8. Tertindas

970 64 4
                                    

Semenjak kejadian Yolanda menangis di ruang ganti cewek, Yolanda selalu terlihat bersama Gege dan Tari.

Mereka bertiga sudah berkumpul di taman, "Entar pulang, kerumah gue dulu yah," ujar Yolanda disela-sela makannya.

"Makan dulu Yol," tegur Gege

"Gue sih oke, rumah lo adem. Kamar lo nyaman," ujar Tari bersemangat.

"Gue ke toilet dulu yah," pamit Gege.

Gege berjalan ke arah toilet depan kantin. Begitu ia masuk, seseorang juga masuk mengikutinya.

"HEH KAMPUNGAN," maki Gisel

Gisel menarik tangan  Gege, sehingga tubuh mereka saling berdekatan.

Plak!

Satu tamparan mengenai pipi mulus Gege.

"JAUHI WILDAN!" teriak Gisel didepan muka Gege

"Gue ngak deketin dia." jelasnya tidak berbohong. Wildan yang mendekatinya.

"LO YANG GATAL,"

Plak!

Satu tamparan lagi untuk Gege dari Gisel. Ah, bodoh Gege tidak dapat menahan air matanya.

Gisel mendorong Gege hingga terbentur di wastafel. "GUE PERINGATI SEKALI LAGI, JAUHI WILDAN." wajah Gisel terlihat merah

"Dia yang deketin gue," bela Gege

"Dia hanya manfaatin lo, lo sadar ngak sih? Lo ngak cocok sama dia bego," ujar Gisel sambil mendorong Gege hingga kepalanya terbentur di dinding.

Gege sudah tidak kuat, kepalanya berdenyut sangat kuat. Hingga penglihatannya buram dan tubuhnya ambruk begitu saja.

Gisel yang melihat Gege pinsang bukannya menolong, malah meninggakan Gege sendirian.

---

"Anak itu di wc makan kali yah," kesal Tari, bagaimana tidak Gege lama sekali berada di wc.

"Gue susul dulu," ujar Yolanda meninggalkan Tari.

"Buset, ngak ngajak. Tungguin woy," Tari juga menyusul Gege ke wc.

Yolanda mulai masuk ke dalam wc, "Astagfirullah Alhazim, ya Allah." ujarnya panik

"Ge, Gege bangun," Tari mengguncang tubuh Gege, raut wajahnya tak kalah panik dari Yolanda.

"Gue tau ini ulah siapa," Yolanda mengepalkan tangannya.

"Bawa ke UKS dulu Yol. Ge, Ge bangun Ya Allah," Meskipun tari tomboy, hatinya juga gampang menangis bila orang tersayangnya tersakiti.

Penampilan Gege sangatlah memprihatinkan. Pipi kanan dan kirinya memerah, rambutnya basah, begitu juga dengan pakaiannya.

Setelah Tari dan Yolanda membawa Gege ke UKS, Yolanda menarik tangan Tari menuju ke kantin.

Bukan ke kantinnya bu Cici, tetapi kekantinnya bu Sri.

Dengan penuh keberanian Yolanda mengambil minuman Gisel dan menyiramkan ke muka Gisel.

"What the fu*k. Maksud lo apa?" Gisel berdiri dari kursinya.

Semua mata mengarah ke meja Gisel tidak terkecuali anak Basupati.

"LO YANG APA-APAAN HAH?" teriak Yolanda.

Plak

Satu tamparan mendarat di wajah cantik Gisel. "INI BUAT LO YANG UDAH NAMPAR GEGE,"

Plak

Satu kali lagi, "INI BUAT LO YANG UDAH BUAT GEGE PINGSAN," teriakan Yolanda menggelegar di kantin.

"APA? LO PIKIR LO SIAPA? LO CANTIK? LO KAYA? JADI LO BERHAK BUAT ORANG MISKIN MENDERITA?" tanya Yolanda dengan emosi yang menggebu.

Gisel menjadi diam. Matanya bertemu dengan siletan mata Wildan. Tatapan Wildan sangat  sulit di artikan. Gisel menjadi takut.

Bukan hanya itu, Gisel diam jika berurusan dengan Yolanda. Papanya bekerja diperusahan Yolanda. Jika menyombongkan kekayaan, jelas ia kalah. Kalau kecantikan, Yolanda lebih cantik dibanding Gisel.

"KENAPA DIAM? LO PADA KENAPA DIAM JUGA?" teriak Yolanda didepan Gladys, Gaila dan Grace.

"Di diamin makin kurang ajar. Disamperin ngak ada apa-apanya." Tari mengeluarkan suaranya.

"Lo cantik, lo juga kaya. Tapi sayang, hati lo jelek dan miskin."

"Percuma kekayaan lo milyaran, tapi attitude lo receh."

"Ayok Yol, gue gatel kalau dekat sama cewek munafik. Katain orang gini gitu padahal dia sendiri yang gitu." Tari tidak bisa mengeluarkan semua unek-uneknya, Gisel bisa membahayakan dirinya dan Gege kapan saja.

Tari dan Yolanda pergi dari kantin. Anak Basupati-pun melanjutkan aktivitasnya yang sempat terganggu.

"Eh Wildan dimana?" Tanya Alki

"Jangan bilang dia nyamperin Gege?" Tanya Alki kembali.

Semua nampak bingung. "Kyaknya sih gitu," ujar Azriel santai.

---

Wildan kini sudah berada di UKS, setelah menatap Gisel dengan tajam dan membuat Gisel menjadi tunduk, itu berarti apa yang di katakan Yolanda benar. Tanpa pikir panjang Wildan langsung ke UKS.

Wildan mengelus pipi Gege dengan lembut, "Merah, pasti sakit yah Ge?" tanyanya

Wildan kemudian duduk, menatap Gege dengan sendu, tiba-tiba mata Gege terbuka secara perlahan.

"Aku bantu," Wildan membentu Gege duduk.

Gege sama sekali tidak menatap wajah Wildan.

"Ge," panggil Wildan.

"Apa lagi? Plis Wil, jangan ganggu hidup gue," Gege menyatukan kedua tangannya memohon ke Wildan.

"Gue ngak bisa," ujar Wildan pelan

"Apanya ngak bisa?" Gege bertanya dengan sedikit emosi

"Jauhi lo,"

Gege tertawa.

"Kenapa ketawa?" tanya Wildan bingung. "Kalau gue nyaman sama lo gimana?" Windan menatap Gege

"Sayangnya, gue risih berada di dekat lo," jawab Gege santai.

"Kalau gue cinta sama lo gimana?" Wildan lagi-lagi menatap Gege

"Tapi hati gue udah mati rasa," Gege menoleh ke arah Wildan.

Gege terkejut, wajahnya dan wajah Wildan begitu dekat. "Kamu cantik," puji Wildan sebelum berjalan keluar UKS.

"Ngomong kok kyak bunglon. Dikit-dikit lo, dikit-dikit aku, labil." Gege mengomel sendiri.

***

Hmm, gimana genz?
Jangan lupa vote dan komen yah.
Saksikan terus kisah Wildan dan Gege.
Salam manis dari
Gege.

Wildan GenayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang