[14] Potong Rambut

9.5K 1.2K 165
                                    

Selamat berakhir pekan gaes!

.
.
.
.
.
.
.

Keira tersenyum tipis melihat ketiga orang yang paling ia sayangi masih tertidur pulas di atas kasur besar miliknya dan suami. Doyoung tertidur sambil memeluk Kiana yang berada di tengah. Sedangkan Aksa dengan tenang, tidur di samping Kiana sambil memeluk guling.

Semalam duo sugus itu datang ke kamar Keira dan Doyoung. Mereka meminta pada orang tuanya untuk tidur bersama.

Keira yang memang baru selesai mandi dan mengganti baju, pergi ke dapur untuk memasak sarapan di sana. Wanita yang menggunakan daster bermotif batik, namun tetap cantik itu dengan serius memasak nasi goreng dan membuat omlet.

"Sayang," Keira tersentak kaget saat mendengar suara berat Doyoung. Wanita itu memutar tubuhnya menghadap sang suami.

"Pffttt..." Keira menahan tawanya saat melihat wajah bantal Doyoung. Belum lagi rambut pria itu yang panjang dan berantakan. Menambah kesan kalau Doyoung itu seperti pria tak terurus, "Mas, rambut kamu panjang banget deh."

Doyoung menghela nafas tak perduli. Pria itu menghambur memeluk Keira, "Wangi," Ucap Doyoung begitu menghirup bau tubuh Keira.

"Iya dong. Aku kan udah mandi. Emangnya Mas Doyoung."

"Mas juga udah mandi habis subuh tadi. Cuma karena ketiduran lagi, ya jadi keliatannya kayak belum mandi gini," Balas Doyoung tak mau kalah.

"Iya deh iya," Kata Keira mengalah, "By, ke barbershop yuk? Potong rambut kamu. Liat, udah panjang banget gini tau."

Doyoung menguraikan pelukan mereka. Pria itu meniup-niup poni yang menghalangi keningnya, "Iya panjang. Tapi tetep ganteng kan?"

Keira mengangguk, "Ganteng kok. Tapi aku nggak suka dan rada risih ngeliat cowok rambutnya panjang."

Doyoung tersenyum lalu memeluk Keira kembali dengan manjanya, "Iya kita ke barbershop nanti. Sekalian potong rambutnya Aksa yang mulai panjang juga."

"Oke. Sekarang lepas dulu coba peluk-pelukannya. Aku belum kelar masaknya."

Doyoung menggeleng kecil, "Mas udah nyaman Kei. Sebentar ya? Lima menit aja."

Keira menghela nafas. Wanita itu mematikan kompor tanpa melepaskan pelukan suaminya.

Doyoung benar-benar memeluk Keira sampai lima menit lamanya. Pria itu tidak berniat untuk beranjak pergi dari sana. Karena jujur saja, berada di pelukan Keira seperti ini membuat Doyoung merasakan apa artinya kenyamanan itu. Belum lagi tangan Keira yang tidak berhenti mengelus punggung dan bahu lebar Doyoung.

"Kei, nanti Mas mau ajak kamu ke suatu tempat. Mau ya?"

******

Sore harinya, Doyoung beserta istri dan kedua anaknya pergi ke barbershop untuk melakukan apa yang Keira pinta saat di rumah tadi.

Apalagi kalau bukan potong rambut?

Awalnya Aksa menolak untuk ikut potong rambut. Anak itu bahkan sempat merajuk pada Keira dan Doyoung supaya tidak usah potong rambut. Tapi karena Keira itu pintar sekali dalam merayu, akhirnya Aksa luluh juga dan mengikuti kemauan Mamanya.

"Botakin aja om rambutnya Bang Aksa," Celetuk Kiana saat melihat rambut Aksa akan dipotong.

"Hush Kia, nanti Abangnya ngambek lagi loh," Kata Keira pada Kiana.

PAPA ; Kim Doyoung [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang