S-15

7.6K 780 124
                                    

Happy Reading!!!

______

"Sehun... Selamat tinggal.."
Tambah Jongin lagi lalu menutup mata dan tersenyum disela tangisnya dengan ketenangan hati ia pun menjatuhkan tubuhnya dari balkon kebawah hingga menghantam mobil Sehun dan...

BRAAKKK...


"HAAAH!!! Astaga!" kejut Sehun yang tiba-tiba terbangun dari tidurnya sungguh mimpi yang sangat menyakiti kepalanya langsung terasa pusing saat ini.

*cieee yang kena prank ahay wkwk ga tega gue kalo mommy modar ditengah cerita😂*_plakk

Menoleh arah jam yang rupanya sudah pukul enam pagi, sadar akan mimpinya semalam Sehun bergegas pergi keluar kamarnya beralih pergi menuju kamar Jongin yang ternyata tak terdapat Jongin disana. Gelisah Sehun rasakan ia pun bergegas turun kebawah menuju dapur dan akhirnya ia menghela nafas lega saat melihat sosok Jongin yang nampak tenang tengah menata sarapan dimeja itu menoleh terdiam menatap Sehun yang terengah.

"Sehun, ada apa?" tanya Jongin yang menatap aneh arah Sehun bahkan tiba-tiba wajahnya memerah saat menyadari jika Sehun tak memakai atasan itu mendekat kearahnya.

"Kau... Tak apa?"

"Huh! Y-ya aku baik-baik saja" jawab Jongin mendongak menatap Sehun dengan kedua tangan ia sembunyikan dibalik tubuhnya.

"Tapi kau--"

"Aku tak apa" sela Sehun lalu beralih pergi kembali menuju kamarnya. Sebenarnya Jongin masih bingung ada apa dengan Sehun yang tiba-tiba tergesa dan terengah sepagi ini bahkan pria itu bertelanjang dada pula.

Melihat tubuh tegap Sehun tadi membuat Jongin malu dan ini pertama kalinya melihat Sehun bertelanjang dada. Membayangkan saja membuat Jongin hampir gila.

"Aihhh...apa yang kau pikirkan Jongin" gumam Jongin dengan memukul pelan kepalanya tak lupa senyuman manis itu tercetak jelas diwajahnya.

Sehun kembali masuk kedalam kamarnya, perasaannya masih gelisah meskipun sudah memastikan mimpinya itu tak benar. Ia merasa akan terjadi sesuatu yang tidak baik hari ini padanya, ia menoleh kearah ponselnya yang berdering pesan masuk itu. Mengambil lalu membacanya...

'Sehun, kumohon tolong jauhi Irene, aku akan menjemputnya hari ini dikantormu'

Pesan itu lagi! Sehun sedikit jengah dengan pesan masuk tersebut, sudah hampir satu minggu nomor tak dikenal itu mengirimi pesan agar ia menjauhi Irene.

Dengan perasaan kacau Sehun melempar ponselnya keranjang dan ia beranjak bangun melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya serta bersiap kekantor.

Setelah selesai bersiap Sehun keluar kamar dan turun menuju dapur untuk sarapan, lagi-lagi mimpi semalam kembali terbayang setelah melihat punggung sempit Jongin yang nampak sedang menunggunya untuk sarapan.

"Selamat pagi, duduk lah sarapan sudah siap" ujar Jongin dan Sehun hanya diam namun kakinya tetap melangkah menuju meja makan.

"Sehun! Tunggu sebentar dasi mu kurang rapi" ucap Jongin mendekat kearah Sehun dan hendak menyentuh dasi tersebut Sehun menepisnya.

"Tak perlu aku---"

"Tenang lah, dan berikan kesempatan aku untuk membenarkan dasi mu setelah aku benar-benar pergi dari rumah ini dan pergi dari hidup mu juga..." ucap Jongin diakhir memelan dan tersenyum kearah Sehun yang terdiam itu.

Benar! Jika Jongin akan menandatangi surat cerainya dan seharusnya Sehun bahagia bukannya gelisah dalam diamnya itu.

Merasa tak ada penolakan dari Sehun, Jongin pun tersenyum lalu bergerak memegang dan membenarkan dasi Sehun itu, kedua matanya berkaca-kaca seolah dirinya tak terima akan pergi dari Sehun tapi itulah keputusan yang dibuatnya.

✔️Saranghae [hunkai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang