Jaebum semakin posesif dan protektif setelah Mark keluar dari rumah sakit. Pria itu tidak membiarkan istrinya kelelahan. Apalagi sekarang keduanya sudah mulai cuti kuliah.
Perut Mark juga sudah terlihat besar menginjak bulan ketujuh kehamilannya ini. Mark mulai mengalami sulit tidur. Sulit untuk mencari posisi yang nyaman untuk tidur dengan perut besarnya itu.
Mark juga jauh lebih mudah lelah daripada sebelumnya. Baru berjalan dari lift sampai kedepan pintu flat saja nafasnya sudah terengah dan mengeluh lelah pada suaminya.
Jaebum kini tak pernah lagi melepaskan Mark dari pandangan matanya. Dia akan selalu ada bersama Mark dimanapun mereka berada.
Mark sedang berjalan tertatih menuju ke dapur sambil menopang pinggangnya. Dia berniat untuk mengambil minum di lemari es. Tapi perut besarnya menghalanginya. Mark jadi tidak bisa mengambil air putih yang biasanya diletakkan dibagian paling bawah.
"Yeobo..." Jaebum yang baru saja masuk ke dapur pun mendekat.
"Kau mau mengambil apa sayang? Biar aku ambilkan."
"Air putih. Perutku terlalu besar dan aku tidak bisa lagi mengambilnya sendiri."
"Tidak apa-apa. Ada aku disini."
Mark meminum air yang diberikan oleh Jaebum padanya. Lalu berjalan keruang keluarga bersama sang suami. Dia duduk disamping suaminya.
"Jinyoung sudah resmi menikah dengan Wonwoo di Jepang, sayang. Kau bisa tenang sekarang." Jaebum membuka pembicaraan.
"Ne aku sudah tahu. Kuharap dia akan memperlakukan Wonwoo dan anak mereka dengan baik." Mark tersenyum menatap suaminya.
"Jinyoung itu orang baik sayang. Dia hanya mudah dihasut. Tapi dia sama sekali bukan orang jahat. Kau kan tahu sendiri akan hal itu." Jaebum merengkuh bahu istrinya dan membawanya kedalam pelukan.
"Iya sih, tapi aku kadang meragukan itu." Ucap Mark sambil bermain-main dengan bulu-bulu halus didagu suaminya.
"Kenapa? Karena dia pernah berbalik memusuhimu karena hasutan Wonwoo?" Jaebum meraih tangan sang istri yang bermain-main didagunya lalu menciumi tangan halus milik Mark.
"Bisa jadi. Karena aneh saja menurutku. Bucin sepertinya bisa berbalik membenciku. Kalau dipikir lagi itu sama sekali tidak logis yeobo." Mark pindah duduk didepan suaminya dan Jaebum memeluk tubuh Mark dengan posesif tepat diperut buncit istrinya.
"Bukankah tadi sudah kukatakan, kalau Jinyoung itu mudah dihasut. Walaupun setelahnya dia akan menyesal kalau tahu apa yang sebenarnya terjadi."
"Ah begitu.. Jadi siapa yang memberitahu Jinyoung tentang kejadian yang sebenarnya? Kau, Jun atau Yugy?"
"Wonwoo... Dia sendiri yang bicara pada Jinyoung atas paksaan Jun. Kau itu beruntung sayang memiliki sahabat yang sangat menyayangimu seperti Junhui."
"Dia itu penjagaku sebelum aku bertemu denganmu. Cinta pertamaku juga sebenarnya."
Jaebum memicingkan matanya dan memberikan tatapan kesal pada Mark. Istri Im Jaebum itu hanya tertawa lepas melihat aksi ngambek suaminya.
"Duuuluuu yeobo.. Sebelum dia berkencan dengan Wonwoo dan sebelum aku jatuh cinta pada teman Yugy."
"Itu siapa lagi huh?" Jaebum cemburu saat mendengar istrinya pernah jatuh cinta pada orang lain lagi.
"Penasaran ya? Hm?" Mark menaik turunkan alisnya menggoda sang suami yang terlihat cemburu.
"Katakan saja sayang atau kau kubuat tidak bisa berjalan."
"Im Jaebum."
"Huh?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Just One Time {Markbum}
Fiksi Penggemar✔ Complete Jaebum dan Jinyoung adalah sepasang kekasih. Sementara Mark adalah sahabat Jaebum yang sudah lama memendam rasa cinta pada sahabatnya. Tapi suatu hari terungkap bahwa keduanya ternyata berkencan hanya untuk bersaing mendapatkan Mark! Mana...