Semua berawal dari rasa nyaman yang membuat kita betah berada di dekat seseorang.
---
Tidak ada yang spesial, seperti biasanya. Wildan hanya duduk nongkrong dengan anak Basupati.
"Lo pada ngak masuk kelas?" tanya Azriel yang melihat semua anak Basupati berada dalam gudang.
"Guru rapat bagong." Riziq menjawab.
Azriel hanya mengangguk-angguk.
"Gimana Wil?" tabya Fariz yang dari tadi hanya diam
"Apa?" jawab Wildan dingin.
"Gege," Fariz memperhatikan semua pergerakan Wildan. Seperti biasanya tidak ada ekspresi berlebihan.
"Ck, lo ngak usah tau. Yang penting gue berhasil buat dia jatuh cinta terus gue tinggalin," ketus Wildan
"Kira-kira berhasil ngak?" Aldo menatap Wildan.
"Lo raguin gue?" Wildan sudah menatap tajam ke Aldo
"Ngak Wil, tadi gue cuma liat Rey jalan ke arah Gege. Sambil senyum-senyum gitu. Taukan Rey, dari SMK Adiguna yang pernah masuk geng Devil's cuma keluar." jelas Aldo membuat Wildan mengulang pernyataan Aldo. "Jalan?" tanyanya dengan jelas
Aldo sengaja tidak membalas pertanyaan Wildan. Sementara itu Wildan berusaha tidak memikirkan Gege dan Reyhan.
---
"Hai bos ku, adakah?" teriak Tristan di sebrang jalan.
Wildan hanya diam tidak meladeni Tristan. Sementara anak Basupati yang lainnua sudah berapi-api didepan pintu gerbang sekolah.
"Bos kok diam aja?" teriak Tristan lagi.
"Eh ada cecant tu, " ujar Mahesa bersemangat
Anak Basupati melirik ke arah pandang Mahesa. Gege. Yah gadis itu yang sedang Mahesa perhatikan.
Tristan teringat, hari dimana ia pergi ke makam mamanya, ia melihat gadis itu sedang menangis tak karuan didepan makan bundanya, sebelum akhirnya ia pulang dan Rey datang mendekat ke gadis itu.
Tristan tidak salah lagi. "Naya," panggilnya.
Mendengar sebutan nama itu, Gege terkejut, melihat kanan dan kiri apakah yang dipanggil memang ia.
Gege mendekat ke arah Tristan, membuat Wildan disebrang sana sudah dikerumungi emosi.
"Dimana kau tau?" tanya Gege yang sudah berdiri dihadapan Tristan.
"Gue dengar dipemakan waktu itu," jawan Tristan sekenannya.
"Jangan panggil gue Naya lagi, nama gue Gege," tegas Gege
"Kenapa?"
"Gue ngak..." ucapan Gege terhenti saat tangannya ditarik paksa kebelakang. "Aw sakit Wil,"
"Pulang," suruh Wildan.
Gege menggeleng.
"GUE BILANG PULANG YA PULANG. PERLU GUE BIKIN BOKAP LO NGAK BERNYAWA LAGI?" murka Wildan
Gege hanya diam menunduk, takut. Wildan sangat mengerikan, matanya memerah.
"Antar dia pulang Ki," ujar Wildan ke Alki.Alki mengangguk.
"Gue tunggu lo ditempat biasa," Tristan mendorong bahu Wildan dan segera pergi dari sana.
---
"Makasih..." Gege seperti ingin menyebut nama Alki tetapi tidak mengetahui namanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wildan Genaya
Teen FictionJika penderitaan yang kau liat, bukankah aku sudah cukup menderita bersamamu? Bukankah penderitaanku adalah hal kebahagiaanmu? Lantas apalagi? Hatiku sudah kau genggam terlebih ragaku yang sudah menjadi milikmu. Terima kasih atas luka dan asa yang...