Jadilah perempuan yang baik, karena yang cantik sudah pasaran.
---
"Aku antar pulang,"
"Ngak usah, makasih." tolak Gege secara halus
Gege sudah menolak ajakan Wildan belasan kali tetapi, meskipun ditolak beberapa kali dengan Gegeg, Wildan tetap kekeh untuk mengantar Gege pulang.
"Kenapa?" tanya Wildan
"Apanya?" Gege bertanya balik
"Gue ngak nerima penolakan, naik atau keluarga lo yang tanggung,"
"Bisangak sih lo, nyakitin gue, ngak usah libatin mereka," ah entahlah kenapa akhir-akhir ini air matanya mudah sekali keluar.
Wildan dapat melihat dari mata Gege, sorot matanya mengatakan bahwa Gege sangatlah lemah.
Wildan menstandar motornya, ia turun mengejar Gege yang sudah lari.
Wildan menarik tangan Gege dan membawanya masuk kedalam pelukannya.
"Maafin aku," lirihnya ke Gege.Gege meronta melepaskan pelukan dari Wildan, meskipun ia sangat membutuhkan pelukan tapi, bukan dari cowok yang ada didepannya.
"LEPASIN!" teriak Gege.
"Ngak, sebentar saja. Kamu perlu ini," Wildan merasakan geteran didalam dadanya.
"Gue ngak butuh pelukan dari iblis kyak lo," Gege mendorong Wildan.
"Pelukan lo bukan bikin gue merasa hangat, tapi pelukan lo tambah bikin gue sakit hati Wil."
"Lo mau balas budi? Sederhana Wil, jauhi gue." mata Gege seakan memohon.
"Kalau gue maunya lo gimana?" tanya Wildan lembut
"Gue ngak mau."
Baru saja Wildan ingin berbicara tetapi, Gege langsung menghalanginya dengan berbicara,"Apa? Belum puas lo nyakitin gue? Masih kurang nyiksa gue selama dua minggu belakangan ini hah? Ngomong, sekalian bunuh gue aja Wil," Gege memukul-mukul dada bidang Wildan. Entah dari mana keberaniannya melawan Wildan, Gege hanya lelah berurusan dengan Wildan.
"Jangan nyiksa aku kyak gini, ini lebih sakit dari pada luka robek yang mengeluarkan banyak dara Wil." Gege langsung duduk ditrotoar jalan menangis sejadi-jadinya
Wildan ikut duduk, menghapus air mata Gege. "Jangan nangis, aku ngak suka. Ngak ada peri yang nangis," entalah kenapa kata-kata itu keluar dari mulut Wildan.
"Pergi," ujar Gege pelan
"Ngak, biarin aku nemenin kamu."
"PERGI AKU BILANG, PERGI!" teriak Gege yang menggema ditelinga Wildan.
Ini adalah kali pertama Wildan diteriaki dengan perempuan. Ini juga adalah kali pertama Wildan disuruh pergi dengan perempuan, yang biasanya mereka girang. Dan ini kali pertama dada Wildan merasakan sakit melihat dampak dari perbuatannya.
"Jaga diri kamu, aku duluan," pamit Wildan dengan wajah yang lesuh.
---
Pagi yang cerah ini, kelas Tata Busana 1 dan 2 olahraga gabungan. Semuanya sudah berada di lapangan setengah jam lalu, tetapi Gege dan Tari tidak, mereka baru saja datang dari kantor.
Materi mereka sekarang adalah bermain volly ball. "Ge cepat, lo jalannya kyak siput,"
"Lo yang jalannya cepat kyak cowok,""Gue ngak sabar main volly, lo taukan gue suka volly," Tari yang tadinya semangat berjalan tiba-tiba berhenti, matanya membulat sempurna.
"Kenapa?" tanya Gege panik melihat perubahan ekspresi Tari
"Dengar,ada yang nangis kyak setan didalam," tunjuk Tari ke dalam ruangan ganti cewek.
