27

882 118 11
                                    

"Jeong, buruan anter kakak ih." HwaYoung sudah mengomeli Jeongin yang berjalan malas setelah mengambil kunci motor miliknya.

"Iya iya tau kok yang mau ngerayain ulang tahun kak Minho. Biasanya juga jam segini masih tidur." Cibir Jeongin.

"Hehehe, ululuuuu jangan ngambek deh, nanti kakak beliin roti yang banyak." HwaYoung mencoba merayu Jeongin yang akhirnya tersenyum dan mengangguk.

HwaYoung diantar Jeongin ke toko roti yang pernah ia datangi dulu. Semalam, HwaYoung sudah memesan kue ulang tahun.

"Selamat pagi Bi." HwaYoung menyapa sang pemilik toko yang sedang menata roti yang sepertinya masih hangat.

"Pagi HwaYoung, pasti mau mengambil kue ulang tahun yang semalam dipesan ya?"

"Betul Bi."

HwaYoung menuju tempat dimana kue ulang tahun untuk Minho berada. HwaYoung tersenyum saat kue yang didominasi warna putih itu bertuliskan 'Selamat Ulang Tahun Olaf' dengan pasta mint berwarna biru. persis seperti permintaannya.

"Nah, apa ada yang kurang?"

"Perfect Bi, HwaYoung suka, kue nya bagus."

"Wah terimakasih. Kalau begitu Bibi bungkus dulu ya."

HwaYoung mengangguk mengiakan.

"Kak, sekalian bayarin ini ya." Jeongin berbicara sambil mendekat ke arah HwaYoung.

"Siaaap, kamu pil.... ASTAGA JEONGIN KAMU BELI BUAT PERSEDIAAN SEMINGGU ATAU APA?!" HwaYoung kaget karena Jeongin membawa nampan berisi hampir semua jenis roti yag ada di toko.

"Kan kakak tau Jeongin suka roti. ini juga buat Kakak sama Mama kok."

HwaYoung menghela napas.

"Iya adik gue yang paling lucu kayak bayiiiii." HwaYoung mencubit pipi Jeongin.

"Ih kakak Jeongin udah dewasa ya, bukan bayi lagi!" Jeongin langsung cemberut karena tidak terima dengan apa yang kakaknya bicarakan.

"Iya deh iyaaaa."

"Ini kuenya HwaYoung." Bibi memberikan kue yang sudah dikotakkan, cantik.

"Wah terimakasih Bi, ini sekalian HwaYoung beli rotinya."

"Jeongin suka roti ya?" Tanya Bibi pemilik toko.

Jeongin menjawab dengan senyumannya yang lucu dan mengangguk.

"Sering seringlah mampir, nanti akan bibi beri gratis satu untuk Jeongin, ok?"

"Wah terimakasih banyak Bi." Jeongin mengangguk memberi hormat.

"Terimakasih Bi." HwaYoung dan Jeongin menuju taman setelah selesai membayar.


HwaYoung melihat jam tangannya. sudah jam 10.10. Minho pasti sudah berada di taman. HwaYong melihat Minho dari kejauhan dan menyuruh Jeongin memarkirkan motornya di arah belakang Minho.

Jeongin membantu HwaYoung menyalakan lilin, setelah itu Jeongin pulang ke rumah karena ia tidak ingin menjadi nyamuk nanti.

HwaYoung berjalan hati hati ke arah Minho yang duduk di bawah pohon rindang. Posisi Minho sekarang memunggungi Hwayoung, jadi HwaYoung tidak akan ketahuan. Untung saja angin tidak bertiup kencang, jadi lilinnya juga aman.

HwaYoung bernyanyi saat sudah dekat Minho.

"Happy Birtday olaf, Happy Birthday olaf~"

Minho menoleh dan langsung berdiri. Minho menatap HwaYoung tidak percaya, sungguh di luar ekspektasinya kalau HwaYoung akan membawakannya kue, bahkan Minho juga tidak membayangkan kalau HwaYoung tau ulang tahunnya.

"Gausah terpesona gitu lo Minho." HwaYoung membuyarkan lamunan Minho.

"Kok..l..lo bisa tau hari ini ulang tahun gue?" Tanya Minho yang masih tidak percaya.

"Ya tau lah, gue gitu loh. Udah buruan make a wish sama tiup lilin." Dalam hati, HwaYoung berterimakasih pada Hyunjin.

Minho terkekeh manis dan mengusak rambut HwaYoung gemas.

HwaYoung hanya tersenyum sambil menyembunyikan detak jantungnya.

Minho memejamkan mata, terlihat bulu matanya yang indah, HwaYoung terpaku sesaat, setelah itu Minho membuka matanya dan meniup lilin.

HwaYoung dan Minho duduk di bangku yang tadi Minho duduki. HwaYoung segera mencabuti lilin yang ada di atas kue.

"Eh, kok olaf sih?" Minho sepertinya baru sadar kalau nama yang ada di atas kue bukan namanya.

"Di film Frozen olaf itu apa coba?"

"Boneka salju." Jawab Minho polos.

"Salju itu es kan?"

"Iya." Minho masih menjawab dengan muka polosnya yang membuat HwaYoung gemas.

"Manusia es itu kamu, yaudah sama kan hehe."

"Eh dasaaaaar." Minho mengacak ngacak rambut HwaYoung.

"Ih hobi banget ngacak ngacakin rambut gue deh." HwaYoung protes.

Setelah perdebatan kecil, akhirnya HwaYoung memotong kue menjadi dua potongan untuk ia dan Minho makan.

HwaYoung sudah sedia garpu dan piring kertas khas ulang tahun di tas nya. Tidak lupa HwaYoung membawa kotak makan supaya kuenya bisa dibawa pulang Minho.

"Huaaah enak banget kuenyaaa, gimana Ho?"

Minho mengikuti HwaYoung memasukkan satu suapan kue ke dalam mulutnya.

Mata Minho membulat, rasa kue ini membawa kenangan tentang Mamanya. Minho terdiam sejenak. Tangannya gemetar dan ia menyuapkan potongan berikutnya.

😽😽😽😽😽

Last Dance [Lee Know] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang