35. Pilihan Basupati

419 25 4
                                    

35. Pilihan Basupati

Wildan membawa motornya kebut-kebutan membuat Gisel memeluk erat Wildan. "Lepasin tangan lo," teriak Wildan.

"Kamu ngebut Wil,"

Wildan menghentikan motornya tiba-tiba. "Turun!"

"Wildan, kamu kenapa sih?"

"Turun Gisel Adelia yang terhormat!" ujar Wildan dengan tegas. Membuat nyali Gisel menciut dan mengikuti perintah Wildan.

Wildan segera ke basecamp Basupati yang tak lain adalah rumahnya sendiri. Wildan tak mengucapkan salam ke bibinya lagi langsung masuk menerobos rumahnya. "Apa-apan lo?" ujar Wildan yang langsung memukul wajah Gara.

"Genaya milik gue. Jangan rebut pengecut," mukra Wildan terus melayangkan pukulannya ke Gara.

Riziq dan Azriel menahan Wildan , " Lo yang bego bangsat," maki Azriel.

"Gege punya lo? Ngapain jalan sama Gisel? Ngapain lo ngomong gitu? Apa? Ini semua pembelajaran buat lo benalu," mukra Faris.

"Banyak yang suka sama Gege Wil." Gara msih saja tetap berbicara meskipun babak belur.

"Diam!" teriak Aldo. "Gara gara cewek doang bego. Lo kalau suka Gege kejar. Kalau lo suka Gisel, lepasin Gege. Labil banget tau ngak." Aldo menggeleng-gelengkan kepalanya.

Tiba-tiba ponsel Wildan berbunyi. Menampilkan namana 'Chakar' nama yang diberikan Wildan untuk Chakrawala.

"Gibran tadi nelpon gue. Gue dengar semua yang kalian omongin disitu."

"Ha?" Wildan bingung dengan Chakra dan memandang satu-satu anggotanya.

"Ngak peduli sama yang nenek bilang. Kalau lo suka, kejar. Jangan stuk diri lo sama nenek. Bego!"

"Kejar. Lo ga bakalan bisa bayangin sakitnya kalau dia udah bener-bener pergi."
Setelah itu Chakra mematikan telponnya.

Wildan mendekat kearah Gara. "Sorry bro," ujar Wildan bertos tangan lalu bertos pundak.

---

Hari ini, SMK Brata Jaya mengadakan lomba basket, Wildan sebagai ketua sangat sibuk mempersiapkan segala keperluan dan latihan teman-temannya.

Sementara Gege sedang berada di UKS bersama Rey. "Rey, bentar lagi lo masuk. Gue ngak apa-apa cuma kecapean aja," ujar Gege.

"Yaudah. Gue ke perpus yah," pamit Rey.

Gege mengangguk.

Setelah Rey keluar, Hanna Aulia masuk ke UKS. "Udah baikan Ge?" tanya Aulia

"Eh? lo kenal gue juga?" tanya Gege.

"Satu sekolah kenal lo kali Ge," kekeh Aulia. "Lo sendiri kenal gue?" tanya Aulia

"Kenal. Aul, orang yang riziq suka."

"Tau banyak banget yah tentang Basupati?" tanya Aul.

Gege hanya tersenyum.

"Kyaknya tau semua, anak Basupati sukanya sama siapa aja. Secara kamukan suka diajak nongkrong di kantin dulu,"

"Dulu, sekarang beda lagi," ujar Gege.

"Lo cocok sama Wildan dari pada sama Gisel. Mirip banget sama Gaila. Pantes satu geng," candanya

"Makasih yah Aul. Bener kata Riziq kamu pemalu sama cerewet tapi aku nggak liat sisi pemalu kamu," ujar Gege. "Aku balik ke ke kelas dulu yah, Aul."

"Oke Gege,"

Sementara di sisi lain, Rey yang baru saja keluar dari perpustakaan mengambil buku tentang otomotif. "Rey," panggil bu Sonia.

"Eh, iya Bu?"

"Gege gimana?" tanya bu Sonia.

Kebetulan saja, Wildan lagi istirahat latihan dan duduk di trotoar dekat perpustakaan sehingga mendengar pembicaraan Rey dan bu Sonia. "Gege kenapa?" tanya Wildan ke diri sendiri.

"Usah mendingan Bu. Saya duluan yah Bu, mau ulangan soalnya."

"Oh iya."

Gege berjalan dengan sangat pelan. Tadi kepala sudah mendingan tetapi,sekarang tarasa pusing lagi.

"Hati-hati Gege," ujar Anzella dan Nadine bersamaan. Mereka baru saja keluar dari kantor dan melihat Gege yang hendak jatuh.

Anzella dan Nadine membantu Gege duduk di trotoar dekat kelas mesin.

"Kenapa keluar di UKS kalau lo masih sakit," ujar Anzella

"Gue ngak apa-apa." Gege tersenyum

"Pantes aja yah Wildan tergila-gila sama lo. Lo manis banget," puji Nadine.

"Lo juga, sampai Aldo kepicut sama lo," ujar Gege.

"Hem," Anzella berpura-pura batuk.

"Eh, lupa sama cewek yang bikin Azriel kadang ngak jelas," kekeh Gege.

"Lo tau banyak tentang Basupati yah," tanya Anzella

Lagi-lagi Gege hanya tersenyum sebagai jawaban atas pertanyaan itu.

"Lo jangan senyum mulu, diabetes gue," keluh Nadine.

"Bisa aja, gue mau ke kelas gue, jadi gue keluar dari UKS. Ngak suka bau obat-obat. " ujar Gege akhirnya.

"Yaudah. Kita anterin ibu bosnya Basupati," ujar Nadine bersemangat.

"Semangat banget loh," cibir Anzella.

"Baik-baik lo sama Gege, di hadang Wildan tau rasa lo," Canda Nadine.

Mereka bertiga sesekali mengeluarkan lelucon dan berakhir dengan tertawa bersama.

"Makasih yah," ujar Gege setelah sampai di kelasnya. "Sama-sama." Anzella dan Nadine serentak.

Sekarang Gege duduk termenung di kursinya. Tari dan Yolanda masih berlajar sementara kelasnya lagi praktek. Tiba-tiba pintu kelasnya terbuka.

"Meira?" ujar Gege.

"Iya."

"Ada apa?"

"Disuruh sama Bu Sonia. Katanya lo udah makan atau belum? Udah minum obat atau belum?" tanya Meira.

Gege tersenyum. "Udah tadi,"

"Gue yakin, pasti lo bisa hadapi semua ini," ujar Meira.

"Eh?"

"Ini," Meira memberikan sebungkus roti. "Gue tadi dari kantin. Terus mau ke kelas gue, eh ketemu sama Bu Sonia. Disuruh kesini. Katanya lo keluar dari UKS."

"Ngak usah makasih," tolak Gege.

"Ngak apa-apa Ge. Anggap sebagai tanda pertemanan kita, dari dulu cuma kenal nama doang kan?"

Gege tersenyum dan membantin. "Ternyata ini, cewek yang Faris suka. Pilihan mereka bagus-bagus."

"Makasih yah, baik banget kamu Mei,"

"Hehe iyya. Gue balik yah,"

"Hati-hati."

"Kyak mau pergi jauh aja."

---

Maafkan aku yang jarang up.

Pokoknya maaf.

Jangan lupa vote dan comen.

Kasih semangat jugaaaaaaaaaaaaaaa

Rawr u guys.

Wildan GenayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang