S-14

6.8K 755 94
                                    

Happy Reading!!!

________








"Sial seharusnya aku membawa jaket tadi" umpat seorang remaja yang tengah berjalan kedinginan dengan tangan membawa sebungkuk obat yang sepertinya anak itu dari apotek.

Menatap jalan yang sungguh sepi tak mungkin ada kendaraan umum disekitarnya hanya sebuah mobil yang lewat bisa ia hitung itu.

"Haaah~ jalan kaki saja" gumamnya lalu melanjutkan langkahnya.

Hampir dekat dengan rumahnya hanya butuh menyebrang saja itu pandangannya teralihkan pada seseorang yang nampak berjalan putus asa ditengah jalan.

"Tak sayang umur..." gumamnya namun saat langkah pria itu sampai dibawah lampu penerang jalan ia membulatkan matanya.

"Tapi tunggu aku seperti mengenalnya" gumamnya lagi seperti mengingat sesuatu dan yah ia teringat sekarang, dia---Jongin yang bicara padanya saat dirinya mengantarkan koran beberapa hari yang lalu.

Puas akan pikirannya ia menatap lagi arah Jongin dan tepat disaat itu ia terkejut saat sebuah mobil melaju kencang nan oleng itu kearahnya.

Menjatuhkan plastik yang digenggamnya itu lalu berlari cepat kearah Jongin..

"BIBI AWASS!!"

Mendengar teriakan Jongin berhenti dan menatap depannya.
"Anak itu lagi..." gumam Jongin tersenyum menatap anak pengantar koran itu tengah berlari kearahnya.

Tiiiinnnnn....

Jongin menoleh kebelakang saat melihat sebuah mobil melaju kencang kearahnya.

"Selamat tinggal... Sehun..." gumam Jongin tersenyum lalu menutup matanya saat beberapa detik lagi mungkin ia tak dapat melihat Sehun lagi dan..

Hup.... Brukkk...

"Akhh...sial punggung ku"
Jongin membuka mata saat tubuhnya tak merasakan sakit sedikit pun. Jongin mendongak dan membulat saat anak itu menolongnya.

"Bibi tidak pa-pa?" tanya anak tersebut disertai senyuman puasnya.

Jongin yang sadar menidihkan tersebut lalu ia bangun dari atas tubuh anak tersebut.

"Ma-Maafkan aku! Kau tak apa nak?" tanya Jongin panik.

"Namaku Park Jisung Bibi" ucapan anak yang baru saja memperkenalkan diri itu pun membuat Jongin bungkam. Dan ringisan kini tercetak jelas diwajah Jongin.

"Tangan mu terbentur jalan ya? Maafkan aku bibi" ucapnya lagi dan Jongin menatap Jisung, entah kenapa matanya terasa panas dan berakhir ia pun menangis.

"Kenapa kau tak membiarkan ku mati saja hiks... Biarkan aku mati saja, aku lelah hiks...aku lelah..." tangis Jongin pecah tak peduli jika ada Jisung didepannya.

Jisung yang tadinya masih terbaring itu pun bangun dan duduk menatap Jongin yang menangis itu,
"Menangislah bibi, mungkin itu akan membuat hati mu membaik" ucap Jisung memegang pundaknya yang terasa sakit itu.

"Aku...Aku berharap ingin mati tapi kenapa kau menyelamatkan ku hiks... KENAPA?" Jisung terdiam mendengar racauan Jongin yang ingin mati tadi.

Dan Jisung membulatkan matanya saat Jongin menangis dengan menggigit lengan kanannya hingga berdarah, dengan cepat pula Jisung menarik tangan Jongin hingga darah tersebut menetes mengotori jalan.

"Hentikan Bibi! Jangan menyakiti dirimu--"

"Kenapa? Ini sama sekali tidak sakit hiks... Aku hanya ingin lepas dari beban menyakitkan ini hiks... Tapi KENAPA KAU JUSTRU MENGHALANGINYA--"

✔️Saranghae [hunkai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang