Part 7

392 48 5
                                    

Siklus yang dialami oleh Mark berhenti tiga hari kemudian. Dia sudah memberikan kabar pada dua dominannya itu. Lihat saja dua pria itu sudah duduk manis di ruang tamu rumahnya.

Mark sudah kembali ke rumahnya sendiri sejak semalam setelah kondisinya membaik.

Mark hanya mengulum senyuman saat melihat kedua dominan itu terlihat begitu akur. Apa mereka akan tetap seakur itu kalau keduanya Mark terima menjadi kekasihnya?

Karena Mark merasa tidak enak terus menggantungkan keduanya seperti sekarang ini. Mark rasa dia sudah siap menjawab perasaan keduanya sekarang.

Melihat Mark berjalan mendekat dengan baju rapi sambil membawa tas ransel dipunggung, keduanya tersenyum. Lalu berdiri dan menghampiri Mark.

"Kau sudah siap angel?" Jinyoung mencubit gemas kedua pipi Mark.

"Ne.." Mark menjawab sambil cemberut. Merasa kesal pipinya sudah dicubit.

"Ayo kita berangkat sayang."

Jaebum meraih tangan sebelah kiri Mark dan menggenggamnya. Jinyoung yang tak mau kalah juga meraih tangan kanan Mark.

Mark? Wajahnya merona parah karena ulah dua dominan yang menjadi bucin setianya ini.
🐰
🐰
🐰
"Jie, Jay."

Mark memanggil keduanya saat mereka sudah berada dalam mobil yang dikendarai oleh Jinyoung.

"Kenapa angel?"

Jinyoung memiringkan tubuhnya untuk menghadap ke arah Mark yang duduk dikursi belakang sebelum memasang sabuk pengamannya.

"Kenapa sayang?"

Jaebum pun melakukan hal sama sebelum memasang sabuk pengamannya. Penasaran dengan apa yang akan disampaikan oleh uke cantik itu.

"Kalau sampai akhir aku tidak bisa memilih salah satu dari kalian. Apakah kalian akan membenciku?" Tanya Mark dengan takut dan ragu.

"Kau bisa memiliki kami berdua secara bersamaan, sayang."

Jawaban Jaebum sungguh mengejutkan Mark. Dia menyangka kalau Jaebum akan memakinya. Bukan malah menyediakan diri untuk diduakan dengan Jinyoung.

Jawaban dari Jaebum membuat Jinyoung tersenyum lega. Itu berarti dia dan Jaebum memiliki satu pemikiran yang sama tentang hubungan mereka dengan Mark nantinya.

"Ne, aku tidak keberatan berbagi kekasih selama partner untuk berbaginya itu Jaebum, angel."

Jinyoung memperkuat jawaban Jaebum. Bahwa mereka berdua memang tidak merasa keberatan untuk berbagi satu uke yang sama. Toh keduanya sama-sama mencintai Mark.

Mark mendesah lega mendengar ucapan dari kedua dominannya. Hatinya semakin mantap untuk menerima keduanya.

Mobil yang dikendarai Jinyoung sudah berhenti di area parkir kampus. Tapi ketiganya masih belum keluar. Mark yang menahan mereka karena ingin segera menyampaikan keputusan hatinya pada kedua dominan tampan itu.

"Maafkan aku Jie, Jay. Karena aku memilih untuk menerima kalian berdua sebagai kekasihku." Ucap Mark dengan malu-malu.

Beberapa saat lamanya kedua dominan tampan itu hanya diam sambil berpandangan. Wajah mereka menunjukkan raut antara percaya dan tidak dengan apa yang mereka dengar barusan.

Melihat reaksi kedua dominannya ini, Mark menjadi kesal. Dia mencubit pipi kedua pria tampan itu secara bersamaan yang membuat keduanya mengaduh.

"Kau yakin dengan keputusanmu, angel?" Jinyoung bertanya dengan wajah bodohnya.

"Kau tidak akan menyesalinya kan, sayang?" Jaebum bertanya dengan menunjukkan raut wajah yang sama.

"Aku akan berubah pikiran kalau aku masih melihat wajah bodoh kalian berdua."

Lagi gengster Mark mode on. Sang uke cantik itu dibuat ngamuk pagi-pagi oleh kedua pria dominan yang sudah resmi menjadi kekasihnya.

Sedangkan kedua dominan tampan itu malah menatap gemas pada uke cantik mereka yang tengah menunjukkan wajah marahnya.
🐰
🐰
🐰
Cibiran, makian dan hinaan menjadi bagian dari keseharian Mark di kampus. Tapi Pria cantik itu sudah terbiasa menghadapi segala hal itu. Dia tahu para gadis dan uke di kampusnya merasa iri. Karena Mark pada akhirnya resmi berkencan dengan dua dominan tampan idola para gadis dan uke di kampus.

