.
.
.
.
.
.Doyoung mengusap wajahnya begitu ia selesai melaksanakan kewajibannya sebagai orang muslim, yaitu solat. Doyoung bahkan menjadikan solat itu sebagai kebutuhan yang penting dan tidak boleh terlewat untuknya.
Begitu ia melihat ke belakang, dilihatnya sang istri tengah khusyu berdoa. Kedua sudut bibir Doyoung terangkat saat melihat pemandangan yang membuat hatinya begitu tenang.
"Berdoa apa aja? Khusyu banget kayaknya," Tanya Doyoung saat Keira sudah selesai berdoa.
Keira melepas mukenanya, "Doain kamu, duo sugus, sama dedek bayi. Aku juga berdoa semoga di kehamilan aku kali ini nggak ada masalah Mas," Keira sebenarnya sedang dihantui ketakutan. Wanita itu takut kalau kehamilan ketiganya kali ini akan mengalami masalah seperti kehamilan-kehamilan sebelumnya. Contohnya saja kejadian saat Keira keguguran, lalu saat hamil duo sugus Keira mengalami kecelakaan yang membuatnya koma selama beberapa tahun.
Keira takut kalau kejadian itu semua kembali terjadi padanya.
Tangan Doyoung bergerak meraih tangan Keira, "Insya Allah, selama kita yakin dan percaya kalau Allah bakal ngelindungin kita, kamu bakal baik-baik aja kok sayang."
Keira mengangguk mengiyakan ucapan Doyoung.
"Bangunin anak-anak sana Mas, aku mau masak sarapan dulu."
"Cium dulu dong."
Keira menggeleng, "Aku mual kalau cium kamu."
"Ya Allah Kei, emang mulut Mas bau apa? Wangi strawberry gini juga."
"Nggak bau sih. Cuma bawaannya mual aja," Kata Keira, "Udah sana bangunin Aksa sama Kiana, sebelum aku muntahin kamu."
"Iya sayang."
Setelah membereskan mukena dan kamarnya, Keira beranjak pergi ke dapur untuk membuat sarapan.
"By, hp kamu bunyi ni! Ryujin nelpon," Doyoung berlari ke dapur sambil menyerahkan ponsel Keira yang ia bawa ke kamar duo sugus tadi.
"Angkatin dong Mas, aku tanggung lagi motong cabai."
Doyoung mengangkat panggilan dari Ryujin, "Apa? Dongpyo nggak ada dateng kesini Ryu," Keira melirik kearah Doyoung saat nama anak angkatnya disebut.
"Kenapa?" Tanya Keira tanpa bersuara.
Doyoung menurunkan ponselnya lalu menutup speakernya, "Dongpyo nggak dateng ke rumah kita kan Kei semalem?"
Keira menggeleng, "Semalem nggak ada yang dateng tuh. Kenapa emang?"
Doyoung kembali mengarahkan ponselnya ke telinga, "Oke-oke kita cari Dongpyo. Kamu jangan panik Ryu. Iya, nanti kita ketemuan. Assalamualaikum," Doyoung menutup sambungan telpon itu.
Melihat perubahan raut wajah suaminya, Keira langsung bertanya, "Mas ada apa sih? Dongpyo kenapa?"
"Kei, tadi Ryujin bilang, kalau kemarin sore Dongpyo mau ke rumah kita. Ryujin mesenin Dongpyo taksi karena dia nggak bisa nganter Dongpyo kesini. Terus Ryujin ngasih amanat ke Pyo kalau udah sampai rumah kita dia harus ngabarin Ryujin. Tapi setelah ditungguin Pyo nggak pernah nelpon Ryujin. Ryujin telpon juga nggak diangkat."
KAMU SEDANG MEMBACA
PAPA ; Kim Doyoung [END✔]
FanfictionSequel dari Dosen ; Kim Doyoung "Keira masih hidup. Nggak mungkin kalau Doyoung menikah lagi Mah, meskipun itu permintaan anak-anak," -Kim Doyoung Highrank #2 in Lia (23/11/2019) #2 in KimDoyoung (23/11/2019)