[5] Restoran

7.6K 1.1K 95
                                    

.
.
.
.
.
.
.

Raina mengerucutkan bibirnya kesal. Sudah hampir satu jam ia menunggu si kembar keluar dari sekolahnya. Tapi dua anak itu tak kunjung keluar, "Assalamualaikum," Raina tersentak kaget saat mendengar suara berat dari seorang laki-laki.

"Pak Doyoung! Ngagetin aja si?!" Pekik wanita itu terkejut dengan kehadiran Doyoung yang tiba-tiba.

"Hukum menjawab salam itu wajib," Balas Doyoung sembari duduk di samping Raina.

"Waalaikumsalam," Kata Raina pada akhirnya.

Setelah itu keduanya kembali diam. Doyoung sibuk dengan ponselnya. Sedangkan Raina sibuk memperhatikan pria yang berada di sebelahnya. Sebenarnya Doyoung sedang membuat janji temu dengan seseorang yang berniat menjual restorannya pada Doyoung, "Sedang apa kamu di sini?" Tanya Doyoung sambil memasukan ponselnya ke dalam saku celana begitu ia selesai mengirim pesan.

Raina menepuk keningnya pelan karena lupa tujuan utamanya datang ke sekolah si kembar.

"Kamu mau menjemput anak juga?" Raina membelalakan matanya saat mendengar pertanyaan yang dilontarkan Doyoung.

"Enak aja. Saya belum punya anak. Masih single tau?"

"Oh."

"Lagipula niat saya dateng kesini itu buat balikin jaket ini sama Bapak," Raina menyerahkan kantung yang berisi jaket Doyoung yang sempat Doyoung pinjamkan beberapa waktu lalu padanya, "Saya nggak tau rumah Bapak. Jadi saya berinisiatif buat dateng ke sekolah Aksa sama Kiana supaya bisa ketemu Bapak dan ngembaliin jaket ini."

Doyoung menerima kantung itu lalu tersenyum tipis, "Terimakasih sudah mengembalikannya."

Raina menggeleng cepat, "Saya yang harusnya terimakasih karena Bapak udah mau minjemin jaket Bapak. Tapi Pak btw, maaf ya, jaketnya belum sempat saya cuci," Ucap Raina sambil menunjukan deretan giginya tanpa rasa bersalah.

Doyoung menghela nafasnya lalu mengangguk, "Tidak apa-apa."

"PAPA!"

"TANTE RAINA!" Yang dipanggil menoleh secara bersamaan kearah Aksa dan Kiana yang berlari kearah mereka.

"Assalamualaikum tante," Ucap Kiana.

"Aduh, lucu banget sih Kia," Balas Raina lalu membawa Kiana ke dalam gendongannya.

"Tante, jawab dulu dong salamnya. Papa bilang, hukum menjawab salam itu wajib," Double kill! Sudah dua kali Raina terkena semprot karena tidak menjawab salam. Yang pertama oleh Doyoung, dan yang kedua Aksa.

"Dasar, Bapak sama anak nggak jauh beda," Gumam Raina. Wanita itu kini tersenyum kearah Aksa, "Waalaikumsalam ganteng. Udah kan?"

Aksa mengangguk, "Jangan sampai lupa lagi ya," Peringatnya. Raina tahu Aksa ini adalah tipe-tipe anak yang dingin. Tapi dibalik itu semua, Aksa menyimpan kepeduliannya kepada orang lain.

"Anak-anak, sekarang kalian ikut Papa ya?" Ujar Doyoung.

"Kemana Pa?" Tanya Kiana yang masih berada di gendongan Raina.

"Ketemu temen Papa," Doyoung akan mengajak kedua anaknya pergi ke restoran yang InsyaAllah sebentar lagi akan menjadi miliknya. Toh restoran itu juga jaraknya tidak terlalu jauh dari sekolah si kembar.

"Ajak tante Raina ya Pa?" Pinta Kiana.

Raina menggeleng cepat. Ia menurunkan Kiana dari gendongannya, "Papa kalian kan mau ketemu temennya, masa tante ikut?"

"Pa, boleh kan?" Tanya Kiana memelas.

Doyoung tersenyum lalu mengangguk, "Kalau tantenya mau yaudah."

PAPA ; Kim Doyoung [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang