[18] Ketakutan Papa

7.9K 1K 72
                                    

Ga jadi asem gantungin hehehe

.
.
.
.
.
.
.



8 April 2xxx adalah tanggal di mana Mingyu dibebaskan setelah sekian lama berada di penjara karena tindak pidana yang ia lakukan bertahun-tahun lalu. Tapi sepertinya Mingyu tidak kapok akan perbuatannya. Kali ini, ia menculik Dongpyo anak kandungnya sendiri sebagai ajang untuk balas dendam pada Ryujin dan Doyoung lebih tepatnya.

Mingyu benci pada Doyoung karena pria itu sudah menjebloskan Mingyu ke penjara dan membuatnya sengsara selama bertahun-tahun.

"Papa, Bunda, tolong Pyo. Ini sakit."

Ryujin menutup mulutnya tidak percaya saat melihat keadaan anaknya yang berada di gendongan Mingyu. Kaki dan tangan anak itu terluka.

Ryujin yakin kalau luka itu di dapatkan Dongpyo karena mencoba kabur dari Mingyu, "Lepasin anak gue Mingyu!"

"Stop! Kalau kamu berani melangkah lagi, anak ini aku pastiin nggak bakal baik-baik aja," Ancam Mingyu.

"Lo gila?! Dia darah daging lo sendiri!" Bentak Ryujin. Ia rasanya malu hanya untuk sekedar menyebut Mingyu sebagai Ayah dari Dongpyo.

"Mingyu, lo masih nganggap gue temen lo kan?" Ucap Doyoung, "Kalau iya, tolong dengerin gue---"

"Temen? Mana ada temen yang ngejeblosin temennya sendiri ke dalam penjara?" Sela Mingyu sambil terkekeh pelan, "Lo tau? Gara-gara lo gue sengsara di dalam penjara."

Mingyu menghela napasnya dalam. Pria itu mengeluarkan pisau lipat dari saku celananya, "Sekarang gue mau balas dendam sama kalian. Gue cuma pengen liat kalian menderita."

"Apa gunanya lo ngelakuin ini semua?!" Bentak Doyoung.

"I mean.....mendapat kepuasan?"

"Mingyu, kalau lo masih punya hati nurani dan itu masih berguna, tolong kasih Dongpyo ke Ryujin," Doyoung kembali mendekat kearah Mingyu. Tapi Mingyu memundurkan langkahnya secara perlahan.

"Hati gue udah mati. Terutama buat kalian. Jadi kalian mending say goodbye sama anak ini."

"Papa, Pyo takut..." Lirih Dongpyo. Mata anak itu terlihat sayu dan wajahnya pucat.

Doyoung yang melihat itu sudah tidak sabar lagi. Dengan cepat ia merebut Dongpyo dari gendongan Mingyu. Tapi dengan sekuat tenaga, Mingyu mencoba untuk mempertahankan Dongpyo. Pria itu juga beberapa kali mencoba mengarahkan pisaunya pada perut Doyoung.

Sedangkan di dalam mobil, hati Keira benar-benar was-was akan keadaan yang terjadi di dalam sana. Hampir 10 menit dan Doyoung belum juga keluar.

Wanita itu memegang ponselnya dengan gelisah. Ia juga sudah siap untuk menelpon polisi jika dalam hitungan 10 Doyoung belum keluar, "10..9..8..7..6..5..4..3..2.." Gumam Keira pelan.

"1.." Keira langsung menekan nomor itu dan meminta bantuan polisi untuk segera datang ke lokasi ini.

Keira ingin keluar dari mobil, tapi ia ingat kata-kata Doyoung yang melarangnya untuk turun dari sini, "Ya Allah, tolong lindungi orang-orang yang hamba sayangi di dalam sana," Doanya sungguh-sungguh.

PAPA ; Kim Doyoung [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang