S-16

6.9K 747 32
                                    

Happy Reading!!!

________







Setelah tiga puluh menit Jongin kelimpungan mencari kendaraan umum kini sudah sampai dirumah sakit yang ditujunya itu,

"Permisi suster, pasien bernama Oh Sehun berada diruangan berapa?" tanya Jongin disela mengatur nafasnya. Sedangkan yang ditanya tersebut tengah mengecek buku daftar pasien.

"Sedang ditangani dokter diruang UGD tuan"

"Terima kasih" ucap Jongin mengangguk lalu melangkah kakinya menuju ruang UGD.

Berjalan sedikit tergesa kini ia pun sudah sampai dan terduduk diruang tunggu menghela nafas lega.  Sepuluh menit terduduk pintu ruangan didepannya itu terbuka menampilkan seorang dokter dari sana dengan cepat ia pun berdiri dan mendekat.

"Ba-Bagaimana keadaan su-Ah maksud saya pasien didalam dokter?" tanya Jongin sedikit menuntut dan entah kenapa dirinya tak enak hati untuk menyebutkan jika Sehun adalah suaminya.

Sang dokter melihat kepanikan Jongin itu tersenyum lalu menyentuh pundak sempit tersebut.
"Tenang lah, Operasinya berjalan dengan lancar dan kau akan mengetahui keadaan pasien setelah dipindahkan kekamar inap... Saya permisi dulu" pamit dokter itu dan Jongin terdiam mengangguk mengiyakan.

Setelah kepergian dokter tersebut Jongin masuk kedalam disana masih terdapat seorang suster yang sepertinya mengecek kembali keadaan Sehun. Meyadari kedatangan Jongin suster tersebut membungkukkan badan lalu berniat pergi namun Jongin lebih dulu menghentikannya.

"Boleh aku tanya sesuatu?" tanya Jongin dan suster tersebut mengangguk mengiyakan. Jongin menoleh sekilas kearah Sehun lalu kembali menoleh kearah suster didepannya.

"Ba-bagaimana keadaannya?"

"Ah! Tidak ada yang serius tuan hanya saja tuan Oh Sehun kekurangan banyak darah namun untungnya rumah sakit kami menyediakannya, dan sekarang baik-baik saja hanya perlu menunggu nya sadar. Dan sebentar lagi akan dipindahkan diruang inap... Saya permisi dulu"  Jongin mengangguk mengiyakan.

"Terima kasih" ucap Jongin sembari menatap kepergian suster tersebut dan kini tinggalah Jongin sendiri disana.

Menatap Sehun dari kejauhan dan perlahan ia menggerakkan kakinya mendekat arah ranjang,  matanya memanas ketika melihat Sehun yang menutup mata. Tangan kanannya bergerak ingin menyentuh tangan kiri Sehun namun terhenti ketika sedikit lagi tersentuh, ia tersenyum sejenak.

"Aku senang kau tak terluka serius, dan lagi aku juga sangat sesak jika harus melihat mu seperti ini..."
Jongin menjeda ucapannya saat air mata yang sedari tadi ia pertahankan agar tidak terjatuh itu pun kini lolos begitu saja mengalir indah di kedua pipi nya.

"Lebih baik aku melihat Sehun yang selalu menatap ku tajam, melihat Sehun yang selalu berkata kasar, melihat Sehun yang selalu mengacuhkan ku hiks... Melihat Sehun hiks... Melihat Sehun yang selalu memukul ku dengan tangannya, bangun lah Sehun hiks... Maafkan aku..." gumam Jongin disela tangisnya.

"Bangun lah dan pukul aku jika kau marah, lampiaskan amarah mu padaku hikss...Sehun" racaunya dengan tangan kanan memegang dan menempelkan tangan kiri Sehun ke pipinya serta menepuknya beberapa kali berharap pukulan keras dari tangan yang lebih besar darinya itu terjadi.

"Maafkan aku, tidur lah dan jangan lupa untuk bangun... Aku sudah menanda tangani surat cerai hiks... Hanya tinggal tanda tangan mu saja hiks... Seharusnya kau senang, ayo bangun lah.." tangis Jongin semakin menjadi sesaat dadanya semakin sesak ketika mengingat surat cerai yang baru saja ia tanda tangani beberapa jam yang lalu.

Jongin terdiam sejenak lalu dengan cepat ia mengusap kasar air matanya saat mendengar pintu terketuk, didetik kemudian ia tersenyum saat melihat dua orang suster yang Jongin yakini akan memindahkan Sehun kekamar inap.

✔️Saranghae [hunkai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang