24. Bersama

773 43 2
                                    


Hal yang paling aku takutkan sekarang adalah perpisahan. Ku harap, kita mampu melewati masalah bersama-sama.

---

Wildan tidak main-main dengan ucapannya, ia menemani Gege yang sedang ship malam. Wildan memanggil anak Basupati ke cafe Artha untuk sekedar nongkrong sekaligus melihat Gege bekerja di hari pertama.

"Gini yah orang yang ngak kenal cinta terus jatuh cinta, ribet." keluh Gibran, sebenarnya Gibran lagi rebahan santuy dikasurnya tetapi ada panggilan dari sang ketua, Gibran kira ada apa ternyata hanya menemani Wildan yang sedang menemani Gege bekerja.

"Udah Gib, ngak usah mancing." Azriel memberitahu.

"Lo udah jatuh cintakan sama dia? Kalau lo ngaku ngak, lo munafik." ujar Fariz menohok hati Wildan.

"Ngak usah bahas itu dulu bisa ngak?" tanya Wildan ketus.

"Kalau lo jatuh cinta sama dia, Azriel ngak akan minjem motor cross kesayangan lo itu lok, kami juga ngak minta hal yang berlebihan selain pajak jadian, yaitu makan-makan." jelas Aldo

"Kami disini, cuma mau buat lo sadar, kalau sebenarnya lo suka sama Gege. Makanya kami tantang," jelas Fariz juga.

"Kita disini, saudara, keluarga. Kita akan dukung lo apapun itu dalam hal kebaikan," ujar Bagas.

"Dan lo nyiksa Gege bukanlah hal kebaikan. Kita Basupati, ngak takut mati, bukan berani sama cewek," Aldo juga ikut memberi nasehat.

"Hm, gue balik yah. Gege udah mau pulang tuh," pamit Wildan.

"Ngak apa-apa kasihan teman ku, baru ngerasain bucin," Riziq menggeleng-gelengkan kepala.

"Emang lo bucin yang mana? Budak cinta, butuh cinta atau bukti cinta? Lo juga masuk di ketiga kategori itu bro, jangan ngehina." Gara terbahak karena ucapannya. Sementara Riziq memutar bola mata malas.

Disisi lain, Wildan mengejar Gege, membujuknya agar pulang bersama Wildan. "Ge ayolah, aku udah nungguin kamu," bujuk Wildan.

"Aku ngak nyuruh kamu nungguin aku," bantah Gege

"Ikut atau aku cium kamu di tempat ini, ramai lo Ge," goda Wildan.

"Aku teriak. Kamu bakalan digebukin," Gege selalu punya jawaban.

Wildan maju mendekati Gege, sementara Gege berjalan mundur. "Aku ngak main-main disetiap ucapanku,"

"Iya. Aku ikut sama kamu," putus Gege.

Wildan tersenyum puas. "Kamu ngak nyaman yah kalau aku pake motor cross ini?" tanya Wildan.

"Iya. Tinggi, tempat duduknya kecil," Gege berujar sangat jujur.

"Wil, kita kemana?" tanya Gege yang baru sadar dengan jalan pulang yang berbeda arah dengan rumahnya.

"Aku pernah liat kamu makan gorengan dipinggir jalan, aku pengen nyoba sama kamu,"

Gege turun di motor, dibantu dengan Wildan. "Soswit banget sih kak," ujar anak-anak yang juga lagi makan gorengan.

"Iya dong, Ibu negara nih," ujar Wildan becanda.

"Bang, gorengan tempenya sepuluh ribu aja," pesan Gege lalu ikut duduk di hadapan anak-anak yang memujinya tadi.

"Kok berjauhan?" tanya salah satu anak-anak itu.

"Marahan kali," jawab anak yang lainnya.

"Ngak. Dia ngak pernah marah. Dia baik banget malah," belah Wildan.

Wildan GenayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang