Kuliah hari itu hanya ada satu jadwal yaitu mata kuliah mr. Jang. Setelah ujian usai, Mark merasakan denyut dikepalanya semakin terasa menyakitkan. Ditambah dengan nyeri diperutnya yang tidak juga hilang. Lengkap sudah penderitaannya hari itu.
Mark sampai lupa bagaimana cara bernafas dengan benar sekarang. Dia lalu menelungkupkan wajahnya diatas meja yang mengundang kekhawatiran dari tiga dominan tampan yang duduk dikiri kanannya.
Jaebum yang duduk disisi kiri Mark berusaha membangunkan Mark. Tapi wajah pucat penuh peluh dari Mark yang terlihat olehnya.
"Kepalamu masih pusing sayang?"
Hanya Jaebum yang bertanya. Tapi dua dominan lain ikut berdebar, cemas dengan apapun jawaban dari Mark.
"Ne." Jawab Mark dengan suara yang sangat lirih nyaris tak terdengar.
"Ayo kuantar pulang."
Jaebum bangkit dari duduknya lalu diikuti oleh Mark. Baru saja berdiri dari duduknya Mark merasakan pandangannya menggelap. Mark pingsan tepat saat Jaebum menoleh ke arah Mark, karena mendengar teriakan Jinyoung dan Yugyeom. Alhasil Mark jatuh kepelukan Jaebum setelahnya.
Ketiganya segera melarikan Mark ke klinik kampus. Mark segera ditangani oleh Jackson sang dokter klinik yang kebetulan sedang berjaga. Pria atletis itu khawatir melihat sang pujaan hati tengah pingsan.
Hasil pemeriksaan yang dia lakukan pada Mark membuat dokter tampan itu mengerutkan dahi. Lalu beralih memandang sepupu Mark dan dua orang yang dia kenali sebagai sahabat Mark.
"Apa kalian sudah tahu kalau Mark adalah seorang interseks?"
Ketiganya mengangguk. Jaebum dan Jinyoung sudah tahu saat mengantar Mark periksa kemarin. Sedangkan Yugyeom tahu setelah Youngjae bercerita tentang Mark malam seusai abangnya itu kembali dari rumah sakit.
Jackson mendesah pasrah. Ternyata tiga pria itu sudah tahu. Jadi, itu akan memperingan Jackson dalam menjelaskan tentang kondisi Mark saat ini pada ketiganya.
Mark juga bisa mengandalkan ketiganya untuk menjaga Mark selama berada di kampus.
"Jaga teman kalian ini dengan baik. Kalau perlu tolong larang dia untuk datang ke kampus ketika dia berada dalam siklusnya. Karena dia butuh banyak istirahat ketika berada dalam siklusnya. Kalian bisa mengantarnya pulang setelah dia sadar nanti."
Jackson menutup penjelasannya pada tiga pemuda tampan yang sedang berdiri dihadapannya ini. Lalu mempersilahkan ketiganya untuk tetap disana menunggui sampai Mark sadar.
🐰
🐰
🐰
Mark akhirnya sadar setelah hampir dua jam pingsan. Bayangan sosok Jaebum yang pertama kali tertangkap oleh matanya.Mark mengulas senyuman setelah sadar sepenuhnya. Menatap ke kiri kanannya yang dipenuhi dengan wajah-wajah penuh kekhawatiran disana. Bahkan dokter Wang Jackson pun ada bersama ketiga penjaganya itu.
"Akhirnya kau sadar, hyung." Yugyeom yang pertama kali bicara.
"Seharusnya kau tidak perlu memaksakan diri berangkat kuliah, angel." Jinyoung menyambung ucapan Yugyeom.
"Dengan merelakan diri untuk mengulang mata kuliah yang sama tahun depan? Oh, tidak... terima kasih." Uke cantik satu ini memang keras kepala.
"Tapi tidak dengan mengorbankan tubuhmu sendiri, sayang."
Jaebum memberikan tatapan bersalah. Karena tidak melarang Mark berangkat kuliah tadi saat menjemput pria cantik itu dirumah.
"Sudahlah, Jay.. Aku baik-baik saja.. Ok? Kalian jangan berlebihan."
Mark berusaha untuk menghibur Jaebum dan kedua dominan lainnya yang bisa dipastikan akan terus cerewet. Mengoceh ini itu padanya yang akhirnya hanya akan membuat Mark bosan mendengarnya.
"Nanti kau pulang kerumahku saja, hyung. Setidaknya disana ada aku dan Youngjae hyung yang bisa menjagamu."
"Lalu Tzuyu bagaimana? Aku tidak akan mungkin tega meninggalkan gadis kecilku sendirian dirumah. Mama dan Baba sedang berada di Shanghai sampai akhir bulan ini."
"Aku akan menjemput Tzuyu dan membawanya kerumahku, hyung. Lagipula rumah kita itu berhadapan. Tapi lihatlah kelakuanmu, seakan-akan rumah kita terpisah jarak belasan kilometer."
Yugyeom menggelengkan kepalanya. Merasa gagal paham dengan hyung cantiknya ini. Mark hanya tertawa geli mendengar omelan panjang lebar dari sepupu tiangnya itu.
Mark malam itu akhirnya menginap di rumah Yugyeom. Rumah samchonnya itu memang selalu ramai dengan teriakan Youngjae dan Yugyeom. Tak seperti rumahnya yang hanya berisi dengan obrolan-obrolan ringan darinya dan Tzuyu.
🐰
🐰
🐰
Kibum samchon appa dari Youngjae dan Yugyeom adalah kakak Taeyeon yang merupakan mama Mark. Istrinya Jessica Jung adalah seorang desainer yang lebih sering bekerja di rumah daripada dibutiknya. Sedangkan Kibum sendiri adalah pemilik sekaligus direktur rumah sakit tempat Youngjae bekerja.Tapi menemui pria itu lebih mudah daripada menemui babanya sendiri Wu Hangeng yang lebih sering mengurus bisnisnya di Shanghai daripada dirumah. Sedangkan mamanya adalah asisten pribadi sang baba yang tentu saja harus mengikuti kemanapun babanya pergi.
Tzuyu malam itu memilih tidur dengan imonya daripada dengan Mark. Karena mereka memberitahu gadis kecil itu bahwa Mark sedang sakit. Jadi, gadis kecil itu menurut saja saat Jessica membawanya ke kamar Jessica dan Kibum.
Kibum sendiri sekarang sedang berada dikamar tamu yang ditempati oleh keponakannya ini. Dia sedang merawat Mark yang sejak pulang dari kampus tadi tak berhenti mengeluhkan perutnya yang sakit.
"Markeu.."
"Kenapa samchon?"
"Kalau babamu tahu tentang ini.. Babamu pasti marah besar.. Kau tahu watak babamu itu bagaimana kan?"
"Tapi baba dan mama kan jarang pulang samchon. Mereka tidak akan tahu kecuali ada yang sengaja memberitahu mereka. Lagipula bukan keinginanku lahir menjadi seorang interseks seperti ini."
Raut sedih jelas tergambar di wajah Mark. Raut sedih itu menyentuh hati Kibum. Menggerakkan Kibum untuk berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia akan melindungi keponakannya ini.
"Apapun yang terjadi nantinya, kau masih punya keluarga Kim yang akan selalu berdiri dipihakmu Markeu."
"Terima kasih samchon.. Seandainya samchon dan imo adalah orangtua kami.. aku tidak akan setakut ini menghadapi hidupku sendiri."
"Kami kan juga orangtuamu, Markeu." Jessica yang baru masuk kamar tiba-tiba menyambung percakapan.
"Ne, anggap saja kami ini appa dan eommamu. Kami tidak keberatan memiliki dua putri cantik seperti kalian berdua." Goda Kibum dengan raut datarnya.
"Samchon, aku ini laki-laki.."
"Iya, laki-laki cantik yang bisa melahirkan cucu untuk kami.. iya kan honey?" Kibum kembali menggoda Mark sambil meminta dukungan dari istrinya.
"Ne, kau benar yeobo.. Rasanya seperti kami memiliki tambahan dua putri cantik sebagai bagian dari keluarga kami. Markeu, kami juga tidak keberatan kalau kau dan Tzuyu ingin memanggil kami appa dan eomma."
Mata Mark berbinar mendengarnya. Sudah lama dia ingin memanggil samchon dan imonya dengan panggilan itu. Hanya saja dia terlalu canggung untuk memintanya. Tapi sekarang malah mereka sendiri yang menawarkan, Mark mana bisa menolaknya.
"Sebenarnya kami berdua sudah lama ingin memanggil kalian dengan panggilan itu. Tapi kami takut kalau kalian berdua akan marah."
"Tentu saja tidak, Markeu.. Kami menyayangi kalian seperti kami menyayangi Youngjae dan Yugyeom."
Mark dalam hati membenarkan perkataan itu. Karena Mark sendiri pun tahu kalau kedua orangtua dihadapannya inilah yang sudah mengasuh dan membesarkan dirinya dan adiknya. Orangtuanya sendiri terlalu sibuk untuk bisa mengingat bahwa mereka masih punya dua anak yang butuh perhatian.
Sepanjang yang Mark ingat, dua orang ini juga yang biasanya hadir dalam setiap pertemuan orangtua di sekolahnya. Satu orang bersama Yugyeom. Satu lagi bersama dengannya.
Jadi wajar saja kalau untuk Mark dan Tzuyu kedua orang tua ini lebih seperti orangtua mereka. Daripada hanya sebagai samchon dan imo mereka saja.
"Gomawo, appa, eomma.."
Keduanya mengangguk mendengar ucapan dari keponakan kesayangan mereka itu.
Tbc......

KAMU SEDANG MEMBACA
Just One Time {Markbum}
Fanfiction✔ Complete Jaebum dan Jinyoung adalah sepasang kekasih. Sementara Mark adalah sahabat Jaebum yang sudah lama memendam rasa cinta pada sahabatnya. Tapi suatu hari terungkap bahwa keduanya ternyata berkencan hanya untuk bersaing mendapatkan Mark! Mana...