"Ssstttt, lo kalau ngomong ngak ada remnya ih,"
Gege berjalan mendahului Tari, "Gimana kalau itu mbak Juminten?" tanya Tari.
"Kan mbak Jumintennya di gubuk Tar, masa jalan kesini," Gege berjalan memasuki.
Tangis perempuan itu memang seperti kuntilanak, Gege saja merinding medengarnya.
Disana terlihat perempuan yang penampilannya sudah acak-acakan.
"Astaga," ujar Gege kaget.
Tari yang tadinya berjalan menghadap belakang terkejut, "Kenapa Ge? Manusia ngak?" jujur saja Tari memang tomboy tapi penakut luar biasa masalah begini.
"Ge," panggil perempuan itu
Gege terkejut, dari mana dia tau nama Gege? Ah Gege lupa, namanya sudah terkanal di SMK BRATA JAYA.
Perempuan itu langsung memeluk Gege, "Dia ninggalin gue," keluhnya
"Siapa?" tanya Tari bingung
"Mahesa, pacar gue," perempuan itu terus menangis memeluk Gege.
Gege melepas pelukannya, ia milirik name tag di baju perempuan itu.
"Yolanda," baca Gege
Gege tersenyum tulus ke arah Yolanda. "Lo cantik, masih banyak yang mau sama lo percaya deh. Biarin dia pergi,"
Yolanda masih saja menangis.
"Ingat, lo cuma kehilangan satu orang yang ngak sayang sama lo. Sementara dia, kehilangan satu orang yang benar-benar sayang sama dia," Gege mengelus-elus bahu Yolanda.
"Tapi, dia ngambil hp iphone 11 pro gue," Yolanda menatap Gege dan Tari bergantian.
"Astaga Yolanda," Tari menepuk jidadnya. "Yolanda anak teknik kecantikan-kan? Lo anak konglomerat kan? Masa iphone 11 aja bikin lo mewek kyak gini," Tari menggeleng-geleng.
"Ngak, gue sayang sama dia. Gue ngasih apapun yang dia minta ke gue, kurang apalagi coba? "
"Itu namanya lo yang oon," ujar Tari terang-terangan.
"Dan, gue udah bikin dosa sama dia," ujar Yolanda pelan.
Gege dan Tari memekik, "APA?!" ujar mereka seretak.
"Ngak, ngak, ngak kyak yang kalian pikir, bukan yang itu, tapi, tapi..." Yolanda malah gugup sendiri.
"Terus?" tanya Gege dengan kening yang mengerut
"Kami udah... Udah ci.. Ciuman,"
---
Wildan memasuki gudang, berjalan ke arah kursi yang bisa ia duduki.
"Arrgh," Wildan mengacak-acak rambutnya.
"Kenapa bos?" tanya Alki mendekat ke Wildan.
"Paling juga udah jatuh cinta sama Gege," jawab Fariz
"Dia susah ditaklukin Anj*ng," keluh Wildan
Azriel mendekat ke Wildan, "Itu artinya dia bukan cewek gampangan, kyak doi gue." balas Azriel.
"Waktu lo buat dia luluh 2 minggu, dan pacaran dia selama 3 bulan," gunakan dengan baik yah bos, kekeh Fariz.
---
Gimana ceritanya sampai sini genz?
Semoga aja suka yah,
Ini part lumayan panjang menurut aku loh hehehe.Jangan lupa tinggalin jejak. Gratiss loh:')
Salam manis dari Gege
KAMU SEDANG MEMBACA
Wildan Genaya
Teen FictionJika penderitaan yang kau liat, bukankah aku sudah cukup menderita bersamamu? Bukankah penderitaanku adalah hal kebahagiaanmu? Lantas apalagi? Hatiku sudah kau genggam terlebih ragaku yang sudah menjadi milikmu. Terima kasih atas luka dan asa yang...