HwaYoung sedang berada di rumah Minho. Minho bilang bunda kangen HwaYoung, jadi HwaYoung main ke rumah Minho.
Bukan hanya Bunda, ternyata Papa Minho juga sedang berada di rumah. HwaYoung sedikit canggung karena ia belum pernah mengobrol dengan Papa Minho.
"Pacarnya Minho ya?" Begitu tanya Papa Minho saat melihat HwaYoung.
"Eh? Hehe bu..bukan Om." HwaYoung langsung mengelak.
"Soon Pa." Jawab Minho dan segera menarik HwaYoung menemui Bunda sebelum Papanya bertanya lebih jauh.
'Soon soon mulu, kapan benerannya Ho?' Tanya HwaYoung dalam hati.
Seiring berjalannya waktu, ternyata HwaYoung bisa menyesuaikan diri dengan Papa Minho. Keluarga kecil itu tampak hangat dan sangat welcome dengan HwaYoung.
"Ayo kita makan siang dulu." Ajak Papa Minho.
"Iya, bunda kan tadi udah masak makanan spesial pokoknya karena ada HwaYoung." Kata Bunda sambil merangkul HwaYoung
Minho hanya tersenyum melihat HwaYoung yang sedekat itu dengan bunda, sedangkan Papa Minho tersenyum melihat anaknya yang sudah beranjak dewasa.
"Mau nambah Young?" Tanya Bunda Minho.
"Hehe boleh Bun, mau ayam asam manisnya Bun." Kata HwaYoung dengan malu malu.
Minho terkekeh melihat HwaYoung yang tidak malu malu.
Papa Minho seperti teringat sesuatu.
"Oh iya Minho, paspor kamu unt...""Uhuk..uhuk..uhuk.." Minho terbatuk dan sambil menggelengkan kepalanya mengisyaratkan Papa supaya tidak menyinggung tentang itu.
HwaYoung yang kaget langsung memberikan Minho Minum, dan untungnya HwaYoung tidak terlalu sadar dengan apa yang Papa Minho bicarakan.
HwaYoung menepuk nepuk punggung Minho.
"Astaga Ho, pelan pelan makannya.""Hehe iya iya."
Bunda dan Papa Minho saling berpandangan sebentar.
HwaYoung membantu Bunda untuk menaruh piring kotor ke belakang sedangkan Minho dan Papanya duduk di ruang keluarga.
"Ho, kamu belum bilang kalau beberapa hari lagi kita..." Papa Minho sengaja menggantung kalimatnya dengan suara yang pelan.
Minho menggeleng. "Belum Pa, Minho gamau HwaYoung sedih. Apalagi kita pergi pas sesudah prom."
Papa Minho menepuk pundak anak lelakinya itu. "Papa tau, tapi bukannya dia lebih sedih kalau kamu pergi mendadak? Bagaimanapun dia harus tau Ho."
Minho merenungi kata kata Papanya.
Minho mengajak HwaYoung ke gazebo belakang rumahnya yang menghadap ke kolam renang.
"Ho, dari kemarin kayaknya kita ketemu terus ya? Walaupun sekolah libur kita tetep ketemuan, taman, bioskop, timezone, bazaar, rumah lo, rumah gue. Pokoknya kita sering ketemu banget ya?" Ucap HwaYoung panjang lebar dengan senyuman di wajahnya.
"Kenapa? Bosen ya?" Tanya Minho bercanda.
HwaYoun segera menggeleng. "Ngga ko, gue seneng malah."
Minho tersenyum dan memalingkan wajahnya. Ia menghirup oksigen dalam dalam dan menghembuskannya perlahan.
"Young, sebenernya gue mau jujur sama lo." Ucap Minho.
HwaYoung panik, jantungnya berdetak cepat. Buru buru ia melihat wajah Minho untuk melihat apa arti dari kata katanya itu. Tapi yang HwaYoung lihat hanyalah semburat sedih yang menghiasi wajah tampan Minho.
"Ada apa Ho?" Tanya HwaYoung setenang mungkin.
"Gue sekeluarga mau pindah ke Jepang Young."
Waktu serasa berhenti bagi HwaYoung. Ia berharap ia hanya salah dengar atau Minho mencoba mengerjainya.
"Hahaha bercanda lo apaan si Ho?" HwaYoung tertawa hambar.
Minho hanya menunduk lesu.
"Ho jawab gue! Gausah bercanda!" HwaYoung mengguncang lengan Minho.
"That's all true. Gue juga sebenernya bingung mau ngasih tau lo gimana, gue gamau bikin lo sedih."
Mata HwaYoung memanas. Ia tidak bisa berpikir jernih. Orang yang ia pikir akan selalu ada untuknya akan pergi ke negara lain.
"Kapan Ho?" Tanya HwaYoung.
"Sehari sesudah prom."
Air mata lolos dari mata HwaYoung.
"Young..." Minho melangkah dan mendekap HwaYoung.
HwaYoung menangis di dada Minho. Menumpahkan semua perasaannya.
"Young sorry."
"Ho, gue mau pulang." HwaYoung melepaskan pelukannya dan menghapus air matanya.
"Gue mau pulang sendiri." Tegas HwaYoung dan ia berbalik.
"Gue anter. Gue gamau lo kenapa napa." Minho menahan tanga HwaYoung.
HwaYoung hanya diam dan menurut.
😽😽😽😽😽
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Dance [Lee Know] ✓
Fanfiction"Ya lo pake otak lah." Minho "Ya mana gue tau kalo ada tangga disitu." HwaYoung Yang satu dingin, yang satu aneh, apa mereka bisa berdamai? Atau akan selalu mengibarkan bendera perang? Ayo kita baca aja supaya tau cerita mereka 😉