Setalah mereka menonton, Wildan dan Gege pergi ke zona bermain. Hari ini Gege sangatlah bahagia, bermain seperti anak kecil tanpa beban pikiran.
Bukan hanya bermain di zona bermain, Wildan juga mengajak Gege untuk membeli novel sebanyak yang Gege mau, Gege awalnya menolak,tetapi di ancam Wildan, mau tidak mau Gege mengambil novel terbitan dari wattpad dan tidak tanggung-tanggung Gege mengambil enam novel sekeligus.
"Mau beli baju?" tawar Wildan.
"Ngak. Ngak usah,"
"Kamu takut aku bilangin kamu matre?" tanya Wildan membuat Gege menunduk.
"Kamu ngak pernah minta,aku yang ngasih," ujar Wildan
Tanpa menunggu persetujuan Gege, Wildan membawa Gege ke toko baju, disana Wildan hanya duduk diam menunggu Gege keluar dari ruang ganti.
"Gimana?" tanya Gege
"Ngak cocok, ganti."
Gege dengan cemberut masuk ke ruang ganti lagi. Beberapa menit kemudian,keluar lagi. "Yang ini?" tanya Gege.
"Ganti,"
"Wil, udah belasan kali aku ganti Wil," keluh Gege.
"Yaudah itu aja. Kamu selalu cantik dengan baju apa saja," puji Wildan.
"Terus kenapa kamu suruh aku ganti terus?" tanya Gege kesal.
"Mau aja," jawab Wildan singkat.
"Ih ngeselin banget sih kamu," Gege menghentakkan kakinya
"Iya aku juga selalu sayang kamu,"
"Bodo amat," ujar Gege meninggalkan Gege.
Wildan tersenyum melihat tingkah Gege. Hari sudah mulai gelap. Wildan dan Gege sudah menghabiskan waktu berdua, nonton, makan, bermain,belanja buku, baju,celana dan juga sepatu.
"Banyak banget Wil belanjaannya," ujar Gege menatap belanjaan mereka yang baru saja Wildan masukkan di bagasi mobil.
"Kasihan uang kamu," lanjutnya.
"Kebahagiaan aku itu ada sama kamu. Demi kesenangan untuk aku, aku harus buat kamu bahagia. Sampai disini paham?" tanya Wildan , Gege mengangguk pelan.
"Ayok pulang,"
Diatas mobil, Gege terus saja bercerita kalau hari ini ia begitu senang. Hari ini mereka banyak melakukan hal konyol sala satunya, turun ditangga lift untuk naik.
"Yah sampai," ujar Gege tidak rela.
"Masih ada besok sayang," Wildan mengecup kening Gege.
"Suka banget nyium jidad," ujar Gege
"Sebagai bentuk kasih sayang aku," jawab Wildan.
---
"Hey bro, lama banget," sapa Alki saya Wildan baru saja masuk ke dala cafe.
Yah, setalah Wildan mengantar tuan putrinya, Wildan ke cafe tempat anak Basupati biasa berkumpul.
"Namanya juga lagi kasmaran," ujar Azriel.
"Udah, mau pesan apa kalian? Gue yang pergi pesan nih," ujar Gibran yang sudah berdiri.
"Tulis dulu goblok, lu mau nyebutin satu-satu?" Tanya Riziq ngegas.
"Santuy kakek," ujar Gara membela Gibran.
Setelah mereka semua menulis pesanan mereka, Gibran beranjak untuk memberi kertasnya ke pelayan.
Biasanya memang pelan yang akan datang mengambil pesanan. Karena pengunjung cafe malam ini ramai, jadi terpaksa Gibran yang turun tangan.
Dua puluh menit kemudian pesanan mereka baru datang.
"Busett lama banget," ujar Fariz yang sudah kehausan dari tadi.
"Lu ngak liat reme disini? Tuh banyak cogan dan cecan di sini," ujar Alki.
"Mulai lagi," Aldo menepuk keningnya.
"Kenapa sih pangeran Wildan diam aja," Alki memperhatikan Wildan.
"Emang biasa dia cerewat sama kita? Kagak kan?" ujar Aldo.
"Mikiran apa?" tanya Azriel.
"Gege?" tebak Riziq
Wildan menelan salivnya.
"Iya." Jawaban yang sudah diduga oleh anak Basupati.
"Soal renacana itu atau perasaan lo?" tanya Riziq lagi.
"Dua-duanya," jawab Wildan.
"Ngomong tuh ye panjangin. Biar kita nih paham. Lu ngomong kayak mau ditagih aja," kesal Alki
"Perjanjian yang kita bikin? Yang lo cuma mau main-main Gege?" Tanya Fariz.
"Yah. Gue emang cuma main Gege. Cuma mau buat dia sakit hati, cewek yang berani buat gue malu depan banyak orang. Gue benci sama dia,"
Brak!
Bagas memukul meja cafe. Membuat orang yang didekatnya terkejut dan mereka manjadi pusat perhatian beberapa detik.
"Nah gitu, ngomong panjang biar kita ngerti," ujar Bagas.
"Dan Lo cuma mau bilang gitu sampai mukul meja?" Atanya Azriel dingin.
"Sort bang, refleks."
"Lanjut Wil," suruh Fariz.
"Bentar, gue mau rekam pengakuan lo," ujar Fariz kemudian mengambil ponselnya yang diletakkan ditengah meja.
Itu adalah salah satu aturan dalam Basupati, jika nongkrong dicafe, maka semua ponsel diletakkan ditengah meja. Agar mereka lebih fokus dan mereka bisa rasakan ngumpul tanpa ponsel dan sensaninya sangat luar biasa. Hahaha.
"Mulai," suruh Fariz lagi.
"Tapi itu dulu, sekarang gue udah jatuh cinta sama dia. Gue sayang sama dia. Gue takut dia pergi ninggalin gue, gue mau buat di bahagi terus. Karena renacana hidup gue selanjutnya ada di dia," Wildan menghela nafas panjang.
"Gue berusaha buat batalin tunangan gue dengan Gisel, gue berusaha biar gue dan Gege bisa hidup selamanya, gue cinta sama Genaya," ujar Wildan begitu lemah.
Anak Basupati yang lainnya menjadi prihatin. "Yang pintar bisa oon dan yang kuat bisa lemah, cuma karena cinta," ujar Aldo puitis.
"Lo jujur sama dia Wil, dari awal sampai lo beneran sayang sama dia," saran Bagas
"Wil, dalam hubungan itu ada tiga yang penting dan salah satunya harus saling jujur, lo harus jujur sama Gege," saran Alki.
Mereka semua mulai mengeluarkan saran dan menghibur Wildan tanpa mereka ketahui sedari tadi, ada yang merekam pembicaraan mereka dari awal .
---
Ayooooo siapa?
Jangan bosan-bosan baca Wildan Genaya.Vote dan comen.
Pelit amat sih ya ampun....
KAMU SEDANG MEMBACA
Wildan Genaya
Novela JuvenilJika penderitaan yang kau liat, bukankah aku sudah cukup menderita bersamamu? Bukankah penderitaanku adalah hal kebahagiaanmu? Lantas apalagi? Hatiku sudah kau genggam terlebih ragaku yang sudah menjadi milikmu. Terima kasih atas luka dan asa yang...