Bullying yang diterima Mark pun semakin menjadi sejak kabar Mark resmi berkencan dengan keduanya menyebar di kampus.

Kemarin pecahan kaca yang diselipkan diantara buku-buku yang dia letakkan di loker. Sekarang telur busuk yang sudah sengaja dipecah mengotori lokernya. Besok apalagi ya kira-kira? Mark tidak sabar untuk melihatnya.

Barang-barang yang Mark benci pasti pernah mampir di lokernya. Berakhir dengan dihancurkan atau disingkirkan oleh Jinyoung atau Jaebum. Mark sampai heran dan penasaran dengan motif dari si pelaku sebenarnya.

Bukankah akan lebih mudah kalau si pelaku mendekati dua prianya saja? Berusaha menarik perhatian dua dominan tampan itu. Daripada membully Mark seperti ini? Mark gagal paham seketika.

Bukankah semakin mereka membullynya, semakin benci pula Jaebum dan Jinyoung pada orang itu? Memangnya orang itu siapapun dia tidak menyadari hal itu ya? Mark penasarankan jadinya...
🐰
🐰
🐰
Mark sedang berada di kantin sendirian. Karena Jaebum dan Yugyeom sedang menghadiri rapat senat mahasiswa. Sedangkan Jinyoung sedang dipanggil oleh Lee Seongsaenim untuk membantu melakukan beberapa hal.

Tinggallah Mark sendirian menunggu salah satu dari ketiganya. Karena mereka akan ngamuk kalau tidak lagi melihat Mark berada di sekitar mereka.

Mark memesan makan siang di salah satu counter makanan. Mark segera melahapnya setelah makanan itu datang tanpa mencurigai apapun.

Beberapa saat setelah makanan itu habis, perut Mark tiba-tiba terasa sakit. Seperti kalau dia memakan bahan makanan yang biasanya menjadi pantangan untuk dia makan. Mark berusaha menghubungi kedua kekasihnya dan sepupunya melalui chat.

Hanya Jinyoung yang menjawab dan segera berlari menuju kantin meninggalkan Kim seongsaenim. Karena Jaebum dan Yugyeom tidak berani membuka ponsel saat sedang rapat senat seperti sekarang ini.

Di kantin, dia menemui Mark yang sudah hampir setengah sadar. Karena menahan sakit dan dia tidak bisa pergi ke klinik seorang diri. Jinyoung segera mengangkat tubuh Mark lalu menggendongnya ala bridal style.

Dia membawa Mark ke klinik yang entah mengapa sudah menjadi tempat langganan tetap bagi Mark selama berada di kampus.

Lagi-lagi Mark mendapat bullyan. Hanya saja kali ini sungguh keterlaluan. Karena nyawa Mark bisa saja menjadi taruhannya. Jinyoung dibuat geram untuk yang kesekian kali oleh siapapun itu.
🐰
🐰
🐰
Jaebum dan Yugyeom tiba di klinik beberapa saat kemudian setelah Jackson selesai menangani Mark.

Mereka berdua pun sangat geram setelah Jinyoung menceritakan kejadian yang menimpa Mark pada keduanya.

Sepertinya mereka benar-benar harus bertindak sekarang. Hal ini tidak bisa dibiarkan lebih lama lagi. Karena keselamatan Mark benar-benar terancam.

Hanya karena Mark menjadi kekasih dari dua dominan paling populer di kampus. Kenapa harus sampai menjadi korban bully seperti ini?

Mereka kasihan pada Mark yang kenyamanan hidupnya di kampus menjadi terganggu karena ulah orang tak dikenal itu.

Mereka berharap bisa mengembalikan ketenangan hidup Mark seperti sedia kala lagi.

Mark yang sadar kedua kekasihnya sedang merasa gusar pun meraih tangan kedua prianya itu dengan kedua tangannya. Lalu mengusapnya perlahan. Perlakuan itu membuat kedua dominan tampan itu menatap sang submissif.

"Kenapa sayang?" Jaebum yang pertama kali bertanya dengan penuh perhatian.

"Jangan marah, ne.. Aku takut melihat kalian berdua marah."

Mark menjawab dengan menunjukkan senyuman lembut kepada keduanya.

"Kami tidak marah, angel.. Kami hanya tidak suka mereka menyakitimu secara diam-diam begitu."
Jinyoung yang memberikan pengertian pada Mark.

Mark sekali lagi tersenyum kepada dua dominannya ini. Seakan memberikan pesan bahwa dia baik-baik saja dengan semua ini. Mereka pasti bisa melalui semua ini dengan baik. Serta pasti bisa menemukan pelaku dari setiap teror yang Mark terima.

Tbc.....

Just One Time {Markbum}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang