[19] YES

8.5K 1.1K 150
                                    

.
.
.
.
.
.

"Mas, kamu demam," Ucap Keira saat tangannya tidak sengaja menyentuh tubuh Doyoung yang tertidur di sampingnya.

Pria yang awalnya menutup kedua matanya rapat itu terbangun saat mendengar suara Keira, "Nggak apa-apa. Kamu lanjut tidur aja. Masih jam 2 ini," Balas Doyoung sambil melirik jam dinding di kamar mereka.

Keira menghela napas. Wanita itu bangun lalu mengikat rambutnya panjangnya asal.

"Mau kemana?" Tanya Doyoung.

"Ambil air hangat buat kompres kamu."

Tidak lama kemudian Keira kembali ke kamar sambil membawa baskom kecil berisi air hangat dan sapu tangan, "Aku tau Mas masih kepikiran sama Mingyu, tapi jangan sampai terlalu gini dong. Jadi sakit kan," Dumel Keira. Tapi tetap saja, wanita itu mengompres Doyoung dengan telaten.

Yap, sudah hampir seminggu kejadian penusukan Mingyu itu terjadi. Tapi Doyoung tetap saja memikirkannya. Padahal keadaan Mingyu juga sekarang sudah baik-baik saja. Dan Alhamdulillahnya Doyoung tidak dijadikan tersangka. Karena yang Doyoung lakukan itu termasuk pembelaan diri. Lagipula luka yang Mingyu alami tidak parah. Laki-laki itu hanya mengalami sobekan yang tidak dalam.

Doyoung mengenggam tangan Keira yang duduk disampingnya, "Maaf sayang. Aku jadi ngerepotin kamu."

"Eh, aku nggak maksud ngomelin kamu tadi. Maaf ya?"

Keira mengecup pipi Doyoung yang terasa hangat, "Please jangan dipikirin lagi ya? Semua udah baik-baik aja. Mingyu juga udah di tangkap lagi sama polisi. Dan aku pastiin, kali ini dia dapat hukuman yang lebih berat karena udah nyakitin Pyo sama kamu."

Doyoung tersenyum. Ia merasa bersyukur karena ada Keira yang terus berada di sampingnya. Tidak perduli dalam keadaan sedih maupun bahagia.

"By," Panggil Doyoung.

"Hm?"

CUP!

Doyoung mendaratkan ciumannya di bibir Keira. Membuat wanita itu terkekeh dengan sikap Doyoung yang tiba-tiba, "Jadi istri aku terus pokoknya!"

"Random banget. Yaiyalah aku bakal jadi istri kamu terus."

Doyoung mengarahkan tangannya pada perut Keira yang masih terlihat datar, "Mumpung kita bangun tengah malam, kita solat tahajud yuk Kei? Sekalian aku mau bacain surat Yusuf buat dedek bayinya."

Keira mengangguk, "Mas kuat jalan ke kamar mandinya?"

"Kuat. Lagian Mas cuma demam biasa."

Keira tersenyum lalu mengulurkan tangannya pada Doyoung, "Ayo wudhu, dedeknya udah nggak sabar mau dibacain surat Yusuf sama Papanya."

Pasangan suami istri itu melakukan solat malam bersama. Bahkan Doyoung merasa keadaannya sudah jauh lebih baik setelah solat seperti ini.

Selesai solat, Doyoung menarik Keira agar mendekat kearahnya. Pria itu mulai membacakan Keira dan calon buah hati mereka surat Yusuf.

Mendengar suara Doyoung yang merdu, membuat senyum wanita itu terukir.

Keira itu lemah kalau Doyoung sudah memperlakukannya seperti ini.

PAPA ; Kim Doyoung [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang