[32] Anak-Anak

6.7K 898 72
                                    

.
.
.
.
.

"Bang, buku fisika Kia yang kemarin di pinjam abang mana? Kia mau pake," Kiana-putri Doyoung yang kini sudah kelas 2 SMA sama seperti Kakak laki-lakinya yaitu Aksa-menerobos masuk ke dalam kamar Aksa untuk mengambil buku pelajaran yang dipinjam Aksa kemarin.

Aksa yang tengah menelpon seseorang, menutup speaker telpon itu agar orang di seberang sana tidak mendengar percakapannya dan Kiana, "Nanti abang cariin. Lupa di taro mana."

Kiana melotot, "Ih abang serius! Cariin dulu buruan. Kia mau ngerjain pr yang dikasih bu Lina."

"Sabar dek, lo nggak liat gue lagi telponan?"

"Nggak ada sabar-sabar. Buruan cari!"

"Ntar."

Kiana jengah. Aksa ini kebiasaan. Selalu meminjam barangnya lalu dihilangkan.

Kiana berjalan kearah Aksa lalu merampas ponsel Kakaknya itu, "Oh jadi lagi telponan sama Dini?" Dini itu teman dekatnya Kiana. Mereka berdua sekelas. Tapi tidak dengan Aksa.

"Woi Din, jangan mau sama Aksa, dia tukang ngilangin barang," Ujar Kiana pada Dini.

"Balikin ah!" Aksa kembali merebut ponsel itu, "Din, nanti aku telpon lagi ya. Assalamualaikum," Aksa mematikan ponselnya. Lalu beralih pada kembarannya yang kini sudah menyilangkan tangannya di depan dada, "Ngapain sih lo masuk-masuk? Mana nggak ngetuk pintu dulu."

"Gue mau ngambil buku fisika yang lo pinjam kemarin. Mana balikin?!"

Aksa mendengus. Ia berjalan kearah meja belajarnya dan mencari buku milik Kiana. Mata pria itu membelalak saat tidak menemukan buku adiknya di sana, "Eh semalem gue taro sini perasaan."

"Jangan bilang kalau bukunya ilang lagi."

Aksa menunjukan deretan giginya kearah Kiana, "Kayaknya iya deh dek."

"AKSAAAAAAA!" Langsung saja Aksa menjadi sasaran empuk Kiana. Gadis itu mencubiti tubuh Aksa yang membuat pria itu meringis.

Selalu seperti ini. Duo sugus yang kini sudah beranjak remaja sering sekali bertengkar meskipun masalahnya sepele. Bahkan beberapa waktu lalu, mereka berdua sempat diam-diaman selama beberapa hari karena Aksa yang menghilangkan flashdisk Kiana yang berisi drama-drama korea kesukaannya.

"MAMA, ABANG SAMA KAKAK BERANTEM LAGI!"

Si kembar yang awalnya tengah beradu mulut dan saling mencubit satu sama lain, menoleh kearah pintu saat adik kecil mereka Kahfi, yang kini sudah kelas 5 SD berteriak memanggil Keira.

"Bocil! Ngapain di aduin ke Mama?!" Pekik Aksa. Kalau sudah bawa-bawa Keira, pasti ia akan kalah. Dan ujung-ujungnya ia yang disalahkan. Ya meskipun ini memang salah Aksa.

Kahfi menggedikan bahunya tak perduli. Lalu ia meninggalkan kedua kakaknya itu, "Dih adek lo tuh, songong banget," Ucap Aksa yang langsung dapat jitakan dari Kiana, "Adek lo juga kali."

"Abang, Kakak, bener kalian berantem lagi?" Tanya Keira begitu masuk ke dalam kamar Aksa.

Ibu dari tiga anak itu benar-benar tidak berubah. Wajahnya tetap sama seperti Keira 10 tahun yang lalu. Bahkan Keira tidak menunjukan tanda-tanda penuaan. Cara bicara wanita itu juga masih sama. Lembut dan tidak pernah keras. Kecuali kalau ia sedang marah. Itupun jarang. Sangat jarang.

PAPA ; Kim Doyoung [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang