Aku tahu Tuhan menciptakan kita untuk memiliki perasaan, tapi, aku juga tahu Tuhan tidak mentakdirkan kita untuk saling merasakan perasaan.
—Nada Daeva.
DniarDniar
HAPPY READING
Saga masih setia memejamkan matanya di atas tempat tidurnya. Gisel yang duduk di pinggir ranjang hanya bisa menatap sendu putranya dengan tangan sesekali memberikan aroma minyak kayu putih pada hidung cowok itu.
Kakek Ferdi yang semula duduk di kursi belajar kini bangkit berjalan menuju jendela. Membukanya hingga angin berhembus masuk menerpa wajahnya yang sudah menampakkan garis-garis halus. Rambutnya yang sudah tidak sepenuhnya hitam bergerak mengikuti arah angin.
Menarik napas dalam Kakek Ferdi menatap lurus kedepan dengan bahu yang menyandar pada tiang jendela. "Memang benar dalam sebuah rumah tangga itu punya ujiannya masing-masing." ucap Kakek Ferdi.
Leo yang duduk di ranjang tepat di kaki Saga hanya bisa tertunduk penuh penyesalan.
"Besar kecil ujian yang kita hadapi terkadang membuat kita lupa dengan tugas kita sebagai orang tua. Mudah dan serumit apapun masalah yang kita hadapi juga terkadang membuat kita lupa diri. Iya, kadang kita lupa diri karna tidak mau menerima masalah itu. Kita hanya ingin menerima kehidupan yang tenang tanpa adanya masalah. Kehidupan yang mulus tanpa adanya lika-liku. Kehidupan yang bahagia tanpa adanya air mata."
"Tanpa kita sadari sebenarnya disitulah pendewasaan kita diukur. Bagaimana kita menyikapi masalah, bagaimana kita melewati lika-liku kehidupan dan bagaimana pula kita harus berusaha agar air mata itu tergantikan oleh tawa."
Kakek Ferdi menatap langit yang telah berganti warna menjadi kekuningan. Dari arah barat terlihat lingkaran kuning pekat dimana ditutupi awan berbentuk garis lurus yang hampir pudar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGIS ✓
Teen FictionKALAU MAU SUKSES JANGAN COPY PASTE ⚠️ FOLLOW DULU BARU BACA⚠️ # JUHAR SERIES 1 Algis Keivan Prasafi, kepala yayasan disekolah nya sendiri sekaligus ketua geng Juhar. Cowok yang terkenal galak, emosian dan keras kepala. Hatinya dipenuhi rasa dendam d...