Mark menghela nafas lelah. Sepulang kerja dia mendapati mamanya kembali berdiri didepan flatnya. Nenek sihir satu ini memangnya tidak bosan terus mengejarnya ya? Mark saja bosan melihat kedatangan wanita itu nyaris setiap hari didepan pintu flatnya.
Taeyeon mengikuti Mark masuk ke flat sekalipun putranya itu tidak mempersilahkan ibunya untuk masuk. Hari ini Mark pulang lebih dulu diantar oleh Junhui. Sebab Jaebum masih harus mengerjakan jingle iklan mereka. Lagipula pekerjaan Mark tak terlalu banyak hari akhir-akhir ini. Karena Eunwoo kekasih Yugyeom ikut dipekerjakan disana khusus hanya untuk membantu Mark.
"Ahjumma mau apalagi sih sebenarnya?" Tanya Mark dengan kesal sambil duduk diruang tamu.
"Mama ingin kau meninggalkan pria miskin yang menjadi suamimu itu lalu menikahi putra mr. Park yang jelas sederajat dengan kita. Untuk apa kau menikahi putra seorang janda penjual bunga? Tidak punya masa depan."
"Ck..ck.. Kenapa bukan ahjumma saja yang menikah dengan mr. Park kalau begitu? Tinggalkan saja baba yang punya anak dimana-mana. Lagipula mr. Park itu duda kaya raya. Anaknya juga hanya satu. Tapi sayang dia bukan tipe orang setia seperti Yoona eommonim. Asal ahjumma tahu ibu mertuaku itu pemilik perkebunan bunga terbesar didaerah asalnya sana bukan hanya sekedar penjual bunga. Info tentang besannya saja bisa tidak tahu."
Mark mencibir sang ibu. Kedua kini sedang duduk diruang tamu di flat Jaebum. Taeyeon memandang kesal putra sulungnya. Sejak kapan Mark yang pendiam bisa berubah menjadi sosok yang galak dan cerewet seperti sekarang?
Taeyeon terkejut, tak menyangka kalau ibu mertua putranya adalah orang kaya. Pemilik perkebunan itu pasti kaya kan? Tapi hal itu sama sekali tak terlihat, karena baik Jaebum maupun ibunya selalu berpenampilan sederhana. Belum lagi flat tempat tinggalnya di Seoul ini bisa dibilang kecil dan sangat sederhana.
"Kenapa ahjumma? Terkejut? Asal ahjumma tahu saja sebagian biaya pernikahan kami itu ditanggung oleh ibu Jaebum. Eommonim juga sudah menawari kami untuk tinggal di apartemen yang berukuran lebih luas. Tapi kami lebih suka tinggal disini. Bukannya apa-apa, tapi flat ini dibeli suamiku dari hasil bekerjanya sendiri. Aku hanya berniat untuk menghargai setiap bentuk kerja kerasnya. Lagipula ketika aku datang padanya juga aku hanya orang miskin yang tak punya apa-apa. Lalu dia memberiku rumah untuk tinggal, memberiku makan dan membelikan aku baju. Aku sudah banyak menyusahkannya selama ini. Tapi tak bisa membalas apa-apa selain tetap setia sampai mati bersamanya. Hanya itu yang bisa aku berikan, selain mengandung lalu melahirkan serta membesarkan anak-anaknya."
Mark bicara panjang lebar pada akhirnya. Dia sudah muak terus dikejar-kejar oleh nenek sihir didepannya ini. Selain itu Mark juga tersinggung dengan cara ibunya memberikan penilaian tentang suaminya. Sedangkan sang ibu sama sekali tak tahu apa-apa soal menantunya itu.
Taeyeon pergi setelah Mark tak lagi menggubris kehadirannya disana. Mark lebih memilih menyibukkan diri memasak makan malam daripada harus melihat ibunya lebih lama lagi.
🐰
🐰
🐰
Ponsel Mark berdering sesaat setelah Mark selesai menata makan malam di meja. Jaebum yang menghubunginya ternyata."Yoboseyo yeobo.. Ada apa?"
"Malam ini aku pulang pagi, jadi kau makan duluan saja. Sisakan saja bagianku diatas meja, nanti akan aku makan sepulang kerja. Jangan menungguku pulang, karena aku tidak mau kau sakit. Aku pulang kau harus sudah tidur. Kalau tidak aku akan marah." Jaebum terus saja mengoceh tanpa berhenti.
"Baiklah.. baiklah appa.. Eomma dan baby akan makan lebih dulu. Bagian milik appa tetap kuletakkan dimeja. Setelah makan aku akan mengerjakan tugas kuliah sebentar lalu aku akan tidur jam 10 malam. Otteyo?"
"Aku puas mendengarnya.. Ingat jangan sampai ingkar janji atau aku akan benar-benar marah."
"Iya, yeobo.. aku tidak akan ingkar janji... Ya sudah lanjutkan pekerjaanmu.. Aku mencintaimu yeobo.."

KAMU SEDANG MEMBACA
Just One Time {Markbum}
Fanfiction✔ Complete Jaebum dan Jinyoung adalah sepasang kekasih. Sementara Mark adalah sahabat Jaebum yang sudah lama memendam rasa cinta pada sahabatnya. Tapi suatu hari terungkap bahwa keduanya ternyata berkencan hanya untuk bersaing mendapatkan Mark! Mana...