ALGIS-BAGIAN 16

5.5K 426 17
                                    

DniarDniar
HAPPY READING

DniarDniarHAPPY READING

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bell pulang sekolah sudah berbunyi sejak tiga jam yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bell pulang sekolah sudah berbunyi sejak tiga jam yang lalu. Halaman luas ini kini mulai tampak sepi. Algis dan segerombolan anak-anak Juhar lainnya menunggu seseorang diparkiran sekolah.

Sekumpulan cowok berseragam jaket hitam parasut yang lebih dari tiga puluh orang itu sesekali bercanda dengan balita Juhar.

"Abang-Abang Fauzi kok badannya berotot banget si, beda sama Fauzi." ucap Fauzi merendah sambil melihat postur badannya yang kecil, sama sekali tidak ada tegap-tegapnya apalagi berotot macam Abang-Abangnya itu.

"Nanti Abang ajak ke Gym, makanya jangan bangun siang mulu. Olahraga!" ucap salah satu anak Juhar yang berada didekat Fauzi.

"Gak usah ngomong sama Fauzi, dia mah pengin doang dilakuin mah kaga." timpal Haidar. "Ibaratnya kaya cewek, niat doang pengin keluar maen pas abis mandi lihat kasur langsung rebahan. Hilihhh!"

"Gak gitu ya dadar gulung! Fauzi mana mungkin kaya gitu," kesal Fauzi ditempatnya. Cowok imut yang berjongkok saling berhadapan dengan Abang-Abangnya itu mencabut kesal rumput yang tumbuh sembarangan didepannya. Melemparnya ke sepatu convers abu-abu milik Haidar.

"Balita mau tahu gak cara gedein otot dalam waktu lima menit?" Ian tiba-tiba berjongkok disamping Fauzi. Merangkul balita itu dengan alis terangkat satu. "Mau gak? Mudah dan geratis." ucapnya 

Fauzi yang memang polos, bego sejak lahir mengagguk tanpa curiga. "Apaan tuh Bang? Kasih tahu Fauzi dong Bang." pintanya antusias.

Saga yang duduk disamping Algis hanya memandangnya datar. Balitanya sangat mudah dipengaruhi. Meski begitu tetap saja, dirinya tahu mereka semua termasuk dirinya sayang pada cowok imut yang satu itu.

"Jangan aneh-aneh Yan." peringat Saga.

Fauzi menoleh, menatap Abangnya itu dengan menggerakan jari telunjuknya tanda menolak. "Bang Ion sakatonik gak bakalan macem-macem Bang Sa, percaya sama Fauzi. Nanti kan kalau Fauzi punya badan tegap kaya Abang-Abangnya Fauzi, Fauzi jadi bisa bantuin kalian kalo berantem. Apalagi tawuran."

ALGIS ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang