[24] Ambil Rapot

7.3K 966 190
                                    


.

.
.
.
.

"Cuma mau ambil rapot doang loh by, jangan pakai sendal tinggi-tinggi gitu ah," Ucap Doyoung saat melihat istrinya memakai sendal yang cukup tinggi dan lumayan berbahaya jika di pakai ibu hamil. Doyoung saja yang melihatnya ngilu saat melihat istrinya memakai sendal seperti itu.

"Nggak apa-apa. Masih wajar kok kalau setinggi ini. Lagian kamu kan tau Mas, aku ini pendek. Kalau jalan dampingan sama kamu, diliatnya kayak Ayah sama Anak tau nggak?"

"Alesan. Mana ada anak kecil perutnya kayak orang hamil gitu?"

Keira mengerucutkan bibirnya kesal, "Kamu keluar duluan aja sana! Aku belum kelar siap-siapnya," Wow, sepertinya Keira kembali ke dalam mode galak seperti awal-awal kehamilannya dulu.

"Belum kelar apa lagi loh sayang? Muka kamu udah cantik banget gitu," Doyoung sebetulnya heran dengan Keira. Katanya ia sedang hamil anak laki-laki, tapi makin hari Keira makin suka dandan dan semacamnya. Padahal setahu Doyoung, kalau orang hamil anak laki-laki, wanita jadi malas menggunakan makeup. Tapi ini sangat berbanding terbalik dengan Keira.

"Mas nggak liat aku belum pakai lipstick?" Tanyanya sewot.

Doyoung menepuk keningnya lelah, "Yaudah Mas tunggu di luar. Jangan lama-lama, kasian anak-anak nungguin kita."

Hari ini jadwal Doyoung dan Keira untuk mengambil rapot kedua anaknya. Sebetulnya Keira bisa saja pergi sendiri ke sekolah dan mengambil rapot anak-anak. Tapi Doyoung melarangnya. Katanya ia harus ikut dan mengambilnya bersama Keira.

Keira menurut saja. Dari pada durhaka pada suaminya itu.

"Pa, kenapa perempuan itu kalau dandan lama sih?" Tanya Aksa saat ketiganya duduk si sofa sambil menunggu Keira.

"Nggak cuma perempuan kok," Celetuk Kiana tak terima, "Abang juga lama kalau pakai baju."

Doyoung menghela napasnya, "Sa, jangan bilang gitu. Kita sebagai laki-laki harus sabar nunggu. Oke? Karena perempuan itu ratu. Mereka yang lahirin kita dan kamu tau kan kalau surga itu di telapak kaki siapa?"

"Ibu?"

"Yap! Ibu juga perempuan. Jadi kalau mau masuk surga ya harus sabar-sabar ngadepin perempuan. Terutama Mama sama adik kamu."

Aksa menghela napasnya seperti Doyoung.

Sedangkan Kiana tersenyum puas.

"Yuk berangkat!" Pekik Keira setelah selesai bersiap.

Doyoung tersenyum kearah istrinya. Akhirnya selesai juga, pikirnya begitu, "Gandengan yuk Ma?"

Keira menatap Doyoung jengah, "Maaf? Anda siapa ya?"

"Ya Allah dek, cepet-cepet keluar ya sayang. Supaya Papa nggak di kacangin sama Mama kamu lagi."

Keira dan Kiana melakukan high five. Sedangkan tangan Aksa terulur mengelus lengan Doyoung, "Sabar ya Pa. Supaya bisa masuk surga."

Begitu keluarga Doyoung sampai, orang tua yang sedang mengambil rapot anak mereka langsung salah fokus dengan keluarga kecil itu. Mereka menganga lebar saat melihat Doyoung dan Keira berjalan berdampingan.

PAPA ; Kim Doyoung [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang