Part 4

442 49 10
                                    

Hari masih terhitung pagi, tapi dua seme tampan bucinnya Mark Tuan itu sudah duduk manis di ruang tamu rumahnya. Mark bahkan baru saja selesai mandi, ketika keduanya datang.

Mark menghela nafas panjang saat melihat dua seme tampan itu tersenyum saat melihat dia berjalan menuju ruang tamu.

"Pagi, angel." Jinyoung menyapa sambil menunjukkan senyuman manisnya.

"Pagi, sayang." Jaebum juga menyapa dengan tatapan penuh pemujaan terhadap Mark.

"Apa yang kalian berdua lakukan pagi-pagi begini dirumahku?" Mark jengah dengan perhatian over dari kedua seme tampan itu.

"Menjemputmu tentu saja. Apalagi memangnya?" Jaebum yang bicara untuk menjawab pertanyaan Mark.

"Ok... tapi sepagi ini? Bukankah kuliah pertama baru akan dimulai jam 10? Rajin sekali kalian berdua ini. Bahkan sekarang masih jam 8 pagi."

Mark melirik jam dinding yang tergantung di dinding ruang tamu. Sekedar memastikan kalau dia tidak salah dalam menyebut waktu.

"Kami mencemaskanmu, sayang." Jaebum memberikan tatapan lembutnya yang membuat jantung Mark berdetak lebih kencang sekarang.

"Hmh... kami berdua mencemaskanmu." Jinyoung menimpali ucapan Jaebum.

"Aku baik-baik saja, kalian bisa melihatnya sendiri."

Mark duduk di single sofa yang berada tak jauh dari keduanya. Lalu tersenyum manis berusaha menghargai perhatian keduanya.

Senyuman manis Mark untuk sesaat membuat kedua seme tampan itu lupa untuk bernafas dengan benar.

"Jadilah kekasihku, sayang. Kau benar-benar membuatku tergila-gila."

"Kau kan memang sudah gila sejak lama Jay ah."

"Kalau kau tidak mau menjadi kekasih Jay. Jadilah kekasihku saja angel. Aku benar-benar menyukaimu."

"Thanks, bukannya aku ingin menolak kalian. Tapi ini masih terlalu pagi untuk adegan drama harian kalian dan perutku lapar sekali. Jadi, lebih baik aku sarapan saja daripada mendengar gombalan kalian pagi-pagi."

Mark bangkit dari duduknya lalu berjalan meninggalkan kedua seme tampan itu yang masih melihatnya dengan tatapan memuja. Mark tidak bohong tentang perutnya yang lapar. Ini memang waktunya Mark untuk sarapan pagi. Bukan waktunya untuk mendengarkan ocehan tak jelas dari kedua seme sinting itu.
🐰
🐰
🐰
Akhirnya pagi itu Mark berangkat ke kampus bersama kedua semenya. Mereka menggunakan mobil milik Jinyoung ternyata. Ah, jadi mereka memang sudah janjian untuk menjemputnya ya? Haruskah Mark merasa terharu karena ini?

Sesampainya di kampus Mark menghembuskan nafas lelah. Kejadian kemarin tiba-tiba muncul lagi di otaknya. Mark kembali terusik saat mengingat kejadian kemarin.

Sampai remasan pelan di tangannya membuat Mark yang duduk dikursi penumpang belakang menoleh ke arah depan. Jinyoung dan Jaebum ternyata pelakunya.

"Santai saja, sayang.. Ada kami disini bersamamu."

"Kami akan selalu melindungimu, angel. Kau akan aman bersama dengan kami."

Mark berusaha untuk tersenyum mendengar ketulusan dari kedua dominan tampan yang tampak tengah mengkhawatirkan dirinya ini.

"Baiklah, aku mengandalkan kalian berdua saat ini."

"Kami tidak akan mengecewakanmu, sayang."

Ucap Jaebum yang segera mendapat anggukan kepala dari Jinyoung. Entah kenapa Mark kali ini sangat percaya pada ucapan kedua dominan tampan itu.
🐰
🐰
🐰
Setelah surat teror lalu kotak hadiah sekarang apalagi barang yang ada di lokernya kira-kira? Batin Mark.

Sebuah bau menyengat menusuk hidungnya saat Mark membuka lokernya. Bangkai tikus yang entah sudah mati berapa hari sampai sebau itu ada di lokernya. Membuat perut Mark mual saja pagi-pagi.

Jaebum segera mencari plastik untuk membungkus bangkai tikus itu dan membuangnya di tempat sampah. Tak lupa dia membeli bubuk kopi dikantin untuk disebarkan di loker Mark. Untuk menghilangkan bau.

Dimana Mark? Oh, dia sedang memuntahkan isi perutnya di toilet terdekat dengan Jinyoung yang membantunya.

Siapa sebenarnya pelaku teror itu sampai-sampai dia bisa tahu kelemahan-kelemahan Mark? Kejadian demi kejadian yang menimpanya tak urung membuat Mark penasaran.

"Sudah, angel?"

Jinyoung yang melihat Mark menekan tombol flush pun bertanya. Mark menganggukkan kepala untuk menjawab pertanyaan Jinyoung.

Jaebum datang sesudah Mark membasuh mulutnya dari bekas muntahan.

"Kau baik-baik saja, sayang?" Jaebum merasa khawatir dengan keadaan Mark.

"Sejak kapan aku akan baik-baik saja setelah muntah Jay?" Mark tersenyum sendu pada sahabatnya itu.

"Apa kami antar kau pulang saja? Wajahmu terlihat pucat saat ini." Jinyoung pun tak bisa menyembunyikan kecemasannya.

"Tidak perlu.. aku tidak apa-apa.. aku masih bisa kuliah sampai jadwal hari ini berakhir.. kalian berdua tenang saja.." Mark berusaha untuk menenangkan kedua bucinnya itu.

"Katakan pada kami kalau kau butuh sesuatu, angel.."

Mark hanya tersenyum dan menganggukkan kepala pada kedua dominan tampan didepannya ini.
🐰
🐰
🐰
Sejak kecil fisik Mark memang lemah. Itu adalah salah satu alasan kenapa Yugyeom sering menempeli Mark dan terlihat sangat berhati-hati dalam menjaga sepupunya itu.

Mark mudah sakit saat kelelahan dan pencernaannya sangat sensitif. Karena itu Yugyeom yang sebenarnya satu tahun lebih muda dari Mark. Berusaha sebisa mungkin untuk selalu berada diangkatan yang sama dengan Mark. Karena dia merasa berkewajiban untuk menjaga Mark dengan baik.

Jaebum awalnya hanya berteman dekat dengan Yugyeom, karena mereka sering terlibat dalam satu kegiatan yang sama. Awalnya Jaebum hanya merasa iba setelah banyak mendengar cerita tentang kondisi fisik Mark dari Yugyeom.

Namun seiring dengan berjalannya waktu, hubungannya dengan Mark menjadi semakin dekat. Mereka berdua pun akhirnya bersahabat. Sejak saat itulah Jaebum yang mulai melihat seperti apa sosok dari seorang Mark Tuan yang sesungguhnya mulai jatuh hati pada Mark.

Begitupun halnya dengan Mark. Jaebum mungkin bukan tipe orang yang bisa dengan mudah mengutarakan isi hatinya. Bahkan dia bisa dibilang sedikit cuek orangnya. Tapi pada orang-orang tertentu Jaebum adalah sosok yang sangat perhatian. Termasuk pada Mark sendiri. Hal itulah yang membuat Mark jatuh hati pada Jaebum.
🐰
🐰
🐰
Seharian itu, Jaebum dan Jinyoung melarang Mark untuk membuka lokernya. Tidak peduli apapun alasan Mark melakukannya. Sebagai gantinya mereka berdualah yang menyediakan diri untuk mengambilkan sesuatu atau menyimpankan sesuatu di loker Mark. Kalau pria cantik itu membutuhkannya.

Mark hanya menggelengkan kepalanya dengan heran saat melihat kelakuan kedua bucin tampannya ini.

Berlebihan.. Bolehkah Mark sebut begitu?

"Kau kenapa, angel? Kepalamu pusing? Kuperhatikan kau terus menggelengkan kepalamu dari tadi?" Jinyoung menanyai Mark setelah kuliah jam terakhir usai.

Yugyeom dan Jaebum yang duduk didekat Mark pun serentak menoleh menatap satu-satunya uke diantara keempatnya itu.

"Tidak, aku baik-baik saja." Mark tersenyum manis saat menjawab pertanyaan Jinyoung.

Jinyoung pun membalas senyuman manis Mark dengan senyuman terindahnya. Jantung Mark nyaris berhenti berdetak melihat senyuman di wajah Jinyoung. Wajahnya terasa memanas seketika.

Agaknya momen itu tertangkap sempurna oleh Yugyeom. Membuat pria jangkung itu tak tahan untuk melemparkan godaan pada Mark yang kini terlihat menyukai dua seme tampan yang sedang memperebutkannya.

"Mark hyung, sudah kukatakan untuk menerima keduanya menjadi kekasihmu. Jadi kau tak perlu pusing begitu memikirkan harus memilih yang mana."

Yugyeom menggoda Mark. Sedangkan yang digoda mendelikkan matanya kepada sepupu tiangnya karena merasa sangat kesal.

Sementara Jaebum dan Jinyoung hanya tertawa melihat kelakuan sepasang saudara sepupu yang duduk diantara mereka ini.

Tbc.......

Just One Time {Markbum}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang