35

826 96 3
                                    

"Ga gitu Young. Nih ya kalo gue mundur, lo maju." Yena mengajari HwaYoung berulang-ulang, apalagi kalau bukan latihan dansa untuk prom?

HwaYoung hanya mengangguk-ngangguk mengerti.

Lelaki yang lain memperhatikan mereka dari sofa yang letaknya lumayan jauh dari tempat HwaYoung dan Yena latihan.

"Mau sampe kapan lo saling sayang gitu tapi ga nembak dia Ho?" Hyunjin membisikkan Minho yang ada di sebelahnya.

Minho menoleh dan tersenyum miris. "Harus ya Hyun?" Minho bertanya balik.

"Ya harus lah, lo mau dia di tembak orang lain?" Jungwoo duduk di sebelah Minho dengan membawa beberapa cemilan. Oh ya, hari ini mereka berkumpul di rumah Yena.

"Kan udah dulu sama Woojin. Gimana sih lo?" Oceh Hyunjin sambil mengambil snack yang dipegang Jungwoo.

"Ih siniin ga!" Jungwoo tidak terima makanannya diambil Hyunjin.

Minho hanya bisa menghindar dari para manusia kelaparan itu. Paldahal sebelumnya mereka sudah makan siang.

HwaYoung duduk di sebelah Minho sedangkan Yena pergi ke dapur untuk mengambil minuman serta snack.

"Gimana bisa ga?" Tanya Minho

"Ya gitu deh. Bisa sih pasti kalo lama lama."

"Bagus, gitu dong, jangan sampe malu maluin nanti pas prom." Ledek Minho

"Heh enak aja lo Ho. Lo juga latihan jangan sosoan bisa. Nanti malah lo lagi yang malu maluin. wleee." HwaYoung berlari kearah Yena dan mengambil gelas berisi sirup jeruk yang sepertinya sagat menyegarkan.

"Haus bu?" Tanya Yena

"Banget hehe."

"Eh guys gue baru inget." Hyunjin membuat semua menoleh kepadanya.

"Apaan?" Tanya Jungwoo

"Lo ke prom sama Yena. Minho sama HwaYoung. Terus gue sama sapa dong?" Hyunjin menunjuk dirinya sendiri.

Yang lain hanya saling tatap bergantian lalu dengan serempak bilang. "Sendiri." lalu mereka semua tertawa kecuali Hyunjin yang langsung memasang wajah masam.

"Iya iya gue sendiri. Liat aja, pangeran kayak gue walaupun datang  sendiri nanti banyak yang nyantol." Hyunjin membangga banggakan dirinya.

Semuanya hanya mengangguk menyetujui Hyunjin. Takut Hyunjin ngambek lagi.

"Iya deh Hyun percaya." HwaYoung

"Iyain biar cepet." Yena

"Y." Jungwoo

"Serah." Minho.

Mereka melanjutkan bengobrol. Membahas mengenai sekolah sampai film yang lagi ramai ramainya di bioskop.




Minho melaju dengan kecepatan sedang. Ia habis mengantar HwaYoung pulang. Bukannya pulang, Minho malah menuju rumah Hyunjin.

Hyunjin yang baru saja keluar kamar mandi langsung turun dan membuka pintu depan karena bel yang berbunyi beberapa kali.

"Heh lu udah kangen sama gue Ho?" Tanya Hyunjin kaget karena yang dilihatnya adalah Minho.

"Gue masih normal woi. Mamah mana Hyun?" Minho melangkahkan kakinya masuk, tidak peduli dengan Hyunjin yang menatapnya dengan tatapan 'Tumben ini anak basa basi. Kan dia tau nyokap gue ke London'

"Kan ke London. Lo kayak gatau Mamah aja." Hyunjin menutup pintu.

"Hehehe." Minho hanya terkekeh dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Hmmm ada apa nih. Biasanya lo kalo udah kayak gini pasti ada something." Kata Hyunjin dengan tatapan menyelidik.

Minho menghempaskan tubuhnya di sofa.

"Ah Hyun gue gatau harus gimana...."

Hyunjin duduk di sebelah sahabatnya itu.

"Kenapa lo? Apa yang harus gimana?"

"Jadi pas Papa ngajak gue sama Bunda balik ke rumah, Papa punya usul buat ngajak gue sama Bunda pindah ke Jepang. So, gue seneng keluarga gue utuh lagi. Tapi si satu sisi lo pasti tau apa yang gue pikirin Hyun."

Hyunjin menganga saat mendengar perkataan Minho.

"Gila, gue ganyangka kalo sampe pindah gitu. Kapan anjir?!"

"Dalam waktu dekat ini. Habis prom maybe. Soalnya Papa juga harus rapat sama pengurus yayasan juga."

"Ah iya! HwaYoung gimana? Tau ga?"

Minho menggeleng lemah.

Hyunjin turut prihatin mengenai kisah percintaan sahabatnya itu.

"Jadi ini yang buat lo gabisa nembak HwaYoung? Kenapa ga LDR aja sih?" Usul Hyunjin.

"Gue ga yakin kalo HwaYoung mau LDR, gue juga ga yakin gue bisa."

"Coba aja dulu, ajak ngomong yang nyenggol masalah LDR, nanti lo liat reaksi dia. Nanti gue bantu deh." Hyunjin menepuk pundak Minho.

Minho mengangguk paham.

"Satu lagi." Hyunjin mengingatkan.

"Bagaimanapun nanti, HwaYoung harus tau kalo lo bakal pindah. Jangan dadakan Ho. Ditinggal pas lagi sayang sayangnya tuh sakit tau." Hyunjin mengoceh.

"Gausah curhat anjir." Minho menjitak kepala Hyunjin.

"Kan gue mewakili perasaan kebanyakan orang di luar sana. Gimana sih lo!"

Minho hanya menggeleng menanggapi sahabatnya yang terlalu banyak nonton drama itu.

'Semoga semuanya akan baik baik aja'
-Minho-

😽😽😽😽😽

Last Dance [Lee Know] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang