"Saat aku memilihmu dalam hidupku, maka sudah putuskan, akan bertanggung jawab atas dirimu."
---
Wildan menghempaskan badannya ke ranjang. Senyum masih terbit di wajahnya.
Tok! Tok! Tok!
"Masuk,"
Bi Tin masuk membawa pakaian yang sudah dilipat. Melihat Tuannya yang dari senyum-senyum membuat mulut bi Tin gatal untuk tidak bertanya. "Kenapa? Non Genaya yah?" tanya bi Tin.
"Siapa lagi?" tanya Wildan ke bi Tin.
"Tadi ada yang nyari Den," ujar bi Tin memberitahu.
"Siapa Bi?" tanya Wildan dengan pelan. Semenjak mendapat teguran dari Gege, Wildan selalu berusaha berbicara lemah lembut kepada bi Tin. Bagaimanapun bi Tin adalah seseorang yang sudah merawatnya ketika mamanya tidak ada disampingnya.
"Kalau ngak salah namanya Tristan Den, ngak diizinin masuk sama satpam, jadi nitip sama satpam bilang ditungguin sama dia, tempat biasa, ajak Basupati katanya," ujar bi Tin.
"Makasih yah Bi," ujar Wildan.
"Sama-sama Den. Bibi senang, Den semakin hari semakin berubah ke arah kebaikan,"
Melihat bi Tin yang sudah menutup kembali pintu kamarnya. Wildan mengirimi Gege pesan yang berisi. 'Terima kasih waktunya, selamat tidur.'
Setelah mengirim pesan itu, Wildan menelpon Fariz, selaku wakik ketua Basupati. Wildan memberitahu jika anak Devils mencari anak Basupati.
---
Suara dentuman sepatu pak Epul begitu nyaring diteras kelas ruang Tata Busana. Betul, kelas Gege hari ini sedang belajar Fisika. Dan gurunya adalah pak Epul, termasuk guru killer di SMK Brata Jaya.
"Pagi ini, saja berganti jam mapel dengan bu Nesa, karena Bu Nesa sedang sibuk di kantor," ujarnya dan tidak ada yang berani berbicara.
Seluruh siswa-siswi yang berasa di kelas ruang Tata Busana 2, diam dan mendengarkan penjelasan pak Epul.
Bunyi bel pergantian jam berbunyi, membuat kelas Tata Busana bernafas legah. Sekarang mereka akan praktek menjahit sebuah dress.
Gege berjalan di teras kelas penerbangan. "Ge, dapat salam dari Reyhan anak otomotif," ujar salah satu siswa dari kelas penerbangan.
"Ada-ada saja," gumannya.
"Aww," ringis Gege saat tangannya di tarik paksa ke belakang. Gisel dan antek-anteknya terus menarik Gege hingga ke gubuk tua dekat gudang.
Glyadys langsung menjambak rambut Gege. "Ngak usah sok cantik lo yah," ujarnya dengan angkuh.
Gaila tidak tinggal diam juga. "Lo itu mau nyari perhatiannya anak Basupatikan? Sok sok polos," ujarnya geram. Gaila cemburu, dengan mudahnya Gege bisa dekat dengan anak Basupati termasuk Riziq cowok yang di incar Gaila.
"Udalah guys langsung aja," kompor Grace dengan senyum Iblisnya.
Gisel maju selangkah. "Lo ngak kapok ya gue tampar? Ngak kapok sama kami," ujarnya dengan pelan namun mengerikan bagi Gege.
Plak!
"Gue capek beri lo pembelajaran, tapi kalau lo suka, dengan senang hati," Gisel kemudian mendorong Gege hingga punggungnya terbentur di dinding gubuk.
"Gue juga capek Sel," ujar Gege ditengah-tengah ringisannya. "Tapi sorry Sel, gue udah terlanjur jatuh cinta sama dia,"
Gisel baik pitam. Matanya memerah mendengar ucapan Gege. Tanpa rasa kemanusiaan, Gisel langsung menendang perut Gege, kemudian menamparnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wildan Genaya
Teen FictionJika penderitaan yang kau liat, bukankah aku sudah cukup menderita bersamamu? Bukankah penderitaanku adalah hal kebahagiaanmu? Lantas apalagi? Hatiku sudah kau genggam terlebih ragaku yang sudah menjadi milikmu. Terima kasih atas luka dan asa yang...