Membicarakan perasaan yang belum jelas itu seperti menggambar tanpa pena. Hanya memenuhi ilusi pikiran tanpa wujud.
—Nada Daeva.
DniarDniar
HAPPY READING
Didalam kelas 11 IPS 3 benar saja Fauzi lagi nangis dalam pelukan Adrea. Tidak malu-malunya cowok itu menangis kejar. Untung saja sekarang waktu istirahat yang sudah bunyi dari sepuluh menit yang lalu."Huaaa Adrea tolongin Fauzi. Fauzi gak mau Fau nya disita sama Bang Algis," tangisnya dalam pelukan Adrea.
Algis duduk dimeja dengan kedua kaki yang berada diatas kursi. Hanya menatap balitanya dalam diam. Sengaja biar Fauzi sadar kesalahannya sendiri.
"Algis!" panggil Nada
"Hm?" Algis menaikan alisnya sebelah pada cewek yang duduk dikursi sebelah kakinya.
"Kok lo malah diem aja si. Fauzi nangis bego!" kesal Nada. Ia pikir Algis akan membujuk balita itu untuk tidak menangis tahunya malah mendiamkannya.
"Biarin aja. Nanti juga dia berhenti sendiri kalo capek," sahut Algis santai. Seperti seorang Ibu yang paham betul saat anaknya menangis.
Nada yang melihat wajah serius Algis seketika muncul untuk mengerjai cowok itu kembali. Siapa suruh gombalin dirinya muku. "Tegas banget si jadi Abang. Gimana nanti kalo jadi Papah."
Algis terkejut. Telinga cowok itu memerah yang membuat Nada tertawa ngakak. "Astaga muka lo lucu banget."
Algis memaki dalam hati. Anjir bisa-bisanya gua salting didepan Induk betina!
Tanpa aba-aba Algis menarik tangan Nada hingga wajah mereka sama-sama maju dijarak yang sangat dekat. Algis yang duduk dimeja sementara Nada yang duduk dibawah. Mereka saling memandang dalam diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGIS ✓
Teen FictionKALAU MAU SUKSES JANGAN COPY PASTE ⚠️ FOLLOW DULU BARU BACA⚠️ # JUHAR SERIES 1 Algis Keivan Prasafi, kepala yayasan disekolah nya sendiri sekaligus ketua geng Juhar. Cowok yang terkenal galak, emosian dan keras kepala. Hatinya dipenuhi rasa dendam d...