Part 24

298 25 10
                                        

"Perutmu kenapa sayang? Kuperhatikan kau terus mengelusinya sejak tadi tak berhenti?"

Jaebum berjalan mendekati Mark yang sedang duduk bersandar dikursi kerjanya dikantor. Istrinya itu sejak tadi terus bekerja sambil mengelusi perutnya. Dia terlihat tidak nyaman dengan perutnya.

"Perutku tidak enak dari tadi pagi. Begah dan sedikit sesak. Tidak nyaman sekali yeobo."

"Ayo kekamar."

Mark bangkit dari duduknya perlahan. Perutnya sakit dibawa berdiri. Tiba-tiba terasa nyeri dan sedikit menusuk saat dibawa berjalan.

"Ugh.. Perutku jadi kram sekarang yeobo.. ugh.. sakit dibawa berjalan."

Mark memegangi perutnya dan berjalan tertatih disamping Jaebum. Mereka berjalan perlahan menuju kamar. Jaebum segera mengunci pintu kamar khawatir ada orang lain masuk.

Didalam kamar Jaebum membantu melonggarkan celana yang dipakai Mark. Ukuran perut istrinya itu sudah bertambah besar. Pantas saja kalau dia merasa sesak memakai celana tanpa karet pinggang.

"Enakan perutmu sekarang?" Tanya Jaebum setengah mengejek pada Mark yang sedang berbaring hanya menggunakan atasan dan celana bokser.

"Nyaman sekali setelah kau melepas celana itu." Mark nyengir menatap balik suaminya.

"Lain kali gunakan celana dengan karet dipinggang sayang, kasihan anak kita terhimpit saat kau mengenakan celana seperti ini."

Mark bangun perlahan dari tidurannya. Lalu menyingkap atasan yang sedang dia pakai. Ukuran perutnya sudah bertambah besar sekarang. Pantas saja celananya sudah tak ada nyaman untuk dipakai lagi.

"Lalu nanti kita pulangnya bagaimana? Masa aku hanya mengenakan bokser saja?" Mark menatap Jaebum berharap mendapat saran tapi malah mendapat omelan gratis dari Jaebum.

"Huh? Enak saja kau mau memamerkan harta pribadi milikku sayang. Hanya aku yang boleh melihat tubuhmu ini, kau paham?"

Jaebum memeluk tubuh Mark dengan posesif. Enak saja istrinya ini, Jaebum mana rela membiarkan banyak pasang mata melihat tubuh seksi Marknya. Jaebum tidak akan pernah rela.

"Maka dari itu aku bertanya padamu, yeobo." Mark mencubit lengan suaminya karena gemas dan membuat Jaebum mengaduh.

"Pakai lagi celanamu tapi jangan kau kancingkan." Jaebum mengatakannya dengan cemberut.

"Kalau melorot bagaimana?"

Ide dari suaminya ini kenapa aneh sekali sih, Mark bicara dalam hati. Tidak dia suarakan, hanya memberikan tatapan kesal bercampur bingung pada suaminya.

"Tidak akan selama kau tidak banyak tingkah."

Jaebum berjongkok didepan Mark lalu menciumi perut Mark dengan gemas. Membuat Mark tertawa karena merasa geli akibat perbuatan Jaebum.

"Baiklah, kemarikan celananya biar aku pakai lagi."

Jaebum kembali memakaikan celana itu pada Mark lalu membantu Mark berdiri dari tempat tidur.

"Setelah ini kita ada jadwal kuliah, ayo berangkat kekampus."

Jaebum merengkuh pinggang sang istri lalu mengambil tas mereka dan membawa istrinya keluar dari kantor. Sebelum menitipkan kantor pada para pegawai disana.

Perjalanan ke kampus terasa begitu panjang dan lama karena mereka menggunakan bus. Tapi mereka menikmatinya karena jarang-jarang bisa berangkat berdua seperti sekarang. Biasanya pasti selalu ada pengganggu yang ikut bersama mereka.
🐰
🐰
🐰
Jinyoung menghadang langkah Mark setelah kuliah usai. Mark menghembuskan nafas lelah. Dia bosan menghadapi manusia bebal didepannya ini.

Just One Time {Markbum}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang