18

997 126 5
                                    

"Heiii gimana kemaren ngedatenya?" Tanya Yena pada HwaYoung yang baru saja menaruh tas dibangkunya.

HwaYoung memandang Yena tidak percaya.

"Gue baru dateng Yen, dan kemaren gue sama Woojin bukan ngedate. Ok?" HwaYoung menjelaskan pada Yena dan menjitak kepala sahabatnya itu.

"Aw, iya iya, gausah ngejitak juga dong." Yena mengelus kepalanya.

"Uuuuu sakit ya hahaha." HwaYoung ikut mengelus kepala Yena lalu tertawa.

Disaat yang bersamaan, pandangan HwaYoung teralihkan ke jendela yang terletak di samping tempat duduknya.

Minho berjalan dengan santai ke arah kelasnya.

"Segitu terpesonanya ya lo sama Minho?" Tanya Yena yang mengikuti kemana mata HwaYoung melihat.

HwaYoung yang seakan baru tersadar langsung menangagpi.

"Hah? Eh ngga bukan gitu. Ga biasanya aja itu anak dateng sebelum jam masuk sekolah. Kan masuk masih lima belas menit lagi." Kata HwaYoung sambil berpikir.

Yena hanya mengangguk sambil membulatkan mulutnya.

"Oh iya Yen, gue mau cerita." HwaYoung tiba tiba mengingat sesuatu.

"Apaan Young?" Yena penasaran.

"Kemaren pas gue makan sama Woojin di Mall, masa kata Woojin dia kayak ngeliat Minho sama Hyunjin?" Jelas HwaYoung.

"Eh? Dimananya? Gimana gimana?" Yena makin penasaran.

"Iya jadi kan gue lagi makan sama Woojin ya? Terus Woojin kayak lagi ngeliat keluar, kayak ngamatin gitu. Gue tanya aja kenapa, katanya dia kayak liat Hyunjin sama Minho. Mungkin ga sih?" HwaYoung merasa gemas sendiri.

"Hmm, bisa aja sih. Tapi penglihatan Woojin juga bisa aja salah." Yena berusaha memberikan kemungkinan untuk HwaYoung.

"Iya juga sih, tapi masa iya Minho sama Hyunjin ke Mall?" Tanya HwaYoung lagi.

"Ya emang kenapa? Suka suka mereka lah gimana sih lu? Aneh dasar."

"Eh iya juga sih, ya bodoamat ya mereka ke Mall apa ngga hehehe."

Yena hanya geleng geleng kepala menanggapi HwaYoung.














"Hai Guys, gue gabung ya." Hyunjin langsung duduk di sebelah Jungwoo, yang satu meja juga dengan Yena dan HwaYoung di Kantin saat istirahat.

"Minho mana?" Tanya Jungwoo.

HwaYoung dan Yena juga melihat Hyunjin seperti ingin menanyakan pertanyaan yang sama. Maklum saja, Hyunjin dan Minho sudah seperti kakak beradik yang hampir selalu bersama.

"Lagi ke toilet dulu dia." Jawab Hyunjin dan langsung minum es jeruk yang dibawanya.

"Kok lu gaikut?" Tanya Yena.

"Ya ngapain anjir? Ntar dikira homo gue." Kata Hyunjin yang bergidik geli.

"Lah bukannya iya?" Jungwoo menimpali.

"Heh cewe sama cowo sama aja anjir. Mana ada seorang pangeran kayak gua sama Minho? Ada ada aja lo." Hyunjin misuh misuh sendiri.

"Sabar Hyun sabar. Hahaha." HwaYoung mencoba menenangkan Hyunjin.





"Sini Ho." Hyunjin melambaikan tangannya ke arah Minho yang sedang berjalan.

HwaYoung menoleh ke arah Minho. Melihat Minho yang berjalan ke arah mejanya, jantung HwaYoung tiba tiba berdetak kencang. HwaYoung mengalihkan pandangannya.

Brugh

Minho menabrak seseorang, atau lebih tepatnya orang itu menabrak Minho. Saat Minho melihat siapa yang menabraknya, Minho sudah malas.

"Sorry." Ucap Minho dan langsung berjalan, tapi bahu Minho ditahan oleh Vernon, orang yang tadi tabrakan dengan Minho.

"Cih, segampang itu?" Ucap Vernon yang sudah memasang muka liciknya. Minho sudah malas menanggapi, namun apa boleh buat? Vernon tidak bisa didiamkan.

Hyunjin dan Jungwoo sudah berdiri sedangkan HwaYoung menatap Minho khawatir.

"Apa mau lo?" Tanya Minho dingin.

"Haha belagak banget ini anak. Jangan mentang mentang lo anak pemegang saham jadi lo sok kuasa." Vernon sudah memulai.

"Kenapa? Takut?" tantang Minho.

"Belagu lo!" Vernon tersulut emosi dan langsung menonjok Minho.

Minho yang tidak mengira akan menerima tonjokan langsung tersungkur. Hyunjin dan Jungwoo serta beberapa anak laki laki lain langsung melerai.

Minho langsung bangun dan ingin menonjok Vernon balik walau sudah ditahan oleh Hyunjin.

HwaYoung berlari ke kerumunan itu diikuti Yena.

Minho melihat HwaYoung dengan wajah khawatirnya, hal itu membuat Minho sulit sekali untuk menonjok Vernon.

"Kenapa? Takut lo hah?" Vernon masih emosi.

Untungnya Guru datang dan langsung membubarkan kerumunan. Setelah mendengar cerita kejadiannya, Vernon dibawa ke ruang BK.

"Ho, pipi lo." Kata HwaYoung khawatir.

Minho membuang muka. "Gapapa."

"Duh kenceng juga itu bogem." Kata Jungwoo.

"Ayo ke UKS. Young, lo bisa ngobatin kan? bantuin kuy." Hyunjin langsung menyeret Minho.

HwaYoung mengangguk.

"Gih, ntar gue nyusul." Kata Yena sambil tersenyum.

HwaYoung mengikuti Hyunjin yang sudah beberapa langkah di depan.

😽😽😽😽😽

Last Dance [Lee Know] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang