Part 39

307 30 9
                                        

Bambam terlihat begitu senang saat melihat kedua adiknya yang tertidur di ruangan bayi dari kaca depan. Jaebum menggendong putra sulungnya itu untuk bertemu dengan adiknya setelah Bambam datang diantar Yugyeom dan Eunwoo.

Mark belum sadar setelah operasi dini hari tadi. Dia masih berada dalam pengaruh bius, ketika Jaebum meninggalkannya tadi.

Jaebum membawa Bambam kembali ke kamar rawat Mark setelah putra sulungnya ini menanyakan sang eomma.  Mark sudah sadar dan sedang bicara dengan Youngjae dan Kibum ketika Jaebum dan Bambam masuk.

"Eomma!!" Bambam berteriak senang memanggil sang eomma.

"Bamie hyung, sudah melihat adiknya?"

"Hmh," Bambam menganggukkan kepalanya. "Meleka tampan cepelti eomma. Nama adek ciapa eomma?" Tanya Bambam dengan tidak sabar.

"Coba Bamie hyung tanya appa. Siapa nama adek Bamie hyung." Mark tersenyum menatap putra sulung dan suaminya itu.

"Nama adek ciapa appa? Ayo, beli tau kami appa, pwease..." Jaebum tertawa gemas melihat putra sulungnya ini.

"Im Jeno untuk hyungnya dan Im Jaemin untuk adiknya."

"Jenjen dan Jaejae?" Mata bulat polos milik Bambam menatap penuh semangat pada appanya.

"Iya, Bamie hyung bisa memanggil mereka Jenjen dan Jaejae. Bamie hyung senang?"

"Cenang cekali.... Tapi appa dan eomma angan lupain Bamie ya?"

Mata Mark dan Jaebum membulat mendengar ucapan putra sulungnya. Seketika keduanya menjadi merasa bersalah, karena tidak punya cukup banyak waktu untuk menemani Bambam sebelum Mark akhirnya hamil adik Bambam dan Mark lebih banyak tinggal di rumah karena kondisinya yang tidak memungkinkan untuk bekerja diluar rumah.

Keduanya dulu terlalu disibukkan dengan kuliah dan pekerjaan. Sampai Bambam akhirnya sedikit terlantar. Wajar rasanya kalau Bambam merasa takut akan dilupakan oleh orangtuanya. Karena walau bagaimanapun juga Bambam hanyalah seorang bocah berusia tiga tahun.

"Tentu tidak sayang. Eomma dan appa akan selalu menyayangi Bamie hyung." Ucap Mark dengan lembut.
🐰
🐰
🐰
Mark pulang dari rumah sakit seminggu kemudian. Yoona memilih untuk tinggal dirumah nya demi membantu sang putra. Karena Yoona tahu mengurus bayi kembar dan satu balita itu tidak akan bisa dilakukan seorang diri. Apalagi luka bekas operasi caesar Mark belum sepenuhnya kering. Sedangkan Jaebum sangat sibuk belakangan ini.

Mark memilih mengundurkan diri dari perusahaan dan fokus membesarkan ketiga putranya. Dia merasa beruntung karena Jaebum anak tunggal. Jadi, mertuanya bisa menemani dan membantunya mengurus ketiga putranya.

Yoona tersenyum menatap menantunya yang sedang terkantuk-kantuk disofa. Biasanya jam segini putranya akan pulang. Tapi tidak ada tanda-tanda kalau Jaebum akan pulang.

"Istirahat, Mark. Temani Bambam tidur siang. Biar eomma yang menunggu Jaebum kalau dia pulang seperti biasa. Kau lelahkan? Semalam kau sama sekali tidak tidur karena Jeno dan Jaemin rewel. Tidurlah, Mark."

"Ne, eommonim. Aku tidur sebentar."

"Tidurlah yang nyenyak Mark. Jangan pikirkan apapun. Ada eomma disini." Yoona tersenyum menatap sang menantu yang sudah dia anggap sebagai putranya sendiri itu.

"Kamsahamnida, eommonim." Mark mengangguk pada ibu mertuanya, lalu memanggil Bambam yang sibuk bermain. "Bamie hyung, temani eomma tidur siang nak."

Bambam menoleh ke arah eommanya. Dia tadinya berniat untuk menolak. Tapi melihat wajah lelah eommanya Bambam memilih memberesi mainannya lalu berlari ke arah eommanya dan menuntun eommanya menuju kamar Bambam.

Siang itu, Mark segera tertidur setelah menyentuh bantal di ranjang Bambam. Sedangkan siempunya kamar sama sekali tidak tidur. Dia sibuk memperhatikan wajah cantik eommanya yang terlihat sangat lelah.

Tanpa kata Bambam mencium pipi eommanya yang membuat eommanya tersenyum dalam tidurnya. Bambam terlihat begitu senang saat melihat eommanya tersenyum begitu.
🐰
🐰
🐰
Jaebum pulang tak lama setelah Mark dan Bambam masuk ke kamar Bambam. Dia melihat hanya ada Yoona yang sedang membaca buku di ruang keluarga. Tumben, kemana istri dan anak sulungnya?

"Tumben, eomma hanya sendirian? Dimana Markeu dan Bambam?" Tanya Jaebum sambil duduk didekat Eommanya.

"Mark sedang istirahat Jaebum ah. Kasihan semalaman dia sama sekali tidak tidur karena si kembar rewel sampai pagi. Sekarang Bambam sedang menemaninya tidur di kamar Bambam."

Jaebum bangkit dari duduknya dan berjalan menuju kamar Bambam. Disana terlihat Mark yang sedang tidur. Sementara Bambam hanya memeluk eommanya dengan posesif tanpa memejamkan matanya.

Bambam segera meletakkan jari telunjuknya didepan bibir saat melihat appanya masuk kamar. Jaebum tersenyum dan mengangguk.

Wajah lelah milik Mark yang terlihat olehnya saat dia menatap istrinya. Semalam dia memang tidak sempat pulang. Karena ada pekerjaan yang memiliki deadline pagi ini.

Hanya dengan melihat wajah lelah istrinya sudah mampu menyakiti hati seorang Im Jaebum. Rasanya dia belum cukup baik untuk meringankan beban istrinya dalam membesarkan ketiga putra mereka.

Lagi-lagi Bambam yang harus mengalah dan mengambil peran untuk menjadi penjaga bagi eommanya. Jaebum jadi semakin merasa bersalah pada putra sulungnya itu.

Usapan halus dari tangan kecil membuyarkan lamunan Jaebum. Senyuman manis milik Bambam seakan mengatakan pada Jaebum bahwa semuanya akan baik-baik saja. Mereka akan melewati fase ini dengan baik.

Bambamnya yang berharga. Betapa Jaebum sangat menyayangi putra sulungnya itu. Semoga Bambam tahu betapa berharganya ia untuk kedua orangtuanya.

Tbc.....

Just One Time {Markbum}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang