Part 26

279 27 9
                                    

Jaebum tersenyum saat melihat istrinya lagi-lagi melemparkan sesuatu ke tempat sampah yang ada didepan kelas mereka. Sudah menjadi kegiatan rutin sang istri seminggu belakangan, melemparkan entah apa itu ke tempat sampah terdekat yang dia temui. Jaebum semakin melebarkan senyumnya ketika melihat Mark berjalan mendekat. Mark mengambil duduk disebelah kanan suaminya.

"Kau bertemu dimana dengan dia sayang?"

"Didepan kamar mandi."

"Dia menyakitimu?"

"Tidak.. tidak.. karena dia segera kutinggal pergi setelah memberikan entah apa padaku."

"Dia tidak mengatakan apa-apa padamu sayang?"

"Menikahlah denganku Mark... Aku bosan mendengarnya. Lagipula aku bukan uke lajang yang harus dikejar-kejar.. Aku ini istri orang yang sedang berbadan dua.. Hanya orang kurang waras yang mengejar orang hamil sepertiku.. Selalu mual perutku melihat sosoknya.. hah.. aku harus apa? Atau matanya itu buta? Tidak bisa lihat memangnya dia perutku sudah sebesar apa?"

"Tidak terlalu kentara sayang.. Kau kan selalu memakai baju oversize milikmu.."

"Kuharap ukuran perutku lebih besar lagi dari ini.. Jadi semua orang tahu kalau aku sedang hamil.."

"Pakai saja lagi baju yang bukan ukuran oversize yang masih muat ditubuhmu.. Maka orang-orang akan melihat sebesar apa perut buncitmu yang tersembunyi dibalik baju ukuran oversizemu.."

"Akan kulakukan.. Aku bosan harus terus diam begini.." Mark mengelus lembut perutnya.

"Kenapa perutmu sayang?"

"Tidak apa-apa.. Hanya rasanya tidak percaya saja dia sudah sebesar ini.. Beberapa bulan lagi dia akan lahir.. Cepat sekali.."

"Kau sangat menikmati masa-masa kehamilanmu ya?"

"Tentu saja.. Kehamilan pertama hanya terjadi satu kali yeobo.. Tidak akan terulang lagi.. Benarkan?"

"Hmm, kita akan cuti setahun kedepan sayang.. Dia pasti butuh perhatian penuh dari kita."

"Tidak sayang dengan kuliahmu memangnya? Bukannya beasiswamu akan dicabut kalau kau mengajukan cuti?"

"Kau dan anak kita lebih penting daripada beasiswaku sayang.. Lagipula aku bisa membayar biaya kuliah menggunakan sebagian gajiku.. Kau tenang saja ya.."

Mark menatap sendu suaminya. Pria bucin satu ini bisa tidak berhenti berkorban demi istri dan anaknya. Lalu mulai berjuang untuk dirinya sendiri. Mark kan jadi merasa tidak enak sendiri kalau terus diperlakukan seperti itu.
🐰
🐰
🐰
Mark berhenti memakai baju oversize setelahnya. Dia memilih memakai baju yang pas dibadannya. Dia membiarkan kehamilannya yang sudah cukup besar terekspos.

Tatapan takjub Mark jumpai disetiap sudut. Meski tatapan jijik dan mencela pun sempat dia dapati. Tapi Mark mana peduli? Dia tak peduli, toh dia hamil anak suaminya sendiri. Bukannya hamil tanpa suami lalu keliaran diluar sana tanpa tahu malu.

Junhui yang melihat sosok Mark melintas didepannya, segera berjalan mendekati Mark yang sedang berjalan sendirian sambil menopang pinggang dengan sebelah tangannya.

"Pegal pinggangmu xiao Yi?"

"Ah kau Jun er.. Lumayan pegal, karena tadi aku harus berdiri di bus yang penuh."

"Kemana suamimu memangnya?"

"Sudah lebih dulu berangkat, dia harus mengurus cuti kami mulai semester depan.."

"Tumben dia tega meninggalkanmu?"

"Kupaksa.. Kalau tidak begitu maka urusan kami akan terus tertunda.. Morning sicknessku kan masih terus datang sekalipun ini sudah masuk awal bulan kelima.. Kalau dia harus menungguku tak akan sempat."

Just One Time {Markbum}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang