"Rey?" sapa Gege yang baru saja melihat Rey masuk ke dalam cafe tempat Gege bekerja.
"Hei. Gue baru tau lo kerja di disini," ujar Rey
"Hehehe duduk, gue ambil menunya dulu," ujar Gege ramah.
Setelah pesanannya datang, Rey meminta agar Gege ikut duduk menemaninya, karena merasa canggung Gege memanggil Ima, salah satu pelayan juga.
"Kalian kelihat dekat banget," ujar Ima tiba-tiba.
"Ngak juga. Gege 'kan punya pacar," ujar Rey dengan maksud ingin mengetahui status Gege sekarang.
"Oh ya? Gege mah ngak pernah ngomong soal kehidupan pribadinya. Ganteng ngak Ge?" tanya Ima
"Udah putus, jangan bahas masalalu ih," ujar Gege
"Entar susah muveon yah?" goda Ima
"Ada gue Ge,"ujar Rey tiba-tiba.
"Keliatan banget lo suka sama Gege," sindir Ima
Rey yang hendak membalas sindiran Ima tiba-tiba diam karena ponsel Gege berbunyi.
"Halo, Assalamualaikum?"
"..."
"Apa? Kecelakaan? Rumah sakit? Rumah sakit mana?"
"..."
"Baik, saya segera ke sana. Terima kasih banyak Pak. Assalamualaikum." tutup Gege.
"Kenapa Ge?" tanya Rey dan Ima berbarengan.
"Ayah masuk rumah sakit, gue harus ke rumah sakit sekarang," panik Gege
"Gue anter." Rey mulai memasang jiketnya.
"Ngak usah. Gue mau minta izin dulu sama Mbak Laras." Baru saja Gege berjalan,tangannya langsung ditahan oleh Rey.
"Gue anter Ge, dari pada nungguin ojek,"
Gege menghela nafas, ada benarnya juga. "Yaudah."
---
Setelah sampai di rumah sakit, Gege segara ke ruang dimana ayahnya dirawat. "Ayah," Gege segera memeluk ayahnya yang dari tadi belum sadar kata perawat.
"Yah, jangan tinggalin Naya dong. Jangan buat Naya khawatir. Naya ngak mau sendiri, ngak mau Yah," tangis Gege mulai terdengar.
Rey mengelus pelan punggung Gege. "Semua ada jalannya, lo mampu Ge, sabar." Rey memberi Gege semangat dengan rasa khawatir akan keadaan Gege.
Rey tahu, Gege hanya nampak kuat di depan, namun sangat rapuh di dalam.
"Cuma dia yang gue punya Rey. Gue ngak bisa jadi anak yang berbakti. Ayah udah tua Rey, tapi masih tetap kerja demi gue," keluh Gege
Rey masih saja setia mendengarkan keluh kesah Gege sesekali memberi semangat untuk Gege.
Rey sudah semakin terjebak dalam pesona Gege. Baginya, ini adalah peluang untuk mendapat hati Gege. "Gue ke administrasi dulu, " ujar Rey setelah Gege mulai tenang dalam isakannya.
"Buat apa?" tanya Gege polos.
Rey mencubit pipi Gege gemas. "Buat bayar administrasi Om Chandra , Gegeku."
Gege jadi salah tingkah."Eh? Ngak usah Rey. Gue aja," cegah Gege.
"Kenapa? Lo ngak mau gue direpotin sama lo?" tanya Rey
Gege mengangguk sebagai jawaban.
"Ge, gue sayang sama lo, apapun itu selama gue mampu dan buat lo bahagia, gue lakuin Ge," ujar Rey dengan senyum tulus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wildan Genaya
Novela JuvenilJika penderitaan yang kau liat, bukankah aku sudah cukup menderita bersamamu? Bukankah penderitaanku adalah hal kebahagiaanmu? Lantas apalagi? Hatiku sudah kau genggam terlebih ragaku yang sudah menjadi milikmu. Terima kasih atas luka dan asa yang...