." Sudah cukup. Wildan muak dengan semua ini.

"Kalian tau, Gege udah marah sama aku. Dia pergi Nek. Gara-gara siapa? Kalian. Aku juga berhak bahagia dan bahagiaku adalah dia. "

"Mau keluarin aku dari kartu keluarga? Silahkan. Akan kuceritakan ke semua orang betapa jeleknya keluarga kalian."

"Wildan," panggil mama Wildan

"Apa Ma? Aku kurang ajar? Emang aku pernah kalian didik? Sudahlah. Aku muak dan lo," Wildan menunjuk muka Gisel. "Lo ngak bakalan bisa dapetin gue. Gue lebih mending mati dari pada harus sama lo, entah pacaran atau tunangan. Sampai disini lo tau, betapa menjijikannya lo dimata gue sampai-sampai gue rela mati? Kalau belum lo emang orang tertolol yang gue kenal Sel."

Wildan meninggalkan mereka semua ke kamarnya.

Gisel langsung pamit ke orang tua Wildan, nenek dan kakek Wildan.

Tujuan Gisel adalah Gege. Jam-jam begini adalah jadwal Gege kerja, dan semoga saja Gege hari ini kerja tidak lagi bercanda gurau dengan sahabatnya.

Melihat Gege yang baru turun dari ojek di depan gang, membuat Gisel tersenyum puas. Didekat gudang tanpa pintu, Gisel langsung memukul belakang kepala Gege dengan Kayu. Gisel menyeret Gege masuk kedalam gudang. "Gue mau lo mati Ge," 

Belakang kepala Gege sangatlah sakit. Ia hanya meringis dan memeluk dirinya sendiri. Gisel menempar Gege. " Lo salah main-main sama gue, ini belum seberapa Ge. Gua mau lo mati. Tapi bukan ditangan gue. " ujar Gisel dan pergi setelah memastikan Gege sudah benar-benar tidak sadarkan diri.

Yolanda dan Tari kembali ke cafe tempat Gege bekerja setelah menyadari ponsel Yolanda di Gege. Mau tidak mau, Yolanda ke cafe keluarganya lagi. Tetapi Gege sudah pulang. Merekapun menyusul Gege kerumahnya.

Tetapi, di dekat gudang tanpa pintu itu, ada tas Gege yang jatuh. Tari segara turun dan mengikuti jejak yang seperti ada sesuatu yang diseret masuk kedalam gudang.

Mereka berdua masuk. "Aaakkkkh," teriak mereka. Yolanda langsung lemas melihat keadaan Gege. Sementara Tari menelpon Rey.

---

Sejujurnya, aku udah bikin beberapa part tapi kehapuss pas konflik, bikin badmood parah.

Jangan lupa vote dan comen.

Makasii udah mau baca cerita kegajeanku🌻

Wildan GenayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang