Minho hendak berangkat ke sekolah. Ia melihat salep lebam yang diberikan HwaYoung kemarin. Minho melihat kaca, lebamnya masih terlihat, ia mengoleskan salep itu pada wajahnya yang lebam.
Teringat perkataan HwaYoung kemarin 'Udah terima aja. Lagian disini gaada yang lebam gara gara tawuran kayak lo sekarang.'
Minho tersenyum mengingat itu. "Dasar cewe aneh."
Setelah itu, ia langsung turun ke lantai bawah untuk berangkat.
"Tawuran kamu Ho?" Suara Papanya terdengar sangat dingin.
Minho sebenarnya malas meladeninya, tapi Papanya sudah berdiri di depannya sambil mengamati mukanya yang terdapat luka dan lebam.
"Mau jadi apa kamu Ho?" Tanya Papanya lagi.
"Yang jelas Minho gamau jadi seperti Papa yang ngebiarin Mama pergi." Jawab Minho sambil menatap dingin ke Papanya. Memori tentang Mamanya berputar kembali.
Papa Minho tersentak mendengar jawaban dari anaknya itu.
"Kamu?!" Papanya Minho memancarkan amarah di matanya.
"Pa, sekarang Minho mau berangkat, nanti kalo telat malah bikin nama baik Papa buruk kan Pa?" Kata Minho, lalu langsung berlalu dan melesat dengan motor sport kesayangannya.
HwaYoung dan Yena baru saja keluar dari lab setelah pelajaran pertama berakhir. Mereka melihat banyak sekali kerumunan yang melihat ke arah lapangan.
"Ada apa sih?" Tanya HwaYoung.
"Tau deh, mendingan kita ikutan liat aja Young." Kata Yena dan menarik tangan HwaYoung untuk mendekat.
Ternyata di lapangan banyak sekali anak laki laki yang sedang dihukum. Mereka semua adalah anak laki laki yang kemarin ikut tawuran.
"Aah, dia juga kena ya?" Kata HwaYoung karena melihat Minho yang berada di dalam barisan.
"Siapa?" Tanya Yena yang tidak mengerti siapa yang dimaksud HwaYoung.
"Itu si Minho." Jawab HwaYoung.
"Ya jelas lah, kan dia ikut tawuran, gimana sih?" Omel Yena.
"Ehehehe iya iya." HwaYoung tertawa sambil menggaruk kepalanya.
HwaYoung dan Yena kembali berjalan menuju kelas.
Duagh! Sebuah bola futsal tiba tiba mengenai muka HwaYoung. HwaYoung yang tidak sadar langsung terjatuh, membuat Yena berteriak.
"ASTAGA HWAYOUNG!" Teriak Yena panik dan langsung berjongkok.
"Aaaaaa sakit Yen." HwaYoung meringis sambil memegang pipi sebelah kirinya.
"Kak, maaf saya ga sengaja." Seorang anak laki laki menghampiri HwaYoung dan Yena.
"DUH, MANGKANYA HARI HATI DONG KALAU MAIN." Oceh Yena.
Ternyata ada segerombolan anak kelas 10 yang memang sedang bermain bola di pinggir lapangan.
"Udah udah, lain kali hati hati ya kalau main." Kata HwaYoung
"Eh darah, hidung lo berdarah. Ayo ke UKS." Yena langsung membantu HwaYoung berjalan menuju UKS.
"Eh napa tuh?" Bisik salah satu anak yang sedang dihukum di lapangan.
Semua anak yang di hukum bisa melihat kerumunan di koridor, begitu pula Minho.
Mata Minho membesar ketika melihat HwaYoung yang dibantu Yena berjalan menuju UKS.
"Ho, itu bukannya HwaYoung ya?" Bisik Hyunjin.
"Hm mm." Minho hanya bergeming menanggapi Hyunjin, tapi matanya masih mengikuti HwaYoung.
HwaYoung sudah ditangani oleh anak PMR, mimisannya pun sudah berhenti.
"Kak, sekali lagi maaf ya kak." Anak tadi masih minta maaf.
"Iya gapapa, udah sono. Kan gue ga gegar otak ehehehe. Lain kali hati hati ya." Kata HwaYoung sambil terkekeh.
"Makasih banyak kak." Kata anak itu lagi lalu pergi keluar UKS.
"Masih sakit ga? Pusing? Atau pandangan lo jadi kabur?" Tanya Yena menginterogasi.
"Udah sih, cuma ini tulang pipi gue masih rada sakit sama gue rada pusing." Keluh HwaYoung.
"Duh, yaudah sambil terus di kompres pipi lo nya terus tiduran aja." saran Yena.
"Iya Yen siap. Sono lo ke kelas, udah masuk loh ini."
"Yakin lo gapapa sendiri?" Tanya Yena meyakinkan.
"Iya gapapa." HwaYoung mengangguk.
Yena keluar UKS dan HwaYoung tidur untuk menghilangkan pusingnya.
Setelah beberapa lama, HwaYoung terbangun. Ia melihat jam, empat puluh lima menit lagi waktu pulang. HwaYoung tidak menyangka ia sudah tidur cukup lama.
Seseorang mengetok pintu, lalu masuk. HwaYoung pikir itu Yena. tapi, yang muncul malah sosok Minho. HwaYoung mengerjap ngerjapkan matanya karena takut salah lihat atau mengalami halusinasi.
Minho mendekat dan menyernyit heran karena HwaYoung yang mengerjapkan matanya beberapa kali.
"Kenapa lo?" Tanya Minho
"Eh? Lo beneran Minho?" Tanya HwaYoung.
"Dasar cewek aneh." Kata Minho dingin.
"Ah iya, beneran Minho." Kata HwaYoung maklum.
Tanpa sadar, Minho tersenyum kecil.
"Heh, lo bisa senyum?" Tanya HwaYoung exited
Minho langsung kembali bermuka datar.
"Salah liat lo." Katanya dingin.
"Ah ngga ko haha ternyata lo bisa senyum juga." Kata HwaYoung sambil tertawa tertahan karena pipinya yang masih nyut nyutan.
😽😽😽😽😽

KAMU SEDANG MEMBACA
Last Dance [Lee Know] ✓
Fanfiction"Ya lo pake otak lah." Minho "Ya mana gue tau kalo ada tangga disitu." HwaYoung Yang satu dingin, yang satu aneh, apa mereka bisa berdamai? Atau akan selalu mengibarkan bendera perang? Ayo kita baca aja supaya tau cerita mereka 😉