[13] Gombalan Papa

10K 1.1K 160
                                    

.
.
.
.
.
.
.

"Ma, nanti kalau kita udah di rumah, Mama temenin Kia bobo ya?" Hari ini Keira sudah di perbolehkan pulang oleh dokter. Setelah beberapa minggu menjalani terapi dan pemeriksaan ini, itu, Keira sudah di izinkan pulang. Dan sekarang, keluarga kecil itu, dibantu dengan Jungwoo, tengah membereskan pakaian-pakaian Keira yang berada di rumah sakit.

Keira mengangguk sambil mencubit pipi anaknya dengan gemas, "Iya sayang. Nanti Mama temenin kamu sama Abang bobo."

"Eh duo sugus! Ayo ke mobil, bantuin uncle bawain barang-barangnya Mama Kei," Celetuk Jungwoo yang membuat Aksa dan Kiana berlari kearah Jungwoo dan membantu laki-laki itu membawa barang-barang.

"Duo sugus?" Ulang Keira karena merasa lucu dengan nama panggilan kedua anaknya.

Doyoung yang tengah melipat selimut mengangguki ucapan istrinya, "Mereka tuh waktu kecil suka banget sama permen sugus, sayang. Makanya dipanggilnya gitu," Doyoung mendekat kearah Keira yang sedang duduk di sofa, "Pakai jaket Mas dulu nih sebelum keluar. Takutnya kamu kedinginan." Doyoung melepas jaket kulit yang ia pakai dan memakaikannya pada tubuh kecil Keira.

"Makasih ya Mas," Balasnya, "Ah iya! Hampir aja lupa," Keira bangun dari sofa lalu mengambil sesuatu dari laci yang berada di ruangan itu.

"Apatuh Kei?" Tanya Doyoung dengan alis berkerut saat istrinya kembali menghampirinya sambil membawa amplop.

"Surat. Raina ngasih ke aku sebelum dia pergi ke Turki waktu itu. Kamu baca ya Mas."

Doyoung menerima amplop itu lalu membukanya, "Kenapa ngejauh sayang?" Tanya Doyoung saat melihat Keira berjalan menjauhinya.

"Aku pikir Mas butuh waktu sendiri buat baca surat itu."

Doyoung tersenyum lalu menggeleng kecil, "Kita baca sama-sama ya? Sini duduk di sebelah aku. Atau mau aku pangku?"

Keira mendengus, "Enggak! Makasih."

Doyoung terkekeh, "Bercanda Kei. Udah sini duduk di samping aku. Kita baca sama-sama supaya kamu nggak cemburu."

Keira tersenyum tipis.

Suaminya ini memang terlalu peka.

Keira mengambil tempat di samping Doyoung. Lalu mereka berdua mulai membaca isi surat itu dalam keheningan.

Assalamualaikum Pak Doyoung!

Bersamaan dengan surat ini, Raina mau makasih banget sama Bapak. Makasih karena sudah hadir dalam kehidupan Raina. Berkat Bapak, Raina jadi tau apa itu rasa bersyukur dan kejujuran.

Pertemuan kita memang singkat Pak, tapi itu semua sangat berarti. Terutama buat Raina.

Makasih sudah membantu Raina kembali ke jalan-Nya.

Dan, maaf untuk semuanya Pak Doyoung.

Keira menghela nafasnya dalam setelah membaca surat dari Raina. Surat itu tidak panjang, tapi penuh makna dan menyentuh untuk Keira.

Doyoung merangkul tubuh mungil Keira lalu mengecup kepala istrinya itu berkali-kali, "Semoga Raina dapat laki-laki yang jauh lebih baik dari aku ya Kei?"

Keira mengangguk, "Aamiin Mas."

Setelah adegan membaca surat itu, Doyoung dan Keira menyusul Jungwoo dan kedua anaknya ke mobil. Mereka berempat pulang ke rumah dengan perasaan yang bisa dibilang bahagia.

PAPA ; Kim Doyoung [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang