Gege baru saja merebahkan badannya di ranjang setalah membaca novel yang tadi ia beli di gramedia, tiba-tiba notice di ponselnya berbunyi. Gege segara mengambil ponselnya, berpikir bahwa Wildan mengiriminya pesan ucapan selamat tidur seperti malam-malam kemarin.
Kening Gege berkerut mendapat sebuah pesan suara dari nomor yang tidak ia kenal.
Gege tidak mempedulikannya, mungkin saja salah kirim. Tetapi, ia kembali mendapat notice dari nomor yang sama ,isi pesannya menyuruh Gege untuk mendengarkannya.
Gege jadi penasaran, bagaimana bisa dia tau nomor WhatsApp Gege? Sedangkan Gege tidak pernah menyebarkan nomor WhatsAppnya itu.
Akhirnya Gege membuka pesan dari orang itu dan mulai mendengarkan pesan suaranya.
"Mikiran apa?" Tanya Azriel.
"Gege?" Tebak Riziq
Wildan menelan salivnya.
"Iya." Jawabnya.
Gege mempause pesan suara tersebut. Gege kenal suara-suara dalam rekaman itu. Jantungnya berdetak lebih cepat. Hatinya mulai gelisah.
"Soal renacana itu atau perasaan lo?" Tanya Riziq lagi.
Deg!
"Rencana?" guman Gege sendiri. Rasanya ia mau menangis entah karena apa.
"Dua-duanya." Jawab Wildan.
"Ngomong tuh ye panjangin. Biar kita nih paham. Lu ngomong kayak mau ditagih aja," kesal Alki
"Perjanjian yang kita bikin? Yang lo cuma mau main-main Gege?" tanya Fariz.
"Perjanjian?" tanya Gege kepada dirinya sendiri.
"Yah. Gue emang cuma mainin Gege. Cuma mau buat dia sakit hati, dia cewek yang berani buat gue malu depan banyak orang. Gue benci sama dia,"
Rasanya jantung Gege langsung merosot kebawah, jantungnya berdetak puluhan kali lebih cepat dari biasanya. Bibirnya juga keluh,Kaki dan tangannya dingin dan gemetar. Air matanya jatuh membasahi pipinya yang mulus itu.
Dan kepalanya juga mulai pusing, perkataan Wildan dalam rekaman itu terngiang-ngiang di kepala Gege.
Gege masih tidak bisa berbicara, Gege hanya menggeleng-gelengkan kepalanya dengan air mata yang tidak henti-hentinya keluar.
"Makasih Wil," hanya itu kata yang bisa keluar dari mulut Gege.
Gege hanya bisa menangis mengerutuki kebodohannya yang percaya begitu saja dengan Wildan. Tetapi, Gege dapat melihat cinta di bola mata Wildan atau itu juga hanya tipuan semata?
Setiap Gege teringat kenangannya bersama Wildan, hanya sesak yang ia dapatkan. Ah , Gege baru ingat apa yang dikatakan Yolanda memang benar.
Malam ini, Gege habiskan untuk menangisi takdir yang tidak pernah memberi kebahagiaan yang berkepanjang untuk Gege.
"Bukannya memperbaiki yang rapuh, malah membuatnya semakin patah," ujar Gege diringi dengan air mata yang terus mengalir keluar dari mata.
Mengingat-ngingat tentang hari-hari kemarin yang membahagiakan membuat Gege tidak ingin melakukannya, ia tidak ingin terikat oleh kebahagian yang akan menyakitkan begini pada akhirnya. "Tolong, bahagiakan aku di dalam sedih ini Tuhan," keluhnya.
---
Suara ketukan pintu membuat Gege terbangun, bukannya membuka pintu, Gege semakin menenggelamkan tubuhnya di balik selimut.
"Naya, udah pagi. Kamu ngak apa-apakan?" tanya Chandra dari luar kamar.
Gege berdehem beberapa kali, berusaha menetralkan suaranya. "Naya capek Yah, Naya ngak sekolah dulu hari ini, Naya udah izin kok," ujarnya dengan suara serak.
"Buka pintunya, Ayah ingin liat kamu," Chandra berusaha membuka ganggang pintu.
Bukannya tidak memperbolehkan ayahnya masuk, hanya saja matanya yang bengkak dan rambutnya yang acak-acakan seperti sekarang ini membuat Gege berpikir dua kali. "Naya ngak apa-apa Ayah, maaf yah Naya ngak masak, Ayah hati-hati kerjanya. Naya mau tidur lagi," ujarnya dengan ringisisan kecil karena berbohong kepada ayahnya.
