[25] Abang Aksa

7.2K 990 161
                                    

.
.
.
.
.

Dunia Doyoung dan Keira seperti hancur seketika saat melihat hasil tes kesehatan Aksa yang sudah keluar.

Di sana dikatakan kalau Aksa positif mengalami gagal jantung.

Keira meremas kertas itu dan mulai menangis. Sekuat-kuatnya seorang ibu, pasti tidak akan tega melihat anaknya sakit. Apalagi yang diidap Aksa sekarang bukan penyakit biasa, "Kenapa bukan aku aja yang sakit?" Lirih Keira sambil terisak.

Doyoung yang melihat itu segera membawa Keira ke dalam pelukannya dan menepuk-nepuk pelan punggung istrinya.

Saking kagetnya Doyoung dengan kabar ini, ia bahkan tidak sanggup untuk sekedar membuka suaranya dan menghibur Keira.

"Mas, anak kita sakit. Sakit," Tangisan Keira semakin keras. Untung saja mereka membuka surat itu di taman rumah sakit. Jadi keadaannya tidak terlalu ramai. Apalagi sekarang sudah malam. Hanya beberapa orang saja yang duduk di sana.

"Maafin Mas Kei," Doyoung hanya mampu mengatakan itu. Ia juga tidak bisa lagi menahan tangisnya.

Keduanya menangis bersama di bawah langit malam. Terdengar pilu dan menyayat hati. Bahkan rintihan Keira yang terus mengatakan kalau seharusnya ia saja yang sakit membuat Doyoung semakin terpukul.

Rasanya Doyoung seperti dihantam batu besar beberapa kali. Menyakitkan dan terlalu berat untuk di rasa.

Ah, Doyoung pikir malam ini ia harus menangis dengan puas. Dan berjanji saat matahari terbit esok, sudah tidak boleh ada air mata yang akan keluar lagi. Sehingga dengan perlahan Doyoung bisa bangkit dari keterpurukannya yang sekarang ini.

Doyoung menggenggam tangan Keira erat, "Mas nggak akan bisa lewati ini semua tanpa kamu Keira. Jadi ayo kita lewati ini semua sama-sama."

"Dan janji jangan nunjukin kesedihan kita di depan anak-anak. Mas nggak mau mereka lihat gimana lemahnya kita sekarang," Sambung Doyoung lalu memeluk Keira kembali.

Cukup lama mereka berdua berada di taman. Sampai akhirnya Keira memilih untuk masuk ruang rawat Aksa dan Doyoung pergi entah kemana.

Kalian tidak perlu mencemaskan Kiana, karena anak itu sudah di jemput oleh Irene dan Taehyung tadi. Mereka berdua juga sama terpukulnya dengan Keira.

Keira menarik kursi dan duduk tepat di samping Aksa yang kini tertidur pulas.

Nafas anak itu terlihat lebih beraturan dari sebelumnya. Berbeda saat pertama kali ia di bawa ke rumah sakit.

Keira meraih tangan kecil Aksa. Diusapnya tangan itu penuh sayang. Melihat Aksa seperti ini membuat Keira merasa gagal menjadi orang tua. Ditambah Keira tidak pernah mengurus si kembar semenjak mereka berdua lahir. Ya meskipun itu terjadi karena Keira yang mengalami kecelakaan. Tapi tetap saja, Keira merasa bersalah pada anaknya. Ia tidak tahu kalau selama ini Aksa menderita. Keira pikir anaknya baik-baik saja. Ternyata tidak.

"Maafin Mama Sa. Karena nggak bisa ngerawat kamu dengan baik," Lirih Keira. Lalu kembali menangis dengan pelan.

Sedangkan di tempat lain, Doyoung duduk termenung di depan musola. Pria itu memilih beristirahat sebentar di sana setelah melaksanakan solat isya.

Doyoung tiba-tiba saja teringat dengan ucapan guru Aksa saat ia mengambil rapot tadi pagi, "Akhir-akhir ini Aksa lebih sering diam di kelas dari pada main sama anak-anak yang lain Pak. Saya perhatiin juga Aksa beberapa kali selalu pegang dadanya kalau lagi olahraga. Setiap saya tanya kenapa, Aksa cuma senyum sambil geleng-geleng."

Doyoung menghela napasnya dalam. Pria itu mengusap wajahnya kasar, "Ya Allah, hamba tau engkau tidak mungkin memberikan cobaan di luar kemampuan hambamu. Jadi tolong berikanlah hamba kesabaran dan kekuatan untuk menghadapi ini semua. Serta berikanlah kesehatan pada anak hamba Aksa ya Allah..."

PAPA ; Kim Doyoung [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang