Mark masih bermalas-malasan ditempat tidur padahal hari sudah pagi. Biasanya Mark sudah selesai mandi. Entah mengapa hari ini rasanya dia malas pergi kemana-mana. Mark ingin seharian tidur di rumah.
"Kau sakit sayang?"
"Tidak, hanya malas kemana-mana seharian ini. Aku ingin tidur seharian dirumah."
"Kutemani kalau kau inginnya begitu."
"Tidak marah yeobo?"
"Untuk apa? Kau tidak harus melakukan apa yang orang lain mau, ketika kau tidak ingin melakukannya kan?"
Mark tersenyum sambil mengangguk pada suaminya. Lalu beranjak bangun menuju kamar mandi untuk menuntaskan morning sicknessnya yang tiba-tiba saja datang. Kandungannya bahkan sudah memasuki bulan keempat, tapi morning sicknessnya masih rajin menyapa pagi hari Mark.
Jaebum mengikuti istrinya ke kamar mandi lalu memijati tengkuk sang istri. Mark kalau sudah muntah bisa berulang kali dan jelas butuh waktu lama.
"Pantas saja aku malas kemana-mana. Mualku sangat parah pagi ini, tubuhku lemas sekali. Mana bisa pergi kuliah lalu bekerja dengan tubuh selemas ini?"
"Masih mual memangnya perutmu?"
"Tidak sih, tapi badanku lemas dan kepalaku pusing sekali saat ini."
"Tekanan darahmu turun pasti, karena kau lelah secara fisik dan mental."
"Lebih baik lelah secara fisik, setidaknya aku memilikimu yang akan menopangku. Kalau lelah secara mental itu yang repot. Tapi kau jelas tahu kalau mentalku baik-baik saja kan?"
Jaebum mengangguk, membenarkan perkataan Mark. Wajah pucat pria cantik didepannya ini sedikit mengganggu sebenarnya. Jaebum membelai wajah pucat istrinya. Mark sendiri hanya diam menatap suaminya dengan bingung.
"Kau ini kenapa yeobo?"
"Maaf membuatmu mengalami morning sickness setiap pagi demi anak kita. Maaf membuatmu harus merasa kesakitan sampai melahirkan nanti demi anak kita. Maaf sayang.."
"No need to say sorry yeobo. Gwenchanayo, aku ikhlas menjalaninya. Karena aku mencintai kalian berdua. Kalian adalah hartaku yang paling berharga. Berhenti merasa bersalah, karena kau sama sekali tidak bersalah yeobo. Kau sudah melakukan setiap bagianmu dengan sempurna dimataku."
"Kau tahu sayang? Kau membuatku semakin mencintaimu disetiap waktunya. Kau membuatku lupa kalau kau bukanlah satu-satunya orang didunia ini."
"Bucin detected..."
Mark tertawa setelahnya. Melihat istrinya tertawa, Jaebum juga ikut tertawa setelahnya.
"Kau jelas tahu kalau suamimu ini sudah menjadi bucinmu sejak dulu. Salahmu sendiri kenapa mau jadi istriku."
"Karena manusia langka sepertimu sudah tidak ada yeobo.. Kau satu-satunya pria yang rela menjadi bucin tingkat dewa untuk istrinya.. Dapat bucin setampan kau siapa yang bisa menolak memangnya?" Mark tersenyum lebar lalu bergerak untuk mengubah posisinya.
"Aduh..." Perut Mark tiba-tiba terasa nyeri saat dia mengangkat tubuhnya untuk pindah posisi.
"Kenapa?" Jaebum segera mengelusi perut Mark
"Perutku nyeri yeobo.. Kram.. huh...ugh.. sakit.."
Jaebum membuka kaos yang dipakai oleh Mark lalu menciumi perut buncit sang istri dengan lembut. Perutnya terasa lebih keras daripada biasanya. Pantas saja dia kesakitan.
"Masih sakit sayang?"
"Sakit sekali, bantu aku bangun yeobo.. Ini sangat nyeri.."
Jaebum membantu Mark untuk bangun dari duduk bersandar diheadboard ranjang. Tangan Mark memutari perutnya yang masih saja terasa nyeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just One Time {Markbum}
Fanfic✔ Complete Jaebum dan Jinyoung adalah sepasang kekasih. Sementara Mark adalah sahabat Jaebum yang sudah lama memendam rasa cinta pada sahabatnya. Tapi suatu hari terungkap bahwa keduanya ternyata berkencan hanya untuk bersaing mendapatkan Mark! Mana...