"Naya?"panggil Chandra.
"Maaf Yah," suara Gege terdengar parau.
"Yasudah,minum obat yah Nay. Kalau ada masalah cerita sama Ayah jangan simpan sendiri, Assalamualaikum," ujar Chandra.
"Walaikumsalam," jawab Gege.
Yang Gege rasakan hanyalah hampa, bagaimana bisa ia jatuh kedalam lubang yang sangat mengerikan ini?
Gege tidak bisa mendeskripsikan semua rasa sakit yang tertabur didalam hatinya.
Tapi dengan memendam masalah ini enggan sendiri akan membuat Gege semakin tersiksa, ia tidak dapat menahan beban ini sendirian.
Dengan keyakinan penuh, Gege mengambil ponselnya dan menelpon Tar dan Anggun di grup WhatsAppnya.
"Halo lo dimana sih? Kenapa ? Telat? Sakit?" Suara Tari di sebrang sana.
"Gu ... gue ngak kuat ... " ujar Gege dengan suara yang begitu bergetar.
"Lo kenapa? " ujar Tari dan Anggun serentak.
"Gue mabal, hari ini Tar," Ujar Anggun Ke Tari.
"Gue ikut," ujarnya penuh yakin.
Setelah itu Tari dan Anggun mematikan panggilan, dan Gege hanya bisa meringis melihat tingkah sahabatnya yang begitu baik.
Yang bisa Gege lakukan hanya mengerutuki dirinya sendiri, menangis membayangkan betapa kejamnya dirimu atas diriku.... Eh malah nyanyi film azab indosiar hahahaha.
Suara ketukan pintu kamar Gege membuat Gege tersadar dan segara menghapus jejak air matanya.
Begitu Gege membuka kunci kamarnya dan melihat kedua sahabatnya berdiri didepan pintu, Gege segera menghambur diri memeluk kedua sahabatnya.
"Astagafirullah lo kenapa Ge?" tanya Tari panik.
"Masuk dulu ke kamar," ujar Anggun dengan menuntun Gege masuk ke kamar.
Tari dan Anggun tidak langsung bertanya,mereka menenangkan Gege terlebih dahulu, setelah melihat Gege cukup tenang, barulah Tari bertanya.
"Ada apa Ge?" ujar Tari lembut sambil mengusap rambut Gege.
Gege awalnya hanya diam,dengan air mata yang mewakili betapa sakit yang Gege rasakan.
"Ge, jangan dipendam sendirian," Ujar Anggun juga sama lembutnya dengan Tari.
"Wildan," satu kata yang keluar di mulut Gege membuat Tari dan Anggun menampilkan ekspresi yang berbeda.
Tari dengan ekspresi seolah-olah bertanya dan Anggun dengan ekspresi terkejut.
"Jangan bilang dia nyakitin lo!?" teriak Anggun.
Gege kembali memeluk Anggun, "Dia cuma mainin gue,"
"WHAT THE FUCK?" maki Tari dengan kencang.
"APA GUE BILANG GE, LO NGAK COCOK SAMA DIA. DIA NGAK PANTAS DAPETIN LO," ujar Anggun dengan menggebu-gebu.
"Gue ... Gue ... hiksss kenapa cinta ngak pernah berpihak sama gue," lirih Gege
"Gue sama Tari bakalan samperin dia," ujar Anggun berusaha menenangkan Gege.
"Ngak usah, biar aku yang ngomong sama di..." Ucapan Gege terhenti mendengar ponselnya yang berbunyi.
"Si cowok brengsek nih," ujar Tari dengan melempar ponsel Gege kedepan Gege.
Gege segera mengangkatnya. "Aku mau ketemu sama kamu," tidak ada lagi salam yang keluar di mulut Gege.
---
Ga ada sedih sedihnya bjirrr
Gimana sih cara buat orang nangis?Jangan sekke (pelit) comen kek, vote jugaaaaa.
Salam sayang dari Gege.

KAMU SEDANG MEMBACA
Wildan Genaya
Teen FictionJika penderitaan yang kau liat, bukankah aku sudah cukup menderita bersamamu? Bukankah penderitaanku adalah hal kebahagiaanmu? Lantas apalagi? Hatiku sudah kau genggam terlebih ragaku yang sudah menjadi milikmu. Terima kasih atas luka dan asa yang...