Part 36

291 24 2
                                    

Mark dan Jaebum memutuskan untuk pindah dari flat ke rumah baru dengan tiga kamar yang terletak tidak jauh dari rumah Jinyoung dan Wonwoo.

Semenjak mereka pindah Jaebum jadi suka mengabadikan berbagai momennya bersama Mark dan juga Bambam.

Bahkan istrinya yang sedang memejamkan mata namun tidak benar-benar tertidur pun dijadikan obyek fotonya.

Mark kembali membuka matanya lalu tersenyum pada Jaebum yang sedang mengamati hasil fotonya.

"Yeobo."

Mark bangun dari posisi berbaringnya dengan susah payah. Perutnya sudah sangat besar dan berat saat ini. Lihat saja perutnya sudah seperti perut orang hamil 9 bulan padahal baru memasuki bulan keenam.

Jaebum segera meletakkan kameranya dan berjalan mendekati Mark. Dia melihat Mark sedang mengatur nafasnya setelah duduk diranjang.

"Kau mau kemana, sayang?"

"Tidak kemana-mana. Hanya ingin duduk saja."

"Sayang, katamu tadi kau lelah?"

"Sudah tidak lagi. Aku baik-baik saja sekarang. Lagipula dengan perut sebesar ini wajar kalau aku lebih mudah lelah dan tidak leluasa untuk bergerak. Ugh..."

"Kenapa? Perutmu sakit?"

Mark masih diam sambil mengelus perut dan pinggangnya. Kedua anaknya menendang pada saat yang bersamaan dan itu sakit sebenarnya. Tapi Mark tidak mempermasalahkannya, karena itu berarti mereka sehat didalam sana.

"Sayang, ayo katakan padaku kau kenapa? Jangan membuatku takut."

Mark menarik kedua tangan Jaebum untuk diletakkan didepan perutnya dan juga dipinggangnya. Bayi-bayi diperut Mark segera bergerak dengan aktif setelah tangan Jaebum menempel disana.

"Ugh.. sakit, boys."

"Jangan keras-keras bermainnya. Kasihan eomma kalian, boys."

Tapi bayi kembar diperut Mark tidak mau dengar. Gerakan mereka masih sangat aktif dan membuat Mark kesakitan. Jaebum bisa melihat itu dari raut wajah istrinya ini.

Tiba-tiba pintu kamar dibuka dan menampilkan sosok putra sulung keluarga Im yang sedang berlari kecil menghampiri sang eomma.

Melihat wajah eomma berkerut-kerut seperti menahan sakit, Bambam segera menyingkirkan tangan sang appa dari perut eommanya. Lalu berbisik lembut didepan perut eommanya,

"dongcaengdeul, kalau kalian cakiti eomma nanti cetelah kalian lahil hyung no no main cama kalian."

Ajaib pergerakan kedua bayi itu perlahan menjadi lebih lembut sekarang. Mark mengusap kepala putra sulungnya yang membuat Bambam mendongak untuk menatap sang eomma.

"Gomawo Bamie hyung."

"Ne, eomma. Adek nakal lagi nanti hyung malahin.. Eomma tenang caja."

Keduanya tersenyum mendengar ucapan sok dewasa yang keluar dari mulut putra sulung mereka itu.

Jaebum lalu mengangkat jagoan ciliknya dan mendudukan Bambam disamping Mark. Bambam segera memeluk emmanya dan mengajak bicara kedua adiknya yang masih berada didalam perut sang eomma.

Sambil sesekali mengomel pada kedua adiknya, ketika melihat raut tidak nyaman dari wajah eommanya itu.

Jaebum dan Mark hanya bisa tertawa geli saat melihat interaksi antara Bambam dengan kedua adiknya itu.
🐰
🐰
🐰
Bambam mereka yang imut, baik dan pengertian juga bucin tingkat dewanya sang eomma. Sungguh menyenangkan memiliki anak sulung yang cerdas dan pengertian seperti Bambam.

Lihat saja bocah kesayangan Mark itu sedang sibuk membantu sang appa untuk mendekorasi kamar adik-adiknya. Lihatlah gayanya yang seperti orang dewasa saat merasa tidak puas terhadap sesuatu. Mark tidak bisa untuk tidak tertawa saat melihatnya.

Oh, dimana Mark? Dia sedang duduk dilantai yang sudah dipasangi karpet sambil bersandar di dinding kamar.

Duo appa dan anak itu melarang keras Mark ikut membantu. Mereka hanya mengijinkan Mark sekedar melihat dan mengawasi saja.

Mark memanggil Bambam, ketika dia melihat jagoan ciliknya sudah mulai terlihat lelah. Mark melihat beberapa kali Bambam mengusap matanya.

"Bamie hyung."

Suara lembut sang eomma membuat Bambam menoleh.

"Kesini, baby."

"Aku cudah bukan bayi lagi eomma. Bayinya ada dipelut eomma. Bukan aku." Ucap Bambam sambil berjalan mendekati eommanya.

Mark tertawa mendengar jawaban Bambam.

"Eomma malah teltawa cih? Aku benalkan?"

"Iya, hyungie.. Maafkan eomma. Kau mengantuk kan? Ayo tidur siang dulu dengan eomma."

"Tapi appa?" Bambam menoleh kearah sang appa yang masih sibuk itu.

"Tidak apa-apa Bamie, kau tidur siang dulu dengan eommamu. Nanti kau bisa membantu appa lagi." Sahut Jaebum.

"Baiklah appa.." Bambam menyetujui usul appanya tanpa pikir panjang. Lalu berteriak pada appanya, ketika melihat eommanya kesulitan untuk berdiri. "Appa... Tolong bantu eomma beldili cebental.."

Jaebum segera menghentikan pekerjaannya untuk membantu istrinya berdiri dan mengantar kedua kesayangannya ini ke kamar.

Jaebum baru pergi, setelah membantu Mark berbaring di ranjang dan memastikan bahwa istrinya itu sudah merasa nyaman dengan posisinya.

Mark mendekap putra sulungnya lalu menyanyikan lullaby untuk mengantarkan putranya tidur. Tidak butuh waktu lama Bambam sudah terlelap sambil memeluk perut eommanya dengan posesif.

Pemandangan yang sungguh terlihat indah untuk Mark lihat siang ini.

Tbc......

Just One Time {Markbum}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang