S-0

20.4K 1K 57
                                    

Happy Reading!!

________






Menjijikan!

Kata yang selalu dia lontarkan padaku! Yah seperti itu lah suamiku yang aku cintai hahaha aku memang bodoh.

Mencintai seorang diri itu menyesakkan dan aku mengalaminya, tak menyangka saja jika kedua orang tua kami bisa menjodohkan kami berdua yang sama-sama seorang lelaki.  Aku selalu menikmati hari-hari ku dengan tangisan juga rasa sakit dari pukulan yang dia berikan.

Bilang saja aku gila! Tapi kenyataannya pun begitu aku tetap bertahan dengan pria yang sama sekali tak menganggapku.

Dan terlebih dulu perkenalkan nama ku Kim Jongin namun sudah berganti marga menjadi Oh Jongin.

Aku pria lemah juga cengeng dan aku menyadari itu, aku tidak berani melawan suami ku karena kata ibuku melawan suami adalah dosa yang besar dan aku tidak mau hal itu terjadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aku pria lemah juga cengeng dan aku menyadari itu, aku tidak berani melawan suami ku karena kata ibuku melawan suami adalah dosa yang besar dan aku tidak mau hal itu terjadi.  Aku masih 22 tahun usia ku sedangkan usia pernikahan ku baru berjalan 6 bulan dan dibulan itu aku mulai tau sikap serta sifatnya yang asli.

Kenapa aku terus bertahan? Sedangkan dia selalu meminta cerai padaku, aku dipaksa untuk menandatangi surat cerai itu tapi aku selalu menolak. Aku mencintainya! Itu yang selalu membuat ku bertahan dan bahkan aku percaya suatu saat entah kapan itu aku yakin kami bisa bersama tanpa rasa benci.

Suami ku bernama Oh Sehun.  Yang lebih tua dari ku 2 tahun, dan tahun ini adalah tahunnya yang ke 24.

Alasan aku mencintainya itu dia sebenarnya orang yang baik namun selalu ia tutupi dengan wajah dingin serta sikap perilakunya yang kasar itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Alasan aku mencintainya itu dia sebenarnya orang yang baik namun selalu ia tutupi dengan wajah dingin serta sikap perilakunya yang kasar itu. Aku tidak tau dia menganggapku atau tidak tapi disaat tertentu dia sedikit memperhatikan diriku yah.. Meski dengan kata pedas dan menyakitkan.

Dan fakta satu lagi yang selalu membuatku ingin pergi dari sisinya itu kalau Sehun bukan seorang Gay! Aku terkejut, tentu saja jika dia bukan seorang gay kenapa menerima pernikahan kami. Ahh aku tau mungkin ia menerima nya karena kasihan pada ibuku yang sudah meninggal dua bulan yang lalu bahkan belum genap dua minggu ayahku pun menyusul ibuku meninggalkan ku sendirian dengan rasa sakit yang Sehun berikan padaku.

Tuhan! Kadang kala aku meminta mu untuk mengambil nyawaku tapi kau selalu menolaknya, mungkin kau ingin melihat ku hancur terlebih dahulu hingga akhirnya kau mau menjemputku. Hahaha lucu sekali!

Mungkin itu saja cerita singkat nasib ku yang selalu sakit dan menangis dimasa hari-hari ku yang pilu juga tak dianggap.












#################



Jongin meletakkan gelasnya dimeja dan menoleh kearah samping setelah mendengar pintu depan terbuka. Tanpa menunggu lagi Jongin melangkah keluar dan disitu ia tersenyum saat melihat Sehun suaminya yang sudah pulang dari kantor dengan wajah lelahnya.

"Selamat datang" ucap Jongin menyambut Sehun yang berdiri menatap datar Jongin terlebih lagi pria itu menatap lebam disudut bibir Jongin, itu pelampiasan amarahnya kemarin dan kini masih terlihat jelas lukanya. 

Ia heran pada pria tan itu meskipun sudah beberapa kali ia siksa dan ia pukuli masih saja tetap menampilkan senyumnya. Senyum yang terlihat tulus hingga kedua matanya menyipit.

"Berikan tas kerja dan jas mu aku akan mencucinya, kau perlu air hangat untuk mandi---"

"Berisik! Aku tak perlu semua itu" sela Sehun saat Jongin belum menyelesaikan ucapannya.  Jongin terdiam menatap Sehun yang melangkah melewatinya bahkan bahunya sengaja ditabrak oleh tubuh besar Sehun iti membuatnya mundur beberapa langkah.

"Ah... Kalo begitu aku akan menyiapkan makan untukmu--Eh... Akkhh.." ringis Jongin terkejut dengan gelagapan menerima tas kerja Sehun yang dilemparkan secara tiba-tiba kearahnya hingga menghantam dada serta mulutnya yang tentu saja itu kembali berdarah.

"Dasar bodoh"  singkat Sehun dengan melihat Jongin yang berdiri memeluk tas kerja miliknya. Dan dirinya pun lalu melangkah pergi menuju kekamarnya.

Sedangkan Jongin yang ditinggal sendiri itu menghela nafas lalu tersenyum.

"Setidaknya dia mau merespon ucapan ku" gumam Jongin tersenyum kecil lalu melangkah pergi untuk meletakkan tas kerja milik suaminya itu.

Sehun yang selesai membersihkan tubuhnya itu meraih ponselnya dan membuka pesan yang masuk.

'Aku ingin bertemu dengan mu besok'

Sehun menghela nafas lalu membuang ponselnya diranjang miliknya dan lebih memilih melangkah keluar menuju dapur untuk mengisi perutnya yang terasa lapar itu.

Setelah sampai didapur disana sepi tak ada Jongin yang biasanya memberikan senyuman dan menyuruhnya duduk. Untuk apa ia memikirkannya, langkahnya terhenti lalu melirik kearah meja makan yang sudah tersaji makanan serta secangkir kopi untuknya.

Melangkah mendekat dan kedua matanya menangkap sebuah note kecil yang mungkin ditinggalkan Jongin untuknya.

'Selamat Makan🙂'

Setelah membaca nya Sehun meremat note tersebut dan membuang nya ketempat sampah.  Ia duduk lalu memakan makanan didepannya itu toh ia juga sudah lapar juga.

Dibalik itu, Jongin yang berniat ingin tidur mengambil air dimeja nakasnya itu terhenti karena air disana sudah habis. Ia menghela nafas dan berbalik keluar kamar menuju dapur untuk mengambil air putih, melewati ruang tamu disana ia menghentikan langkahnya saat berpapasan dengan Sehun yang nampak keluar dari dapur, sepertinya pria itu habis makan.

"Kau belum tidur Sehun? A-Aaah aku hanya ingin mengambil air putih lalu pergi tidur" ujar Jongin seolah tau tatapan Sehun yang bertanya itu.

Senyum Jongin sedikit luntur saat Sehun kembali mengabaikannya dan melewatinya begitu saja.  Tak mau putus asa ia pun berbalik menatap punggung Sehun.

"Emm... Sehun!" panggilnya dan membuat pria itu berbalik.

"Selamat malam, jangan lupa untuk tidur" ucap Jongin disela tersenyumnya, dan lagi-lagi matanya itu menyipit.

Sial! Sehun baru menyadari jika Jongin mengenakan kaos putih dan berdiri dibawah lampu hingga membuat bentuk tubuh yang ramping itu terlihat jelas dimata Sehun.

"Dasar Konyol" singkat nya lalu berbalik lagi melanjutkan langkahnya. Menginggalkan Jongin yang memudarkan senyumannya seiring kepergian Sehun.

Senyuman yang tadi ia tampilkan kini berganti dengan lelehan air bening mengalir melewati kedua pipi gembilnya itu.

"Menyesakkan sekali" gumamnya, melanjutkan langkahnya dan sela langkahnya Jongin memukul-pukul dada kirinya yang terasa sesak karena menahan tangis.

"Aku akan membuat Sehun juga mencintai ku" gumam Jongin yang selalu bertekad untuk membuat Sehun membalas cintanya.

Tapi semua itu hanya omong kosong yang tak pernah menjadi nyata, bahkan malamnya ia terus berharap berbalik dengan paginya itu harapannya selalu sirna saat Sehun terus mengabaikan nya dan menjawab pertanyaannya dengan kata-kata seperlunya saja.
























Tbc/End






Halo ini Muk...  Dengan akun baru dan juga cerita baru, karena aku yang lama sudah hilang padal baru update kemarin..😪😪😪

✔️Saranghae [hunkai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang