Kangen ga gaes?
.
.
.
.
.
."Pinter banget ya anak Papa. Jam segini udah bangun," Doyoung mengajak Kahfi berbicara. Meskipun anak itu hanya meresponnya dengan tendangan-tendangan pelan.
"Kahfi ganteng kayak siapa? Kayak Papa," Kata Doyoung dengan pedenya. Pria yang sudah memakai sarung, baju koko, serta pecinya untuk solat subuh itu menggendong Kahfi lalu menimangnya.
Ini masih pagi. Bahkan jam baru menunjukan pukul 4. Tapi Kahfi sudah bangun. Keira saja yang ibunya masih tertidur pulas diatas kasur tepat di samping Kahfi tadi.
Akhir-akhir ini Keira selalu bangun siang. Selain karena kelelahan mengurus anak-anak, ia juga masih dalam keadaan nifas. Jadi Doyoung tidak mempermasalahkan kalau Keira bangun lebih siang dari biasanya.
"Allahuakbar Allahuakbar..." Suara adzan subuh mulai berkumandang. Doyoung kembali meletakan Kahfi di samping Keira karena ia akan melaksanakan solat subuh.
"Dedek sini dulu ya. Papa mau solat. Nanti kalau udah gede, ikut Papa solat berjamaah."
Begitu adzan selesai, Doyoung langsung melaksanakan solat. Pria itu tidak lupa mendoakan orang-orang yang ia sayangi. Terutama Keira dan ketiga anaknya.
Kebetulan hari ini Doyoung tidak pergi ke restoran. Jadi ia berencana memasak sesuatu untuk sarapan. Selesai melaksanakan kewajibannya sebagai orang muslim, Doyoung beranjak ke dapur.
Pria itu mengeluarkan berbagai macam bahan makanan dari dalam kulkas. Lalu tangannya dengan lihai bergerak memotong serta mengolah berbagai bahan makanan menjadi masakan yang lezat. Sejak dulu, bahkan sejak kecil, Doyoung itu suka sekali memasak. Maka tidak heran jika Doyoung memilih membuka usaha yang berhubungan dengan makanan setelah tidak menjadi dosen.
Doyoung mengambil sendok lalu mencicipi sayur yang ia buat. Mata pria itu memejam sebentar lalu kepalanya mengangguk beberapa kali.
Sudah pas.
Begitu yang Doyoung rasakan saat mencicipi masakannya.
Hanya tinggal tunggu matang, maka semua masakan yang Doyoung buat siap untuk dihidangkan.
"Pagi," Suara serak khas bangun tidur mengagetkan Doyoung. Tapi kedua sudut bibir pria itu terangkat begitu merasakan ada tangan yang melingkar di pinggangnya.
"Pagi juga sayang," Balas Doyoung.
Keira, si pelaku yang memeluk Doyoung berjinjit lalu membisikan sesuatu di telinga Doyoung.
"Ya Allah, kok aku bisa lupa ya," Pekik Doyoung saat mendengar ucapan Keira.
Keira terkekeh, "Kamu sih terlalu sibuk ngurusin aku sama anak-anak," Katanya, "Kamu mau minta apa Mas di hari ulang tahun kamu?"
Iya. Hari ini umur Doyoung kembali bertambah.
Usia pria itu sekarang 37 tahun.
Doyoung tampak berpikir sebentar, "Aku cuma mau kamu sama anak-anak terus sayang sama aku."
"Itu doang?" Tanya Keira.
Doyoung mengangguk yakin. Keira terkekeh pelan, "Tanpa kamu pintapun, aku sama anak-anak akan selalu sayang sama kamu Mas. Coba minta yang lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
PAPA ; Kim Doyoung [END✔]
FanfictionSequel dari Dosen ; Kim Doyoung "Keira masih hidup. Nggak mungkin kalau Doyoung menikah lagi Mah, meskipun itu permintaan anak-anak," -Kim Doyoung Highrank #2 in Lia (23/11/2019) #2 in KimDoyoung (23/11/2019)