Di sekolah, Wildan selalu saja mengekori Gege berusaha untuk menjelaskan semua. Tetapi, gadisnya itu seakan menjauh dan tidak ingin bertemu dengannya lagi. "Gee," Wildan berhasil meraih tangan Gege.
"Apa lagi Wil?" tanya Gege jengah
"Gue sayang sama l..."
"Sayang aja ngak cukup kalau cuma ucapan Wil. Semua orang bisa bilang sayang, musuhpun bisa bilang sayang," ujar Gege dengan tenang
"Gue punya bukti. Faris rekam omongan gue dari awal Ge,"
"Mana buktinya? Mana rekamannya?" tanya Gege
"Hp Faris rusak, sementara dibenerin," jelas Wildan
Gege tertawa hambar. "Bilang aja ini alibi, kamu udah menang dipertaruhan itu." Gege berjalan meninggalkan Wildan.
Setelah cukup jauh, Gege membalikkan badannya menghadap Wildan. "Satu hal lagi. Kita udah putus."
Wildan berlari ke Gege. "Gue udah bilang. Gue ngak bakalan lepasin lo. Ingat Ge," ujar Wildan dengan menahan amarah.
Wildan berjalan meninggalkan Gege yang masih setia memandang Wildan dari belakang. " Kamu egois Wil," ujarnya pilu.
Pulang sekolah, Gege langsung mampir ke cafe tempat ia kerja. Baru saja Gege masuk, Gege langsung menjadi tegang melihat nenek Wildan ada di dalam dan sedang memperhatikannya.
Salah satu pelayan di sana menghampiri Gege. "Cepetan ganti baju, kamu ditunggu sama nenek itu," jelas Yuli.
"Iya mbak."
Gege sudah mengganti pakaiannya. Dengan tenang Gege menghampiri nenek Wildan. "Ada yang bisa saya bantu?" tanyanya
"Duduk," balas nenek.
Gege mengangguk.
"Langsung intinya saja yah. Berapa uang yang kamu mau," tanya nenek
"Uang?" tanya Gege heran.
"Iya, untuk meninggalkan cucu saya. Saya sudah bilang, dia sudah saya jodohkan dengan Gisel anak kerabat dari perusahaan saya," nenek menggeluarkan amplop yang Gege yakini berisi uang.
"Saya dekat dengan Wildan bukan karena uang," ujar Gege
"Mana ada, semua perempuan yang mendekati Wildan selain karena tampan juga karena harta," jelas nenek.
"Berarti Gisel juga mendekati Wildan karena Wildan tampan dan kaya?" pertanyaan Gege membuat nenek menggaruk pipinya.
"Berapa yang kamu butuhkan?" nenek mengalihkan pembicaraan.
"Ngak usah repot-repot, saya sama Wildan sudah putus," ujar Gege dengan perasaan yang perih.
"Benarkah? Bagus kalau begitu. Kamu memang tidak cocok sama cucu saya. Harusnya dari awal kamu sadar diri siapa kamu dan siapa Wildan," ujar nenek dengan tatapan sinis.
"Saya bisa saja buat kamu dipecat tapi sayang, ini adalah cafe keluarga sahabat kamu. Jadi ucapkan banyak terima kasih ke sahabat kamu yang mau menampung perempuan seperti kamu, tidak tau diri." nenek kemudian berdiri dan mengambil tasnya.
"Saya bisa bikin kamu menderita kalau saya mau," ujarnya dan pergi meninggalkan Gege dan hati Gege yang semakin rapuh.
Rasanya hari ini sangat berat bagi Gege di sekolah Wildan yang masih mengklaim mereka pacaran, nenek Wildan yang datang ke cafe dan sekarang Wildan yang berada di rumahnya.
"Assalamualaikum," ujar Gege membuka pintu.
"Walaikumsalam," jawab Chandra dan Wildan.
"Naya udah datang, Ayah masuk dulu," ujar Chandra
KAMU SEDANG MEMBACA
Wildan Genaya
Genç KurguJika penderitaan yang kau liat, bukankah aku sudah cukup menderita bersamamu? Bukankah penderitaanku adalah hal kebahagiaanmu? Lantas apalagi? Hatiku sudah kau genggam terlebih ragaku yang sudah menjadi milikmu. Terima kasih atas luka dan asa yang...